Mencuci Piring dan Menyapu Ternyata Punya Manfaat Baik untuk Kesehatan

Melakukan aktivitas ringan sehari-sehari seperti memasak atau mencuci piring juga termasuk memberikan manfaat baik untuk kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2023, 09:00 WIB
Tips Memasak Ayam Rendang
Ilustrasi memasak ayam rendang/credit: unsplash.com/jason

Liputan6.com, Jakarta - Olahraga secara teratur memang penting untuk menjaga kebugaran tubuh. Sesuai dengan rekomendasi WHO, Anda disarankan untuk berolahraga dengan intensitas sedang hingga tingga setidaknya 150 menit per minggu.

Olahraga yang bisa dilakukan juga bervariasi, mulai dari jalan cepat, lari, hingga balap sepeda.

Kendati demikian, nyatanya ada banyak aktivitas fisik ringan seperti mencuci piring, memasak, menyapu, atau berbelanja di pasar yang memiliki manfaat baik untuk kesehatan,

"Aktivitas fisik ringan tampaknya menjadi kunci keberhasilan terkait hampir semua kondisi kesehatan," ucap Andrew Agbaje, MD, seorang ahli epidemiologi klinis di University of Eastern Finland kepada WebMD.

Masalahnya, banyak orang yang bahkan sangat jarang melakukan aktivitas ringan tersebut karena sedentary lifestyle (aktivitas kurang gerak) yang sudah mengakar seiring bertambahnya usia.

Misalnya, seorang anak yang sangat lincah ketika masih berusia 11 tahun mungkin berubah jadi mageran setelah menginjak usia 24 tahun. Namun, bukan berarti ini merupakan 100 persen kesalahan anak tersebut.

Lingkungan serta orang-orang disekitarnya mungkin memiliki andil mengapa anak-anak bisa mengadopsi sedentary lifestyle, tuturnya, menyebut berbagai aktivitas seperti mengerjakan PR, sekolah, atau membaca yang biasanya dilakukan sambil duduk. Sementara waktu luangnya digunakan untuk bermain gadget, yang tentu saja membuat mereka tambah betah duduk.

"Kita bermain dengan bom waktu," kata Agbaje.

Dikutip dari WebMD, dalam sebuah penelitian terhadap hampir 800 anak-anak, Agbaje mengukur bagaimana aktivitas anak-anak yang berusia antara 11 hingga 24 tahun berubah.

Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi protein C-reaktif mereka, yang merupakan penanda utama peradangan sistemik. Peningkatan kadar protein ini bisa menjadi tanda peringatan dini penyakit kardiovaskular.

Hasil Penelitian

[Fimela] Ilustrasi Cuci Piring
Ilustrasi Cuci Piring | unsplash.com

Beberapa temuan menonjol yang diperoleh dari penelitian tersebut antara lain:

  • Aktivitas sedang hingga tinggi anak-anak tidak berubah dari waktu ke waktu. Ini sekitar 60 menit per hari untuk pria dan 45 menit sehari untuk wanita dengan usia 11 hingga 24 tahun.
  • Aktivitas fisik ringan menurun sekitar 3,5 jam sehari. Perilaku yang mencerminkan sedentary lifestyle, misalnya duduk, tidur, atau rebahan, meningkat hampir 3 jam per hari.
  • Protein C-reaktif meningkat secara signifikan mulai usia 15, ketika pertama kali diukur, hingga 24. Peningkatannya hampir dua kali lipat pada pria dan tiga kali lipat pada wanita.

Sementara sedentary lifestyle sangat berkaitan dengan peningkatan protein C-reaktif, aktivitas dalam intensitas apa pun dikaitkan dengan tingkat peradangan yang lebih rendah.

Yang menarik adalah, orang dengan lemak tubuh tinggi akan mendapatkan lebih banyak manfaat dari aktivitas ringan ketimbang yang sedang atau berat.

"Bisa dibilang, aktivitas fisik ringan adalah pahlawan tanpa tanda jasa," kata Agbaje. "Kita mungkin perlu fokus pada hal itu di generasi ini."

Intensitas Olahraga

Memperbaiki Suasana Hati
Ilustrasi Berjalan Kaki Credit: pexels.com/Rudolfo

Ada alasan bagus mengapa Anda direkomendasikan untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Sebagai contoh, sebuah studi tentang wajib militer Swedia yang menjalani serangkaian tes kebugaran pada awal 1970-an, ketika mereka berusia 18 tahun.

Empat dekade kemudian, mereka yang melakukan olahraga dengan kapasitas tertinggi di akhir masa remajanya memiliki kemungkinan 19 persen lebih kecil untuk menderita plak arteri tingkat subklinis, yang berarti tingkat plak di arterinya tidak terdeteksi oleh tes medis biasa.

Kapasitas latihan adalah jumlah maksimum pengerahan tenaga terus menerus yang dapat didukung oleh otot dan sistem kardiovaskular. Kapasitas yang lebih tinggi biasanya merupakan hasil dari latihan intensitas tinggi.

"Hubungan antara aktivitas fisik dan kapasitas olahraga bersifat dua arah dan dinamis," kata penulis studi Melony Fortuin-de Smidt, PhD, seorang peneliti postdoctoral di Umea University di Swedia dikutip dari WebMD.

Dengan kata lain, apa yang bisa dilakukan sekarang mencerminkan apa yang Anda lakukan di masa lalu, dan apa yang dilakukan sekarang akan memengaruhi apa yang dapat dilakukan di masa depan.

Akan tetapi, bukan berarti Anda tidak bisa mendapatkan manfaat yang sama dari aktivitas intensitas rendah. Kuncinya adalah lebih aktif, ujar Fortuin-de Smidt.

Mau Intensitas Rendah atau Tinggi, Pastikan Aktif

Ilustrasi jalan kaki di pagi hari
Ilustrasi jalan kaki di pagi hari. (Photo by Kate Joie on Unsplash)

Sebagai contoh, dalam sebuah studi, Fortuin-de Smidt dan rekan penulisnya menemukan bahwa Anda perlu berjalan dengan kecepatan "normal" selama 60 menit untuk memperoleh manfaat penurunan risiko penyakit kardiovaskular yang sama seperti yang didapatkan dari 40 menit jalan cepat—meski tentu saja ini bervariasi untuk masing-masing individu.

"Setiap gerakan dan setiap langkah bermanfaat untuk kesehatan," kata Fortuin-de Smidt.

Selaras dengan hal tersebut, Agbaje membandingkan olahraga dengan obat-obatan. "Masing-masing dari kita perlu menyesuaikan jumlah olahraga yang dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan kemampuan," tuturnya.

Olahraga yang dianggap sulit untuk dilakukan orang dewasa rata-rata mungkin memenuhi syarat sebagai pemanasan untuk atlet terlatih, sementara pemanasan atlet mungkin berbahaya bagi seseorang yang tidak terbiasa untuk itu.

Oleh karena itu, Agbaje mengatakan bahwa bagus untuk lebih banyak bergerak, bahkan jika itu tidak terasa seperti olahraga. "Aktivitas ringan aman dilakukan siapa saja," ujarnya.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 5 Tips Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh Lansia Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh Lansia Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya