Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orang mungkin sudah pernah merasakan sakit kepala sebelah atau yang kerap disebut sebagai migrain. Tak sedikit pula yang menganggap enteng sakit kepala sebelah.
Jika pun mulai mengganggu, kebanyakan orang hanya akan mengonsumsi obat seperti parasetamol untuk meredakan sakit kepala sebelah yang dialami.
Baca Juga
Sakit kepala sebelah (migrain) adalah suatu penyakit yang banyak diderita oleh banyak masyarakat Indonesia, penyakit yang satu ini bisa menyerang siapa saja secara statistik, dan wanita mempunyai kecenderungan lebih besar daripada pria. Hal ini terkait dengan keberadaan hormon.
Advertisement
Penyakit migrain adalah nyeri kepala/pusing dengan serangan nyeri yang berlangsung 4 - 72 jam, biasanya akan mengalami pusing di sisi kanan atau sisi kiri, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat dan diperhebat oleh aktivitas dan dapat disertai mual muntah. Pusing pada migrain adalah pusing dan berputar yang sering juga disebut dengan vertigo.
Namun, sakit kepala sebelah ternyata punya macam-macam jenis lho. Hal itu lantaran tak semua migrain yang terjadi disebabkan oleh hal yang sama.
Ada migrain yang muncul hanya dalam waktu singkat dan dapat dengan ditangani dengan mudah. Di sisi lain, ada pula migrain jangka panjang yang menjadi tanda kondisi tertentu.
Lantas, ada apa sajakah macam-macam jenis sakit kepala sebelah? Berikut beberapa di antaranya.
1. Migrain Kronis
Berdasarkan International Classification of Headache Disorders (ICHD), migrain kronis adalah istilah untuk menggambarkan pasien dengan sakit kepala sebelah (migrain) yang berlangsung lebih lama. Kondisi ini juga diyakini sebagai migrain biologis.
Anggota dewan National Headache Foundation, Dr Jan Brandes mengungkapkan bahwa sakit kepala sebelah yang punya efek jangka panjang salah satunya adalah migrain kronis.
"Beberapa orang mengalami migrain kronis yang mana terjadi selama 15 hari atau lebih dalam satu bulan," ujar Jan mengutip Bustle.
Hingga saat ini, belum ditemukan secara pasti apa penyebab sakit kepala kronis. Namun, kondisi ini mungkin dapat terjadi karena adanya peradangan atau masalah pada pembuluh darah di dalam dan sekitar otak.
Bisa juga terjadi karena infeksi, tekanan intrakranial yang terlalu tinggi, tumor otak, atau cedera otak traumatis.
 Selain itu, sakit kepala sebelah biasa juga dapat berkembang menjadi kronis seiring berjalannya waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya:
·      Periode sakit kepala yang terus meningkat dari waktu ke waktu
·      Penggunaan obat sakit kepala yang terlalu sering digunakan
·      Gangguan suasana hati, terutama kecemasan dan depresi
·      Pola tidur yang terganggu
·      Asupan kafein berlebihan
·      Kegemukan
·      Riwayat emosional yang parah atau trauma fisik
Wanita memiliki risiko mengalami migrain kronis lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan hormon yang dapat terjadi ketika periode menstruasi, selama kehamilan, menopause.
Â
Jenis Sakit Kepala yang Lain
2. Migrain Menstruasi
Selanjutnya yang tak kalah hits adalah migrain menstruasi. Seperti namanya, kondisi satu ini terjadi berkaitan dengan menstruasi yang sedang dialami.
Sakit kepala yang terjadi saat haid umumnya disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh. Perubahan hormon saat menstruasi juga berkaitan dengan kadar senyawa kimiawi pada otak Anda yang dapat memicu sakit kepala.
Sakit kepala sebelah akibat menstruasi terjadi bisa dalam tiga fase waktu berbeda. Mulai dari sebelum, selama, atau setelah periode menstruasi.
3. Migrain Okular
Berbeda dengan dua jenis sebelumnya, migrain okular sendiri terbilang masih langka terjadi. di mana penderita migrain disertai dengan kebutaan atau kehilangan penglihatan sementara pada salah satu mata. Kehilangan penglihatan tersebut hanya terjadi kurang dari satu jam. Gejala tersebut dapat terjadi bersamaan dengan migrain atau setelah migrain
Pada beberapa di antaranya, migrain okular bahkan muncul tanpa gangguan rasa sakit kepala sebelah.
Advertisement
Sakit Kepala Sebelah Punya Efek Jangka Panjang
Seperti diketahui, sakit kepala sebelah yang terjadi dalam jangka panjang juga berisiko menimbulkan efek jangka panjang. Terutama jika penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Sakit kepala sebelah yang terjadi dalam jangka panjang berisiko mengubah struktur otak dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan migrain dapat menyebabkan adanya gangguan aliran darah ke otak saat sedang terjadi.
Kondisi satu itulah yang dapat memicu adanya perubahan struktur pada otak.
"Perubahan neurologis di otak selama migrain bisa menyebabkan pelebaran pembuluh darah di otak, yang kemudian bisa memperburuk sakit kepala dan memicu aktivasi tambahan saraf," ujar dokter spesialis penyakit dalam khusus kepala dan nyeri wajah, Chantal Strachan.
Pentingnya Paham Penyebab Sakit Kepala Sebelah
Lebih lanjut Chantal mengungkapkan bahwa sakit kepala sebelah dapat dipicu oleh banyak hal. Itulah mengapa penting untuk paham apa yang jadi pemicunya.
"Oleh karena itu, setiap pasien harus mengidentifikasi dan mengelola pemicu spesifik mereka. Pemicu sakit kepala sebelah dapat mencakup dehidrasi, stres, kecemasan, depresi, gangguan tidur, diet, dan faktor lingkungan lainnya," ujar Chantal.
Nyeri kepala termasuk nyeri kepala sebelah dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya gangguan internal dan gangguan eksternal.
1.    Gangguan Internal
•     Adanya stres, emosional.
•     Diet yang tidak tepat.
•     Adanya perubahan aktivitas harian.
•     Mengonsumsi makanan tertentu seperti : kopi, coklat, dan MSG.
•     Kelebihan atau kurang tidur.
•     Adanya perubahan cuaca, tekanan udara maupun tekanan suhu, dan lain-lain.
Â
2.    Gangguan Eksternal
•     Adanya perubahan cuaca, tekanan udara maupun tekanan suhu.
•     Paparan bau yang sangat menyengat.
Â
Â
Advertisement
Dampak Lain dari Sakit Kepala Sebelah yang Berkepanjangan
Selain itu, sakit kepala sebelah dapat memengaruhi sistem saraf. Seperti otak, otot, saraf tulang belakang, hingga saraf tepi. Alhasil, sakit kepala sebelah dengan jangka waktu panjang dapat menyebabkan terjadinya disfungsi otak.
"Sakit kepala sebelah atau migrain adalah gangguan kronis yang melibatkan beberapa area untuk mengalami disfungsi otak," ujar dokter spesialis neurologi, Lauren A Aymen.
"Gejala umumnya termasuk sakit kepala berdenyut yang melemahkan, menurunnya sensitivitas pada cahaya atau suara, mual, dan muntah," pungkasnya.