Liputan6.com, Magetan - Kabar memilukan kembali datang dari kalangan pelajar. Sebanyak lebih dari 70 siswa SMP di Magetan, Jawa Timur, ditemukan menyayat tangan sendiri. Informasi ini beredar luas di media sosial sejak beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan, Rohmat Hidayat mengungkapkan bahwa kasus para siswa SMP yang menyayat lengan sebenarnya ditemukan secara tidak sengaja. Yakni tatkala petugas kesehatan melakukan skrining rutin terhadap sekolah.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Rombongan Presiden Prabowo Beri Jalan Ambulans, Banjir Pujian dan Sesuai Aturan Prioritas Kendaraan
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Melawan Filipina di Piala AFF 2024, Ini Strategi Shin Tae-yong
"Jadi, salah satu SMP Negeri di wilayah Kabupaten Magetan, kami temukan secara tidak sengaja, itu dari temen-temen di Puskesmas yang melakukan kegiatan skrining terhadap sekolah, skrining ini di kami rutin," kata Rohmat dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 20 Oktober 2023.
Advertisement
"Dari hasil pemeriksaan, kami temukan beberapa anak itu menunjukkan tanda-tandanya tidak wajar di lengan tangannya, lengan bawah dari tangan," dia menambahkan.
Lebih dari 70 Siswa yang Sayat Lengan
Pada waktu pemeriksaan kesehatan, siswa SMP harus menjulurkan lengan untuk cek tensi. Saat itulah terlihat ada hal yang tak wajar di lengan mereka. Diperkirakan lebih dari 70 siswa yang ditemukan lengannya ada sayatan.
"Kan kita buka lengan buat ukur tensi, kita ukur tinggi badan, berat badan, periksa mata, pendengaran dan sebagainya dan itu kami menemukan ada tanda-tanda tidak wajar,"Â katanya.
"Datanya lebih dari 50 siswa SMP (ada sayatan lengan), kalau enggak salah sekitar 76 siswa, tapi nanti dikonfirmasi lagi ya," ujar Rohmat.
Masalah Keluarga, Pacar dan Teman
Rohmat Hidayat berharap adanya temuan kasus siswa SMP di Magetan yang menyayat lengan dapat dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
"Harapan kami terhadap kasus ini seluruh siswa ya sebaiknya dilakukan pemeriksaan, kemudian langkah berikutnya yang nanti baru bisa dikumpulkan para orangtuanya,"Â katanya.
Adapun hasil konseling yang sempat dilakukan petugas kesehatan terhadap sejumlah anak, pemicu tindak menyayat lengan dilatarbelakangi problem keluarga, pacar dan teman.
"Dari hasil konseling yang kami lakukan terhadap beberapa anak, memang latar belakang kenapa mereka melakukan itu ya, karena adanya permasalahan keluarga, terus dengan pacar, teman dan lainnya,"Â ujar Rohmat.
Advertisement
Alami Luka Ringan
Dari hasil pemeriksaan terhadap siswa SMP di Magetan yang menyayat lengan bawah, Rohmat Hidayat menuturkan, jika luka yang dialami masih berada pada tahap luka ringan.
Ini karena yang tergores adalah bagian kulit. Meskipun begitu, ia mengingatkan kegiatan menyayat tangan akan sangat berbahaya jika alat yang digunakan oleh para siswa sampai melukai pergelangan tangan bagian arteri lantaran bisa menyebabkan pendarahan yang lebih parah.
"Untuk luka hanya goresan ringan karena hanya bagian kulit luar tidak sampai ke jaringan arteri. Kalau sampai jaringan arteri akan menimbulkan pendarahan yang parah," ujar Rohmat.
Kasus Siswa SD di Situbondo
Kasus siswa SMP di Magetan yang sayat lengan juga serupa terjadi di Situbondo. Satreskrim Polres Situbondo menyelidiki peredaran benda tajam menyerupai pulpen di sekolah dan disalahgunakan oleh belasan siswa untuk melukai anggota badan.
Kasatreskrim Polres Situbondo AKP Momon Suwito mendapatkan informasi belasan siswa sekolah dasar di wilayah tersebut melukai tangan mereka dengan menggunakan benda tajam mirip pulpen yang diduga dijual pedagang keliling.
"Kami lakukan penyelidikan untuk mengetahui benda tajam yang mirip pulpen dijual di lingkungan sekolah dasar," kata Momon, Jumat (6/10/2023), dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com.
Menurut Momon Suwito, meski benda tajam itu boleh dijual bebas di pasaran, pemilik toko atau pedagang keliling tidak seharusnya menjual kepada anak-anak di sekitar sekolah.
"Anak-anak ini kan belum mengerti resiko. Jadi, kalau benda tajam itu, jangan dijual ke anak-anak apalagi dijajakan ke sekolah-sekolah dasar," kata Momon.
Ia pun mengimbau para pedagang yang menjual benda tajam untuk tidak dijual kepada anak-anak.
"Kepada para penjual alat kesehatan yang berisiko ataupun benda tajam dan sejenisnya, untuk tidak dijual kepada anak-anak,"Â katanya.
Momon juga meminta kepada pihak sekolah maupuan orangtua siswa lebih ketat mengawasi anak- anaknya. Sehingga jika ada perlakukan yang menyimpang maupun membahayakan siswa langsung bisa diketahui.
"Tolong pihak sekolah maupun orang tua agar mengasi lebih ketat anak- anak. Karena tingkah laku yang dilakukan anak-anak ini dengan menyayat tanganya itu sangat berbahaya,"Â dia menambahkan.