50 Ribu Ibu Hamil di Gaza Berjuang di Tengah Minimnya Fasilitas Kesehatan

Di tengah konflik Israel-Palestina, setiap harinya ada 180 ibu di Gaza berjuang melahirkan di tengah sistem kesehatan yang kacau.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jan 2024, 14:15 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2024, 08:03 WIB
Warga Palestina Berbondong-bondong Masuki Gaza Selatan
Gambar drone ini menunjukkan ribuan tenda yang digunakan para pengungsi di Rafah, Jalur Gaza selatan pada Jumat, 29 Desember 2023. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta United Nations memperkirakan ada sekitar 50 ribu ibu hamil di Gaza saat ini. Tiap harinya ada 180 ibu berjuang antara hidup dan mati kala melahirkan di tengah sistem kesehatan yang kacau.

Seperti yang dialami ibu baru di Gaza bernama Nareman. Beberapa waktu lalu ia harus bertarung antara hidup dan mati kala melahirkan putrinya. 

"Rumah kami terkena bom, kami harus mengungsi dari satu tempat ke tempat lain. Jelang melahirkan, perjalanan ke rumah sakit begitu berat. Saat itu aku ingat, terbangun jam 2 malam dengan rasa sakit teramat sangat yang tak bisa ku tahan," katanya.

"Bisa dibayangkan aku menahan rasa sakit sembari melihat roket terbang di atas langit dan melihat api. Hingga akhirnya saat itu aku bisa di bawa ke Al-Awda Hospital dan melahirkan di sana," kata Nareman.

Namun, jangan bayangkan putri Nareman yang baru lahir itu bisa langsung dapat vaksinasi seperti di kehidupan biasa. Ternyata sulit.

"Rumah sakit tutup, tenaga medis tak ada. Padahal seharusnya di pekan pertama usai lahir ia harus mendapatkan vaksinasi," kata Nareman.

Nasib Bayi Prematur yang Bergantung pada Inkubator

Selain putri Naremna, ada juga bayi-bayi lain yang lahir prematur. Sekitar 130 bayi lahir prematur bergantung pada inkubator.  Sayangnya, sebagian besar inkubator berada di rumah sakit yang ada di Gaza Utara. Sayangnya, rumah sakit di sana sudah tidak berfungsi penuh.

"Satu-satunya cara menyelamatkan ibu-ibu di Gaza dan bayi baru lahir adalah lewat penyediaan akses kemanusiaan yang mendesak," kata Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam cuitannya di Twitter ditulis Kamis (4/1/2024).

Anak-Anak di Gaza Terima Vaksin Pentavalen

Anak-anak Palestina menerima vaksin pentavalen
Serangan darat Israel telah secara efektif menghentikan layanan kesehatan normal di Gaza, termasuk vaksinasi terhadap penyakit anak-anak yang sangat menular yang telah dikendalikan oleh program imunisasi massal. (AP Photo/Fatima Shbair)

Lebih dari setengah juta vaksin, diantaranya vaksin polio dan campak telah dikirimkan ke Gaza untuk mencegah penyebaran infeksi mematikan. Hal itu disampaikan para pejabat kesehatan Gaza pada hari Senin lalu.

Pada tanggal 25 - 29 Desember 2023 UNICEF telah ​​mengirimkan 600.000 vaksin ke wilayah tersebut. Vaksin tersebut bakal diberikan ke hampir 300.000 bayi dan anak balita yang memenuhi syarat mengutip The Daily Telegraph.

Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina mengatakan pasokan vaksin tersebut telah masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah. Vaksin-vaksin tersebut disimpan dalam lemari pendingin milik Mesir.

 

Vaksinasi Hal Krusial untuk Anak

Anak-anak Palestina menerima vaksin pentavalen
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasokan, yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi selama 8 hingga 14 bulan, telah masuk ke Gaza melalui penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir. (AP Photo/Fatima Shbair)

Salah satu tim dari Kementerian Kesehatan Gaza, Yasser Bouzia mengatakan saat ini paling tidak ada 60 ribu bayi baru lahir di Gaza yang belum dapat vaksinasi sama sekali sejak konflik berkecamuk. 

Untungnya bantuan tersebut bisa datang sehingga bisa membuat para bayi terlindungi.

"Vaksinasi krusial sekali. Aku sangat takut kalau anakku tidak dapat vaksinasi. Aku takut anakku kena penyakit," kata Faten, ibu dari bayi 18 bulan di Gaza.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya