Liputan6.com, Jakarta Sub Pekan Imunisasi Polio (Sub PIN Polio) digelar serentak mulai hari ini, 15 Januari 2024 di tiga wilayah yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mengenai vaksin polio yang digunakan yakni novel Oral Polio Vaccine Tipe 2 (nOPV2), Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) mengatakan aman.
"Vaksin yang akan kita gunakan ini aman," kata Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan Satari.
Baca Juga
Manfaat Kunyit untuk Mengobati Apa Saja? Ini 5 Keajaiban Kesehatannya yang Tak Terduga!
Ditendang dari Skuad Derby, Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho Bakal Kembali Perkuat Manchester United?
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Laga Lawan Filipina Jadi Penentu Nasib Skuad Garuda ke Babak Semifinal
"Data Keamanan nOPV2 telah dikaji oleh Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) dan Global Polio Eradication Initiative (GPEI)," lanjutnya dalam konferensi pers bersama Kemenkes RI pada Jumat kemarin.Â
Advertisement
Vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak 2011. Lalu, mulai diberikan sejak 2021 dengan izin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Emergency Use Listing setelah dibuktikan efikasi dan keamanannya.
Hinky mengatakan hingga Desember 2023 sekitar satu miliar dosis vaksin nOPV2 telah diberikan lebih ke 35 negara. Kesimpulan dari pemberian adalah tidak ada risiko berbahaya usai anak mendapatkan vaksinasi nOPV.
"Vaksin nOPV2 juga telah menerima izin edar dari BPOM dan WHO setelah penilaian akan keamanan, efikasi, kestabilan genetik sehingga memudahkan pemakaian dan aksesnya untuk respons outbreak," kata Hinky mengutip Antara.
Tidak Ada Kematian Akibat Vaksinasi Polio
Vaksin Polio yang diberikan adalah virus yang sudah dimatikan atau dilemahkan. Sampai saat ini, Hinky mengatakan bahwa bahwa vaksin polio aman digunakan. Tidak ada kematian akibat pemberian vaksin.
"Sampai saat ini tidak ada vaksin Polio sebabkan kematian, entah itu di seluruh dunia, bahkan Indonesia," katanya.
Proteksi dari Vaksin nOPV2
Hinky mengatakan setelah pemakaian selama kurang lebih 3 tahun menunjukkan bahwa nOPV2 menyebabkan 80 persen lebih kecil kemungkinan terjadinya outbreak Polio varian baru dibandingkan dengan pemberian jenis vaksin pendahulunya, yakni mOPV2.
"Berdasarkan data uji klinis Vaksin nOPV2 pada bayi dan anak, kata Hindra, menunjukkan reaksi simpang yang dapat terjadi pascapemberian vaksin nOPV2, secara umum aman dan dapat ditoleransi," katanya.
"Berdasarkan data uji klinis Vaksin nOPV2 pada bayi dan anak, kata Hindra, menunjukkan reaksi simpang yang dapat terjadi pascapemberian vaksin nOPV2, secara umum aman dan dapat ditoleransi," katanya.
Â
Advertisement
Reaksi yang Muncul
Hinky mengatakan reaksi yang mungkin timbul seperti menangis sebesar 15 persen, mengantuk 7 persen, demam 11 persen, rewel 15 persen, hilang nafsu makan 11 persen, dan muntah 13 persen.
Tentang Sub PIN Polio Kali Ini
Sub PIN Polio dilakukan menyusul temuan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Jawa Timur; serta Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Wilayah pemberian imunisasi tambahan adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan lokasi terjadinya KLB polio.Â
Pemberian imunisasi tambahan juga dilakukan di Kabupaten Sleman DIY, yakni daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, lokasi ditemukannya kasus polio beberapa waktu lalu.
nOPV2 bakal diberikan sebanyak dua tetes dengan interval minimal satu bulan. Putaran pertama dimulai pada 15 Januari 2024, sedangkan putaran kedua akan berlangsung mulai 19 Februari 2024.
Masing-masing putaran dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan jarak antarputaran minimal satu bulan.
Advertisement