Jerawat di Pangkal Hidung Pria, Ternyata Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penting untuk memahami penyebab jerawat di pangkal hidung agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengatasinya.

oleh Iwan Tantomi pada 01 Feb 2024, 20:30 WIB
Diperbarui 02 Feb 2024, 19:14 WIB
Jerawat di Pangkal Hidung Pria, Ternyata Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Jerawat di Pangkal Hidung Pria. Credit via Shutterstock.com

Liputan6.com, Jakarta Jerawat di pangkal hidung pria termasuk salah satu masalah kulit yang bikin tak nyaman saat mengalaminya. Bahkan, jika jerawat tersebut sampai meradang, maka tak jarang bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Sampai-sampai hal tersebut kadang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hanya saja, jerawat di pangkal hidung pria ini kadang bikin gemas sendiri, hingga ingin memencetnya. Padahal, tindakan ini tak disarankan karena bisa menyebabkan masalah kulit yang lebih serius. Oleh karena itu, ketahui penyebab jerawat di pangkal hidung pria dan cara mengatasinya yang tepat berikut ini!

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab Jerawat di Pangkal Hidung Pria

Pori-Pori yang Lebih Besar

Pori-pori pada bagian hidung sering kali lebih besar daripada area lain, sehingga lebih rentan terhadap penyumbatan dan pertumbuhan jerawat di pangkal hidung pria. Faktor genetik atau keturunan dapat memengaruhi ukuran pori-pori seseorang. Jenis kulit berminyak dan memiliki kulit tebal merupakan kondisi yang diturunkan. Jika orang tua atau saudara kandung memiliki kulit berminyak dan pori-pori wajah besar, seseorang juga cenderung akan memilikinya.

Produksi sebum atau minyak yang berlebihan pada area hidung, dahi, dan dagu dapat menyebabkan pori-pori membesar untuk mengeluarkan kelebihan sebum. Hal ini dapat menyebabkan pori-pori tersumbat akibat penumpukan kotoran serta sel kulit mati. Perubahan hormon, seperti yang terjadi selama masa pubertas atau siklus menstruasi, dapat menyebabkan kelenjar minyak memproduksi minyak secara berlebih. Efeknya, pori-pori pun terlihat lebih besar.

Paparan sinar matahari secara berlebih dapat merusak elastin dan kolagen di kulit, sehingga pori-pori makin besar. Penyebab pori-pori besar juga dapat dikaitkan dengan kebersihan muka yang tidak terjaga. Namun, kondisi ini dapat disebabkan hal lain, mulai dari perubahan hormon hingga paparan sinar matahari.

Pori-pori yang lebih besar pada hidung dapat menyebabkan jerawat pada pria karena pori-pori yang besar cenderung lebih mudah tersumbat oleh minyak, sel kulit mati, dan kotoran. Ketika pori-pori tersumbat, terbentuklah komedo, baik komedo terbuka (blackhead) maupun komedo tertutup (whitehead). Kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan peradangan dan timbulnya jerawat.

Selain itu, pori-pori yang lebih besar juga dapat memproduksi lebih banyak minyak (sebum), terutama pada area hidung yang kaya akan kelenjar sebasea. Produksi minyak yang berlebihan dapat menyebabkan pori-pori tersumbat lebih mudah dan memicu pertumbuhan jerawat di pangkal hidung pria

Fluktuasi Hormon

Perubahan hormon dapat memicu produksi minyak berlebih, yang kemudian dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat di pangkal hidung pria. Fluktuasi hormon pada pria dapat terjadi, meskipun tidak seintens fluktuasi hormon pada wanita. Hormon testosteron adalah hormon utama yang berperan dalam regulasi fungsi reproduksi pada pria. Hormon ini diproduksi dalam testis dan memiliki peran penting dalam perkembangan organ seksual, produksi sperma, dan karakteristik fisik pria.

Selain hormon testosteron, pria juga memiliki hormon lain seperti hormon luteinizing (LH) dan hormon folikel-stimulasi (FSH) yang berperan dalam mengatur produksi hormon testosteron dan fungsi reproduksi pria. Fluktuasi hormon pada pria dapat terjadi seiring pertambahan usia. Misalnya, kadar hormon testosteron cenderung menurun seiring bertambahnya usia, yang dapat mempengaruhi libido, energi, dan massa otot. Selain itu, faktor-faktor seperti pola tidur yang buruk, stres, obesitas, dan penyakit tertentu juga dapat memengaruhi fluktuasi hormon pada pria.

Di samping itu, fluktuasi hormon pada pria dapat menyebabkan jerawat di pangkal hidung pria karena perubahan hormon dapat memicu produksi minyak berlebih di kulit. Ketika hormon, terutama hormon testosteron, mengalami fluktuasi, kelenjar minyak pada kulit dapat memproduksi minyak secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan pori-pori kulit tersumbat dan memicu pertumbuhan jerawat, terutama di area hidung yang kaya akan kelenjar sebasea.

Selain itu, fluktuasi hormon juga dapat menyebabkan peradangan pada folikel rambut di sekitar hidung, yang kemudian dapat menyebabkan jerawat. Pada pria, produksi minyak atau sebum yang berlebihan juga dapat menjadi faktor utama dalam timbulnya jerawat di hidung. Penting untuk memahami bahwa fluktuasi hormon dapat memengaruhi produksi minyak berlebih di kulit, yang kemudian dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan pertumbuhan jerawat. 

Infeksi Bakteri dan Virus

Infeksi di dalam hidung dapat menjadi penyebab jerawat di pangkal hidung pria, karena infeksi tersebut dapat menyebabkan peradangan dan pertumbuhan jerawat. Jerawat di hidung sering kali terasa menyakitkan dan dapat disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat atau rambut hidung yang tumbuh ke dalam kulit.

Selain itu, jerawat di hidung juga bisa menjadi tanda adanya infeksi di dalam hidung, seperti nasal vestibulitis dan nasal furuncles. Nasal vestibulitis adalah kondisi peradangan yang terjadi di area vestibulum hidung, yaitu area di dalam lubang hidung. Kondisi ini sering disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Staphylococcus aureus, atau karena kebiasaan mengorek hidung atau menghembuskan napas melalui hidung yang berlebihan sehingga menyebabkan iritasi pada hidung.

Gejala nasal vestibulitis meliputi kemerahan, pembengkakan, dan nyeri di dalam dan di sekitar lubang hidung. Terkadang, terdapat pula benjolan seperti jerawat di dalam lubang hidung, serta kerak atau koreng di area tersebut. Infeksi ini juga dapat menyebabkan pendarahan saat kerak terlepas.

Nasal vestibulitis dapat diobati dengan menggunakan salep antibiotik, seperti mupirosin, yang biasanya diberikan selama beberapa minggu. Dalam kasus yang lebih parah atau tidak responsif terhadap antibiotik topikal, pemberian antibiotik melalui infus intravena mungkin diperlukan.

Sementara nasal furuncles adalah kondisi infeksi yang terjadi di dalam hidung, khususnya di area vestibulum hidung. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri, seperti Staphylococcus aureus. Nasal furuncles dapat berkembang menjadi infeksi yang menyebar di bawah kulit (selulitis) di ujung hidung. Kondisi ini dianggap serius karena pembuluh darah di area tersebut mengarah ke otak. Jika bakteri menyebar melalui pembuluh darah ini, dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang disebut trombosis sinus kavernosus.

Gejala nasal furuncles meliputi kemerahan, pembengkakan, dan nyeri di dalam dan di sekitar vestibulum hidung. Terkadang, terdapat benjolan seperti jerawat di dalam hidung, serta kerak atau koreng di area tersebut. Infeksi ini juga dapat menyebabkan pendarahan saat kerak terlepas.

Pengobatan untuk nasal furuncles biasanya melibatkan penggunaan antibiotik, baik dalam bentuk salep yang dioleskan di area hidung maupun dalam bentuk obat yang diminum. Selain itu, kompres hangat juga dapat membantu mengurangi nyeri dan membantu proses drainase. Dalam kasus yang lebih parah atau tidak responsif terhadap pengobatan antibiotik, mungkin diperlukan tindakan pembedahan untuk mengeluarkan benjolan yang lebih besar atau yang tidak merespons terapi antibiotik.

Selain itu, infeksi bakteri penyebab jerawat hidung biasanya dapat diobati dengan antibiotik. Infeksi berat mungkin memerlukan rawat inap dan pengobatan dengan antibiotik intravena (IV). Jerawat di dalam hidung yang sudah terinfeksi akan berisiko, karena beberapa pembuluh darah di area tersebut mengarah ke otak. Infeksi yang tidak diobati berisiko memicu trombosis sinus kavernosus, yang dapat berkembang menjadi infeksi di dalam hidung dan membuat proses bernapas menjadi terhambat.

 

Rosacea

Jerawat di pangkal hidung pria juga bisa disebabkan oleh rosacea, masalah kulit yang ditandai dengan pembengkakan disertai ruam kemerahan. Rosacea dapat menyebabkan jerawat di pangkal hidung pria karena kondisi ini dapat menyebabkan peradangan dan pembesaran pada area hidung.

Rosacea adalah kondisi kulit yang ditandai dengan pembengkakan disertai ruam kemerahan. Pada pria, rosacea dapat menyebabkan kondisi yang disebut rhinophyma, di mana kulit hidung menebal sehingga hidung tampak membesar. Kondisi ini dapat disertai dengan pembuluh darah di wajah yang tampak jelas.

Selain itu, rosacea juga dapat menyebabkan bintik-bintik menyerupai jerawat yang terkadang berisi nanah, yang biasanya muncul di area hidung. Hal ini terjadi pada subtipe 2 atau papulopustular rosacea, yang lebih sering terjadi pada pria. Kondisi ini ditandai dengan kulit wajah yang berminyak dan sensitif.

Perbedaan antara jerawat akibat rosacea dengan jerawat biasa (acne vulgaris) terletak pada karakteristiknya. Jerawat akibat rosacea cenderung terjadi di daerah wajah, terutama di hidung, dan disertai dengan ruam kemerahan. Sementara jerawat biasa (acne vulgaris) umumnya terjadi di area T-zone wajah dan disebabkan oleh produksi minyak yang berlebihan.

 


Cara Mengatasi Jerawat di Pangkal Hidung Pria

Jaga Kebersihan Kulit

Membersihkan wajah secara teratur dengan pembersih wajah yang lembut dan tidak mengiritasi dapat membantu mengurangi produksi minyak dan mencegah penyumbatan pori-pori, yang tak lain adalah penyebab jerawat di pangkal hidung pria.

Gunakan pembersih wajah yang lembut dan tidak mengiritasi, terutama pada area T-zone yang rentan terhadap jerawat, seperti hidung, untuk mengurangi produksi minyak dan mencegah penyumbatan pori-pori. Mengorek hidung atau menyentuh jerawat di pangkal hidung dengan tangan yang kotor dapat memperburuk infeksi dan peradangan.

Gunakan produk perawatan wajah yang sesuai dengan jenis kulit Anda dan hindari produk yang dapat menyumbat pori-pori. Hindari kebiasaan memencet jerawat di hidung, karena hal ini dapat membuat jerawat bertambah banyak dan menyebabkan infeksi. Konsumsi makanan sehat, hindari makanan yang dapat memicu jerawat, dan perbanyak konsumsi air putih.

Hindari Kebiasaan Mengorek Hidung

Mengorek hidung dengan tangan yang kotor dapat memperkenalkan bakteri ke dalam pori-pori kulit di pangkal hidung. Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan dan infeksi, yang pada akhirnya dapat menghasilkan jerawat di pangkal hidung pria. Mengorek hidung juga dapat menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit dengan kotoran, minyak, dan sel-sel kulit mati. Penyumbatan pori-pori ini dapat memicu perkembangan jerawat.

Selain itu, mengorek hidung atau menyentuh jerawat di pangkal hidung pria dengan tangan yang kotor dapat memperburuk peradangan dan infeksi yang sudah ada. Hal ini dapat membuat jerawat semakin meradang dan memperpanjang proses penyembuhan.

Penggunaan Salep Antibiotik

Salep antibiotik seperti mupirosin atau bacitracin dapat membantu mengatasi infeksi bakteri yang menyebabkan jerawat di pangkal hidung. Ada beberapa salep antibiotik yang umum digunakan untuk mengatasi jerawat di pangkal hidung.

Pertama ada Vitacid Cream 0,025%. Mengandung retinoic acid 0.025% yang berfungsi untuk mengurangi pertumbuhan atau pemulihan jerawat dan meredakan sakit akibat jerawat yang meradang. Salep ini juga mampu memperbaiki kondisi kulit yang kasar, kering, dan keriput. Penggunaannya perlu dengan saran atau resep dokter, serta hindari penggunaan bersamaan dengan obat benzoil peroksida.

Lalu, ada Gentamicin Salep Kulit 0.1% yang merupakan antibiotik berbentuk salep yang digunakan untuk mengobati infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri. Gentamicin salep bekerja dengan cara mengganggu sintesis protein bakteri dengan mengikat subunit ribosom 30S yang menghasilkan membran sel bakteri yang rusak. Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter.

Salep antibiotik lainnya adalah Mupirosin. Salep antibiotik ini bekerja dengan cara membasmi sekaligus mencegah infeksi bakteri Staphylococcus aureus di kulit. Penggunaan salep ini disarankan untuk tidak digunakan selama lebih dari delapan minggu.

Kompres Hangat

Kompres hangat dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri pada jerawat di pangkal hidung pria. Untuk menggunakan kompres hangat guna mengatasi jerawat di pangkal hidung pada pria, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut.

Pertama basahi sepotong kain bersih dengan air hangat. Pastikan airnya tidak terlalu panas agar tidak membakar kulit. Kemudian, tempatkan kain basah tersebut di area yang terdapat jerawat di pangkal hidung pria, dan tekan sedikit pada area tersebut.

Biarkan kain tersebut menempel selama 15-20 menit untuk memberikan efek kompres hangat. Setelah itu, angkat kain tersebut dan tepuk area yang telah dikompres hingga kering. Ulangi langkah-langkah ini sebanyak 3 kali sehari untuk membantu meredakan peradangan dan mempercepat proses penyembuhan jerawat di pangkal hidung.

Penting untuk diingat bahwa saat menggunakan kompres hangat, hindari menggosok-gosok wajah terlalu keras karena hal ini dapat melukai wajah dan memperparah kondisi jerawat. Selain itu, hindari juga memencet jerawat saat kulit sedang meradang, dan jangan gunakan kain lap yang bersifat abrasif saat melakukan kompres. Jika jerawat di pangkal hidung persisten atau semakin parah, konsultasikan dengan dokter kulit untuk diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya