Liputan6.com, Jakarta Rasulullah SAW menganjurkan kepada sejumlah sahabatnya untuk melakukan amalan penarik rezeki atau amalan dengan faidah melonggarkan saluran-saluran rezeki.
Ini dibahas oleh Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya Hasyiyah I‘anatut Thalibin ala Fathil Mu‘in.
Baca Juga
وردت عن النبي صلى الله عليه وسلم في أحاديث صحيحة كثيرة، أمر بها بعض أصحابه لتوسعة الرزق، وقال بعض العارفين: وهي مجربة لبسط الرزق الظاهر والباطن، وهي هذه: لا إله إلا الله الملك الحق المبين، كل يوم مئة مرة. سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم، أستغفر الله، كل يوم مئة مرة. واستحسن كثير من الأشياخ أن تكون بين سنة الصبح والفريضة، فإن فاتت في ذلك فبعد صلاة الصبح وقبل طلوع الشمس، وإن فاتت في ذلك فعند الزوال. فلا ينبغي للعبد أن يخلي يومه عنها.
Advertisement
Tersebut dalam banyak hadits sahih sebuah riwayat di mana Nabi Muhammad SAW memerintahkan sejumlah sahabatnya untuk mengamalkan bacaan ini demi memperlapang rezeki.
Sebagian ‘arifin mengatakan, amalan ini teruji dalam melapangkan rezeki lahir maupun batin. Bacaan yang dimaksud ialah:
“La ilaha illallah. Almalikul haqqul mubin” setiap hari 100 kali.
“Subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil adzim, astaghfirullahal adzim” zikir dengan bacaan ini setiap hari 100 kali seperti mengutip NU Online, Jumat (9/2/2024).
Waktu Membaca Amalan
Banyak guru besar menganggap baik melazimkan bacaan ini saat di antara sembahyang sunah Subuh dan sembahyang Subuh. Kalau kesempatan itu luput, maka bacalah setelah Subuh hingga sebelum fajar menyingsing.
Bila di waktu itu luput juga, maka bacalah setelah matahari gelincir (penanda Zhuhur). Singkatnya, kalau bisa jangan sampai setiap orang mengarungi hari-harinya tanpa bacaan ini.
Rezeki yang dimaksud di atas mencakup rezeki lahir maupun batin. Artinya, tidak ada salahnya kalau bacaan ini diamalkan oleh para murid yang cenderung sulit menerima pelajaran atau mereka yang sulit mengubah kebiasaan buruk menjadi baik. Yang jelas, amalan ini menambah pahala yang bersangkutan.
Advertisement
Tertera di Pintu Kabah
Amalan “La ilaha illallah. Almalikul haqqul mubin. Muhammadur Rasulullah Ash-shadiqul Wa‘dil Amin” merupakan kalimat yang tertera di pintu Kabah.
Siapa membacanya, akan mendapat pahala yang besar. Demikian keterangan Mufti Jakarta Habib Utsman bin Yahya dalam karyanya "Kitab Sifat Dua Puluh" dengan bahasa Arab Melayu.
Prinsip Zikir
Pada prinsipnya, zikir sangat dianjurkan pada saat apa saja dan dengan lafaz apa saja. Tidak peduli panas, hujan, mendung, atau terik, zikir tetap disarankan.
Tidak ada ketentuan bahwa zikir mesti diperbanyak saat saluran rezeki tersumbat atau kredit macet. Zikir tetap dianjurkan meski kehidupan terasa bahagia dan baik-baik saja.
Singkatnya lidah tidak boleh kering dari zikir di mana saja dan kapan saja. Tetapi memang ada kalanya Rasulullah SAW menganjurkan para sahabat untuk melazimkan suatu amal.
Sementara, Rasulullah SAW sendiri menyebutkan buah dari amal tersebut atau tidak menyebutkannya sama sekali.
Dan, zikir di atas merupakan amalan yang dianjurkan Rasul SAW kepada sejumlah sahabatnya dengan faidah melonggarkan saluran-saluran rezeki.
Advertisement