Liputan6.com, Jakarta - Film Siksa Kubur besutan sutradara Joko Anwar telah tayang di Bioskop sejak 10 April 2024 atau bertepatan dengan momen Lebaran.
Dengan mengambil tema agama, Joko Anwar menjanjikan Siksa Kubur beda dari film horor yang telah dia garap sebelumnya.
Baca Juga
Menurutnya, film ini lebih memiliki makna ketimbang film-film sebelumnya. "Setelah 20 tahun bekerja sebagai penulis dan sutradara, saya ingin membuat film yang lebih punya makna, lebih dewasa, secara cerita serta pembangunan karakter lebih kuat dari film-film sebelumnya,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com pada Jumat, 12 April 2024.
Advertisement
Film ini akan dibintangi para aktor kenamaan seperti Reza Rahadian dan Christine Hakim. Film Siksa Kubur berkisah tentang bagaimana mengerikannya kondisi di alam kubur saat seseorang disiksa atas perbuatannya semasa di dunia.
Film ini menceritakan kehidupan Sita dan kedua orangtuanya. Setelah kedua orangtuanya jadi korban bom bunuh diri, Sita jadi tidak percaya agama. Sejak saat itu, tujuan hidup Sita hanya satu. Ia ingin mencari orang yang paling berdosa.
Nantinya, saat orang itu meninggal, Sita ingin ikut masuk ke dalam kuburannya untuk membuktikan bahwa siksa kubur tidak ada dan agama tidak nyata. Namun, tentunya ada konsekuensi yang mengerikan bagi mereka yang tak percaya.
Lewat film Siksa Kubur, Joko Anwar mengklaim akan menghadirkan cerita dan karakter yang dekat dengan penonton. Film ini juga merangkum isu-isu yang sedang dialami masyarakat saat ini.
Siksa Kubur Berasal dari Film Pendek Grave Torture
Film Siksa Kubur berasal dari film pendek Grave Torture garapan Joko Anwar yang rilis di YouTube pada 2012. Film pendek Grave Torture menceritakan seorang anak pembunuh berantai yang secara tak sengaja masuk ke dalam peti mati ayahnya.
Dengan hanya bermodalkan korek api, anak tersebut harus menyaksikan ayahnya disiksa di dalam kubur atas apa yang pernah dilakukannya di dunia.
Film ini pun banyak ditunggu oleh masyarakat Indonesia terutama para penggemar film horor.
Selain mengambil manfaat dari cerita yang disajikan, secara umum menonton film horor juga menjadi kegemaran sebagian masyarakat lantaran memiliki manfaat untuk kesehatan mental.
Advertisement
Manfaat Nonton Film Horor seperti Siksa Kubur
Film horor diyakini dapat membantu mengurangi kecemasan. Meski kedengarannya berlawanan dengan kesan yang menakutkan, tapi orang yang tengah merasa gugup atau cemas lebih cenderung menikmati film horor.
Menurut makalah yang ditulis ilmuwan ahli perilaku di Recreational Fear Lab di Aarhus University di Denmark, Coltan Scrivner PhD, film horor menawarkan rasa takut yang cenderung terkendali dan dapat diprediksi.
Scrivner mengatakan bahwa ini baik bagi orang-orang yang merasa tertekan karena menyembunyikan perasaan mereka.
"Tidak seperti kecemasan yang berasal dari dunia nyata, kecemasan yang disebabkan oleh fiksi horor berakar pada sumber yang jelas, lebih mudah dikelola, dan memiliki jangka waktu yang jelas," tulis Scrivner mengutip Verywell Health pada Jumat, 12 April 2024.
Menonton Siksa Kubur dan Film Horor Lainnya seperti Latihan Aerobik
Film horor dapat memicu perubahan fisiologis yang menyerupai perasaan seperti telah melakukan latihan aerobik, menurut Scrivner.
"Saat Anda menonton film horor, beberapa bagian otak Anda menganggap ancaman itu nyata dan mengaktifkan respons tubuh Anda untuk melawan atau lari. Jantung Anda mulai berdebar kencang, detak jantung dan tekanan darah Anda meningkat, dan pernapasan Anda menjadi lebih cepat," katanya.
"Oksigen ke tubuh juga terpengaruh sebagai persiapan untuk bertindak. Otot Anda mungkin menjadi tegang karena harus melarikan diri atau menghadapi ancaman," Scrivner menambahkan.
Temuan Scrivner senada dengan psikiater bersertifikat sekaligus direktur medis New Waters Recovery di North Carolina, Harold Hong, MD.
Menurut Hong, respons stres akut ini dapat memberikan sensasi yang membantu seseorang merasa lebih hidup dan terlibat dengan lingkungan sekitar.
Rasa takut akibat menonton film horor bisa memicu pelepasan hormon stres tubuh yakni adrenalin dan kortisol.
"Otak Anda juga melepaskan endorfin dan dopamin karena rangsangan tersebut. Endorfin adalah hormon yang mengurangi rasa sakit dan stres, sedangkan dopamin adalah neurotransmitter ‘perasaan baik’ yang berperan dalam pengaturan suasana hati," kata Hong.
Advertisement