Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kebiasaan merokok adalah salah satu yang perlu dihindari sejak awal. Hal ini tak lain untuk mencapai umur panjang yang disertai dengan tubuh sehat.
“Merokok itu harus kita hindari sejak awal. Merokok ini fatal untuk kesehatan kita nantinya,” kata Budi dalam peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Jakarta, Selasa (4/6/2024).
Baca Juga
Budi juga menyampaikan, dirinya mulai membaca buku Outlive The Science & Art of Longevity karya Peter Attia, MD.
Advertisement
“Saya baru mulai baca satu buku judulnya Outlive, ditulis oleh Dokter Attia yang meyakinkan saya bahwa sebenarnya tugas dari regulator kesehatan adalah menjaga rakyatnya agar tetap sehat. Bukan mengobati rakyatnya saat sakit, karena itu udah telat,” papar Menkes Budi Gunadi.
“Buku ini ditulis oleh seorang dokter yang mempelajari the art (seni) dan science (ilmu) dari longevity (umur panjang). Saya rekomendasikan baca buku itu karena tidak ada satu pun dari kita yang ada di sini ingin meninggalnya cepat,” tambahnya.
Tak hanya umurnya yang panjang, lanjut Budi, tapi semua orang berharap akan tetap sehat ketika memasuki usia lanjut.
“Kalau bisa nanti pas umur 90-91 sehat, hari berikutnya langsung wafat, jadi enggak usah sakit enggak usah dirawat di rumah sakit. Itu saya rasa impian kita semua.”
Atur Pola Hidup dengan Hindari Rokok
Budi menambahkan, saat ini informasi soal cara-cara mengenai hidup sehat dan umur panjang semakin lama semakin tersedia. Semua informasi ini berbicara soal promotif dan preventif, bukan kuratif.
“Nah, itu yang sebenarnya ingin saya sampaikan kepada teman-teman bahwa promotif dan preventif itu sangat penting untuk kita hidup sehat dan usianya panjang,” ucap Budi.
Informasi soal hidup sehat tak lepas dari beberapa kebiasaan hidup yang harus diatur.
“Kuncinya itu saja, karena sakit jantung stroke yang banyak kematian di Indonesia itu bukan penyakit yang ujug-ujug kena kemudian meninggal. Butuh puluhan tahun sampai akhirnya berdampak negatif ke kita. Jadi harusnya kita bisa atur sejak awal. Nah, apa bahaya yang perlu kita atur? Salah satunya merokok,” jelas Budi.
Advertisement
Larangan dan Aturan Saja Tidak Cukup
Dalam kesempatan yang sama, Budi mengapresiasi pemerintah kabupaten/kota yang telah melarang dan membatasi penggunaan rokok di daerahnya.
“Di undang-undang yang baru kita masukkan lebih ketat lagi aturan-aturan mengenai larangan merokok. Ada yang dibatasi jamnya, dibatasi mengenai rokok elektronik, kita batasi juga iklan-iklan luar dekat sekolah.”
Selain aturan rokok, Budi juga mengatakan bahwa kini ada aturan soal penggunaan gula, garam, dan lemak. Pasalnya, penggunaan bahan-bahan ini secara berlebihan sama bahayanya dengan rokok.
“Melarang harus dilakukan, mengatur harus dilakukan, tapi that is not the most powerful tools. It is powerful tapi not the most powerful tools.”
Dengan kata lain, Budi menjelaskan bahwa larangan dan aturan adalah hal yang perlu dilakukan. Namun, hal ini saja tidak cukup. Perlu ada kesadaran sendiri dari masyarakat.
“Good to have regulation tapi kalau regulation itu bisa berubah jadi personal motivation lebih bagus lagi,” jelas Budi.
Merokok Dibuat Seolah Menjadi Kebiasaan Keren
Budi menambahkan, industri rokok membuat kegiatan merokok seolah menjadi kegiatan atau gaya hidup yang keren.
“Ini pintar dilakukan industri, dia bikin bahwa merokok is cool. Kita larang, ya kalah kita. We will not win the war dengan melarang karena di sana mereka (industri) lebih ngerti bikin ini jadi lifestyle. Rokok elektronik dengan rasa berbeda, ini menjadi lifestyle.”
“Gimana caranya agar merokok jadi hal yang enggak keren, enggak zaman, kayak orang tua,” kata Budi.
Budi memberi contoh pada kebiasaan minum kopi. Dulu orang-orang minum kopi dengan susu kental manis. Kini, orang-orang memandang bahwa orang yang memesan americano atau espresso atau kopi tanpa gula terlihat keren.
Begitu pula pada kebiasaan car free day. Orang-orang yang malas olahraga kini rajin lari atau jalan-jalan di car free day karena ini dipandang sebagai gaya hidup yang keren.
Advertisement