Mpox Clade 1b Belum Ditemukan di Indonesia, Epidemiolog: Bukan Berarti Aman

Mpox yang disebabkan oleh clade 1b belum terdeteksi di Indonesia, tapi bukan berarti Indonesia aman.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Agu 2024, 16:43 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2024, 16:00 WIB
Burundi Mencatat 171 Kasus Mpox
Burundi telah mengkonfirmasi 171 kasus mpox atau cacar monyet, kata kementerian kesehatan pada hari Kamis (22/8), menyusul konfirmasi kasus pertama di negara itu bulan lalu. (Tchandrou NITANGA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sejauh ini kasus Mpox yang dilaporkan oleh pemerintah Indonesia masih disebabkan oleh clade 2b. Clade ini menjadi kedaruratan kesehatan global pada 2022 hingga 2023.

Clade 2b memiliki angka keparahan yang lebih rendah ketimbang clade 1b yang saat ini dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 14 Agustus 2024.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengonfirmasi bahwa Mpox clade 1b belum ditemukan di Indonesia.

“Belum ditemukan kasus clade 1b di Indonesia,” kata Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Yudhi Pramono kepada Health Liputan6.com, Kamis (29/8/2024).

Menurut epidemiolog Dicky Budiman, clade 1b menjadi pemicu tingginya angka kesakitan maupun keparahan terutama di Kongo, Afrika.

“Jadi ini beda sekali dengan yang dilaporkan di Indonesia. Yang penting untuk diketahui, Mpox yang disebabkan oleh clade 1b belum terdeteksi, belum dilaporkan oleh Indonesia, tapi bukan berarti Indonesia aman. Kita tetap harus menjaga dan memastikan bahwa itu belum masuk ke Indonesia,” kata Dicky dalam pesan suara dikutip Kamis, 29 Agustus 2024.

Guna memastikan hal tersebut, maka perlu deteksi yang aktif dan peningkatan surveilans. Deteksi dan penanganan Mpox penting dilakukan lantaran jika dibiarkan maka potensi mutasinya tinggi.

“Kalau dibiarkan tentu ada potensi yang lebih besar meskipun virus DNA cenderung lebih lambat mutasinya daripada virus RNA seperti corona virus. Tentu ini juga tidak boleh dibiarkan karena mutasi Mpox itu akan punya potensi melahirkan satu virus yang lebih parah atau lebih mematikan, itu yang dikhawatirkan,” jelas Dicky.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jangan Biarkan Mpox Leluasa Belajar Jadi Pandemi

Epidemiolog Dicky Budiman Soal Cacar Monyet atau Monkeypox
Epidemiolog Dicky Budiman Soal Cacar Monyet atau Monkeypox. Foto: Dokumentasi Pribadi.

Dicky menambahkan, awalnya Mpox terjadi pada hewan. Tahun pertama penularan Mpox di Afrika, penularannya secara umum dari hewan ke manusia.

“Tapi dalam era kedaruratan kesehatan global ini, sudah didominasi oleh penularan antar manusia sehingga tentu potensi Mpox ini menjadi wabah baru ke depan ya menjadi besar walaupun untuk ke arah pandemi masih memerlukan waktu.”

“Karena, umumnya kalau bicara pandemi, ini satu virus yang bukan hanya baru tapi lebih mudah menginfeksi umumnya melalui udara. Tapi meski potensi saat ini potensi pandemi kecil, ya kita enggak bisa membiarkan virus itu leluasa belajar (untuk jadi pandemi),” papar Dicky.


Kenapa Clade 1b Picu Kenaikan Kasus?

Lantas, mengapa clade 1b memicu kenaikan kasus Mpox di Afrika?

“Ya karena dia mempunyai kemampuan yang lebih efektif dalam menginfeksi, clade 1b ini hasil mutasi. Kemudian ada kemampuan juga untuk menurunkan atau mengganggu imunitas (daya tahan tubuh) sehingga orang yang terinfeksi lebih mudah mengalami komplikasi,” jelas Dicky.

Misalnya, lanjut dia, pada pasien HIV yang daya tahan tubuhnya sudah terganggu, jika pasien itu terinfeksi Mpox maka dampaknya akan fatal.


Temuan 88 Kasus Mpox Belum Mencerminkan Angka Sebenarnya

Pada 17 Agustus 2024 Kemenkes melaporkan ada 88 kasus Mpox di Indonesia yang disebabkan clade 2b. Hingga Kamis, 29 Agustus, kasus ini belum dilaporkan mengalami penambahan.

“Sampai saat ini (29/8) belum ada (penambahan kasus Mpox di Indonesia),” ucap Yudhi.

Terkait angka ini, Dicky mengatakan bahwa kasus tersebut belum mencerminkan kasus yang sebenarnya ada di masyarakat.

“Mpox ini punya karakter fenomena gunung es, karena minimnya atau keterbatasan deteksi dan pelaporan. Alat diagnostik yang kurang tersedia hingga akses juga menjadi penyebab adanya fenomena ini,” ujar Dicky.

Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia
Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia (Liputan6.com/Triyasni).
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya