Guru Besar FKUI Singgung 5 Tantangan Air dan Sanitasi Dunia di Tengah Tugas Baru Retno Marsudi

Di tengah tugas baru Retno Marsudi, Guru Besar FKUI ingatkan ada 1,7 miliar penduduk dunia meminum air yang terkontaminasi dengan sekresi tinja.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Nov 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi pendistribusian air bersih (Istimewa)
Ilustrasi Retno Marsudi jadi Utusan Khusus Sekjen PBB Bidang Air, Guru Besar FKUI Singgung soal Tantangan Air dan Sanitasi Dunia (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Tjandra Yoga Aditama mengucapkan selamat bertugas kepada Retno Marsudi yang ditunjuk sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB bidang air.

"Tentu kita turut berbesar hati dan mengharapkan kesuksesan beliau demi kesehatan dunia," kata Tjandra.

Terkait air, Tjandra juga mengungkapkan paling tidak ada lima hal tantangan air dan sanitasi yang dihadapi dunia.

Pertama, salah satu masalah amat penting kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dunia adalah memang jaminan ketersediaan air bersih dan sanitasi.

"Kontaminasi bahan kimia pada air juga terus menimbulkan masalah kesehatan, baik pencemaran bersumber alamiah (“natural in origin”) seperti arsenik dan fluorida, atau karena bahan antropogenik seperti nitrat," kata Tjandra.

Kedua, data WHO menunjukkan bahwa lebih dari 2 milyar penduduk dunia hidup dalam negara yang mengalami masalah dalam penyediaan air atau water-stressed countries.

"Ironisnya pula bahwa masalah ini dapat saja terus membesar, baik karena perubahan cuaca dan juga pertumbuhan penduduk," papar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu.

Ketiga, WHO juga menyatakan bahwa setidaknya ada 1,7 miliar penduduk dunia meminum air yang terkontaminasi dengan sekresi tinja.

Air minum yang tercemar mikrobiologik ini, kata Tjandra, dapat menularkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, disentri, demam tifoid dan polio, serta diperkirakan menyebabkan sekitar 505.000 kematian akibat diare di dunia setiap tahunnya.

Keempat soal Ketersediaan Air Sehat

Prof Tjandra Yoga Aditama
Prof Tjandra Yoga Aditama

Keempat, kecukupan ketersediaan air sehat akan mewujudkan praktek higiene dan kebersihan yang baik.

Hal ini akan mampu mencegah tidak hanya penyakit diare tetapi juga infeksi saluran napas serta pengendalian beberapa penyakit tropik terabaikan seperti trakoma, kecacingan dan skistosomiasis, dan juga berpengaruh pada kejadian stunting serta resistensi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR).

Kelima, Masih Ada 1,5 Miliar Orang Belum Dapat Pelayanan Sanitasi Standar

Kelima, data WHO per 22 Maret 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 1,5 miliar penduduk dunia masih belum mendapat pelayanan sanitasi yang standar. Termasuk belum ada akses ke jamban yang memadai.

"Dari 1,5 miliar orang ini maka ada 419 juta penduduk Bumi yang masih buang air besar (BAB) di sembarang tempat," kata Tjandra.

Untuk Indonesia, data Badan Pusat Statistik (BPS) Desember 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 4,20 % rumah tangga di Indonesia tidak memiliki fasilitas BAB.

"Dengan kata lain, sekitar 4 dari 100 rumah tangga di Indonesia tidak menggunakan atau tidak punya fasilitas tempat BAB. Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa negara kita menargetkan 15% akses sanitasi aman pada 2024, yang sebentar lagi sudah akan berakhir," tuturnya. 

Tugas Baru Retno Marsudi Sejak Purnatugas dari Menlu

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dalam acara penghargaan yang diselenggarakan MUI di Jakarta, Kamis (3/10/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)
Retno Marsudi jadi Utusan Khusus Sekjen PBB di Bidang Air. (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres pada Jumat, 13 September 2024 mengumumkan penunjukan Retno Marsudi sebagai utusan khususnya untuk isu air.

Tugas Retno adalah menggalang kemitraan dan upaya bersama untuk memajukan agenda air, termasuk menindaklanjuti hasil Konferensi Air PBB 2023.

"Utusan khusus akan memanfaatkan hasil-hasil ini (Konferensi Air PBB 2023) dalam persiapan menuju berbagai proses air global, khususnya Konferensi Air PBB 2026," sebut Guterres di laman resmi PBB. 

Utusan khusus juga akan bertujuan meningkatkan kerja sama dan sinergi internasional di antara berbagai proses air internasional dalam mendukung pencapaian semua tujuan dan sasaran terkait air, seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6 dari Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Peran Retno sebagai utusan khusus PBB untuk isu air dunia akan efektif per tanggal 1 November 2024.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya