Merkuri Bukan Zat yang Harusnya Ada di Kosmetik, Dokter Sebut Biasanya Ditemukan di Batu Baterai

Penggunaan kosmetik bermerkuri memiliki bahaya besar bagi para pengguna, mulai dari kulit kehitaman hingga masalah organ tubuh.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Des 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2024, 11:00 WIB
Merkuri Bukan Zat yang Harusnya Ada di Kosmetik, Dokter: Biasanya Ditemukan di Batu Baterai
Merkuri Bukan Zat yang Harusnya Ada di Kosmetik, Dokter: Biasanya Ditemukan di Batu Baterai. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta - Kosmetik mengandung merkuri marak dijual secara ilegal di Indonesia. Berbagai krim 'abal-abal' dikemas sedemikian rupa dan menjanjikan hasil instan.

Padahal, penggunaan kosmetik bermerkuri memiliki bahaya besar bagi para pengguna. Menurut dokter ahli kulit, Muji Iswanty, merkuri adalah zat logam berat berbahaya dengan konsentrasi kecil tapi bersifat racun. Kandungan merkuri banyak ditemukan dalam produk kecantikan yang fungsinya memutihkan kulit.

Muji menyampakan, dampak dari penggunaan kosmetik bermerkuri dapat menyebakan kerusaan permanen pada organ bahkan memicu kanker. 

“Efeknya apa? Perubahan pada warna kulit bisa jadi merah, alergi, kerusakan permanen pada susunan saraf, gangguan emosi, otak, ginjal, serta merupakan zat karsinogenik (pemicu kanker),” jelas Muji dalam media briefing secara daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jumat (13/12/2024).

Muji menambahkan, merkuri bukanlah zat yang seharusnya ada dalam kosmetik. Artinya, tidak boleh digunakan untuk perawatan wajah. Biasanya, merkuri ditemukan di air raksa yang ada di dalam termometer atau pengecek suhu tubuh. Bahkan, merkuri juga dapat ditemukan dalam isi batu baterai.

“Merkuri bukan untuk di wajah, tapi untuk di alat-alat tertentu contohnya termometer air raksa. Ada juga di baterai, coba saja racik sendiri baterai, dihancurkan isinya terus pakai. InshaAllah cepat putih tapi ingat efek sampingnya sangat berbahaya sampai ke ginjal,” jelas Muji.

Efek Merkuri Secara Sistematik

Secara sistematik, batu baterai dapat memicu efek yang luas. Tak hanya pada kulit tapi juga organ dalam tubuh.

“Bisa jantung hipertensi, kalau kena paru-paru napasnya bisa lebih pendek bahkan bisa infeksi paru apabila penggunaan dalam waktu lama.”

“Di saluran pencernaan, bisa menyebabkan muntah, diare, sakit perut, kerusakan hati, gagal ginjal, sakit kepala, tremor,” jelas Muji.

Penggunaan Merkuri Selama Hamil Rugikan Anak

Bahkan, Muji memiliki cerita dari seorang perempuan yang menjual kosmetik mengandung merkuri. Perempuan itu juga menggunakan produknya sendiri selama masa kehamilan. Akibatnya, sang anak pun lahir dengan kondisi disabilitas.

“Kemarin ada salah satu pemilik krim kecantikan menggunakan merkuri dan Alhamdulillah pemilik sendiri yang mengaku, selama dia menggunakan produk bermerkuri selama hamil, anaknya jadi Down syndrome,” papar Muji.

Merkuri Picu Okronosis

Alih-alih membuat wajah menjadi lebih cerah, penggunaan merkuri malah membuat kulit wajah menjadi hitam kebiruan atau keabuan. Kasus seperti ini tidak sedikit ditemukan di Indonesia.

Kondisi ini disebut okronosis atau gangguan pigmentasi pada kulit berupa warna kulit hitam kebiruan atau keabuan pada area tubuh terutama wajah.

Okronosis memiliki dua jenis yakni okronosis endogen dan eksogen. Okronosis endogen merupakan penyakit genetik adanya kerusakan pada pigmen. Sementara, okronosis eksogen adalah okronosis akibat adanya bahan dari luar tubuh, jenis ini paling sering terjadi.

Infografis 4 Tren Kecantikan 2024
Infografis 4 Tren Kecantikan 2024.  (Liputan.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya