Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orang pasti mengalami permasalahan klasik yang berkaitan dengan kondisi tubuh. Ya, ketiak basah menjadi salah satu permasalahan klasik yang dialami oleh sebagian orang.
Ketiak basah pun kerap muncul dalam situasi tertentu seperti cuaca panas, aktivitas fisik yang berat, atau bahkan tekanan emosional. Ketiak basah yang muncul itu pun diakibatkan oleh produksi keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat di bebeapa area.
Baca Juga
Meskipun keringat merupakan mekanisme alami tubuh untuk mengatur suhu, pada beberapa orang, keringat berlebih yang menimbulkan ketiak basa menciptakan rasa tidak nyaman atau menurunkan rasa percaya diri.
Advertisement
Lantas, apa penyebab ketiak basah? Dilansir dari Verywellhealth, temukan jawabannya di sini, ya!
Cuaca Panas
Â
Cuaca panas bisa menjadi salah satu penyebab ketiak basah. Memang, berkeringat merupakan respons normal tubuh terhadap cuaca panas, kelembapan, olahraga, atau aktivitas fisik lainnya.Â
Ya, fungsi utama keringat adalah membantu mendinginkan tubuh. Pasalnya, ketika suhu tubuh meningkat, seseorang akan berkeringat di seluruh tubuh. Keringat itu pun kemudian menguap dan menurunkan suhu tubuh dan menjaganya agar tetap normal.
Akan tetapi, keringat yang berlebih kerap terjadi di area ketiak. Ya, hal itu biasanya terjadi ketika jumlah keringat yang dihasilkan tubuh melebihi yang dibutuhkan untuk mendinginkan tubuh.
Stres
Stres yang merupakan respons emosional dapat memicu keringat yang muncul. Selain stres, seseorang merasa menghasilkan keringat berlebih ketika cemas, ketakutan, hingga gairah seksual.
Nah, kelenjar keringat yang muncul selama stres tersebut menimbulkan keringat yang membuat ketiak basah, ketegangan pada otor, peningkatan denyut jantung, dan pernapasan jadi lebih cepat.
Hormon
Hormon dapat memengaruhi kapan dan seberapa banyak seseorang berkeringat, terutama di area ketiak. Perubahan hormon kerap dikaitkan dengan keringat berlebih dalam tubuh seseorang.
Ya, keringat berlebih yang muncul tersebut terjadi ketika seseorang dalam masa pubertas, kehamilan yang menimbulkan perubahan keringat, hingga fase menopause.
Makanan dan Minuman
Â
Makanan dan minuman menjadi salah satu penyebab ketiak basah. Keringat gustatori atau yang biasa disebut sindrom frey merupakan keringat yang dipicu oleh makanan dan minuman.
Kondisi ini dapat terjadi setelah operasi kelenjar parotis (kelenjar ludah utama) atau cedera pada saraf auriculotemporal (yang memberikan sensasi pada beberapa area di sisi kepala). Keringat gustatori biasanya memengaruhi wajah, kulit kepala, dan leher, tetapi dapat memengaruhi ketiak basah.
Makanan dan minuman tertentu juga dapat memicu keringat pada sebagian orang, termasuk:
- Makanan dan minuman berkafein seperti kopi, teh, dan cokelat.
- Monosodium glutamat (MSG).
- Makanan pedas seperti saus pedas.
- Rempah-rempah tertentu seperti jinten atau kari.
- Alkohol.
Merokok
Merokok bisa menjadi salah satu penyebab ketiak basah. Beberapa peneliti berpendapat bahwa nikotin mungkin menjadi penyebab masalah. Misalnya, dalam satu studi kasus yang dipublikasikan, seorang pria berusia 45 tahun menemukan bahwa keringat berlebihnya hilang setelah ia berhenti menggunakan koyo nikotin.
Namun, penelitian yang menyelidiki hubungan antara merokok dan berkeringat masih kurang. Jadi, tidak jelas apakah merokok menyebabkan kondisi tersebut atau apakah AH lebih umum terjadi pada perokok karena alasan lain.
Hiperhidrosis
Keringat berlebih terjadi ketika ada perubahan dalam pengaturan keringat, yang menyebabkan reaksi keringat tidak proporsional terhadap pemicu kecil. AH dapat bersifat primer atau sekunder.
Hiperhidrosis Primer
Ciri-Ciri AH primer
Aktivitas berlebihan pada area otak yang dikenal sebagai pusat pengaturan suhu tubuh hipotalamus yang berkaitan dengan komponen genetik dan riwayat keluarga.
Hiperhidrosis Sekunder
Ciri-Ciri AH Sekunder
AH sekunder adalah keringat berlebih yang berhubungan dengan kondisi medis seperti gangguna kecemasan kronis, kerusakan saraf tepi, kerusakan saraf tulang belakang, diabetes, hipertiroidisme, penyakit jantung, penyakit paru-paru, obat-obatan, gangguan penggunaan zat terlarang, fibromyalgia atau sindrom kelelahan kronis.
Â
(*)