Liputan6.com, Jakarta Dulu menu tunggal seperti bubur beras atau pisang kerap menjadi pilihan utama para orangtua saat memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk bayi. Saat ini hal itu sudah tidak relevan. Saat memulai MPASI berikan menu lengkap untuk mendukung tumbuh kembangnya.
"Sudah enggak jaman ngasih MPASI wortel dulu, pisang dulu," kata dokter spesialis anak konsultan nutrisi Novitria Dwinanda.
Advertisement
Baca Juga
Saat anak sudah siap memulai MPASI --umumnya saat anak berusia 6 bulan atau kurang dari usia tersebut tapi harus rekomendasi dokter -- langsung diberi menu lengkap. Terdiri dari karbohidrat, protein hewani, lemak dan sedikit saja sayur untuk perkenalan.
Advertisement
"Jangan takut ngasih daging pada anak umur enam bulan, tentunya sesuaikan tekstur ya," kata Novi.
"Sumber lemak itu bisa dari minyak, santan juga bisa," katanya.
"Buah untuk snacking," lanjutnya.
Gula dan Garam Boleh Enggak untuk MPASI?
Novi pun paham banyak orangtua yang khawatir soal pemberian bumbu dalam menu MPASI. Menurutnya, gula dan garam boleh diberikan asal dengan jumlah lebih sedikit di bawah anak satu tahun.
"Jadi, mereka sudah makan enak tuh," lanjutnya dalam Peluncuran Kampanye Aksi “3 Langkah Maju” Dukung Generasi Maju Bebas Stunting di Jakarta pada Kamis, 23 Januari 2025.
Pemberian MPASI dengan menu lengkap maka akan adekuat. Alhasil mampu memenuhi kecukupan energi, protein, serta mikronutrien untuk mencapai tumbuh kembang optimal anak.
Selain itu, pastikan pembberian MPASI harus aman yang berarti disipakan dan disimpan dengan cara higienis. Lalu, pemberian MPASI mesti tepat diantaranya terjadwal, lingkungan mendukung dan prosedur yang tepat.
Pemberian MPASI Tepat Cegah Stunting
Pemberian MPASI yang tepat merupakan salah satu upaya mencegah anak stunting. Seperti diketahui, ada berbagai faktor yang menyebabkan stunting termasuk diantaranya pemahaman orangtua yang kurang soal nutrisi pada anak termasuk praktik pemberian makan pendamping (MPASI) yang tidak tepat.
Novi juga menyorot soal rendahnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin karena kesadaran masyarakat dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan.
Masih banyak orangtua di Indonesia sulit menerima kenyataan atau malu jika anaknya terdiagnosa stunting dan cenderung menyangkal diagnosis dan menolak untuk dirujuk ke Rumah Sakit agar mendapat penanganan komprehensif.
Maka dari itu, skrining dan rujukan sangat penting dalam mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS). Sebab, skrining dini menjadi kunci dalam deteksi awal sehingga intervensi cepat dapat dilakukan.
Skrining efektif mencakup pengukuran tinggi, berat badan, dan penilaian status gizi untuk memastikan anak tumbuh sesuai standar. Sehingga, deteksi dini memungkinkan penanganan tepat, mengurangi risiko komplikasi, dan memastikan anak mendapatkan perawatan optimal.
"Rujukan terapi stunting memastikan anak menerima intervensi yang tepat, seperti suplementasi gizi, perubahan pola makan, dan pemantauan intensif. Melalui rujukan yang tepat, anak dapat mengakses sumber daya yang diperlukan untuk memperbaiki status gizi dan mencegah dampak jangka panjang stunting," lanjut Novi.
Advertisement
3 Langkah MAJU
Indonesia seperti diketahui tengah berkonsentrasi untuk menurunkan stunting demi masa depan bangsa yang lebih baik. Selain pemerintah, pihak swasta turut serta dalam upaya pencegahan stunting.
Salah satunya adalah Sarihusada yang melakukan skrining dengan menargetkan 1 juta anak dengan program kampanye bertajuk 3 Langkah MAJU (3LM dengan Mengukur tinggi dan berat secara teratur, Ajak konsultasi ke dokter dan Upayakan beri nutrisi teruji klinis.
"Sebenarnya kan sebelum anak stunting sudah bisa deteksi ya, ketika berat badan enggak nambah, itu perlu dicek ya tinggi badan dan berat badan," kata Healthcare Nutrition Marketing & Strategy Director, Danone SN Indonesia, Angelia Susanto.
Angel berharap lewat 3 Langkah Maju termasuk skrining bisa mendukung pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan stunting sedini mungkin, dan memberikan intervensi yang tepat dalam mencegah dampak jangka panjang yang lebih serius ke depannya.