Cek Kesehatan Gratis Bisa Tekan Angka Penyakit Paru di Masyarakat

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan padapProgram Cek Kesehatan Gratis (CKG) adalah skrining paru.

oleh Tim Health diperbarui 13 Feb 2025, 12:13 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 12:00 WIB
Kanker paru di Indonesia
paru di Indonesia (Ilustrasi: Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Salah satu pemeriksaan yang dilakukan pada program Cek Kesehatan Gratis (CKG) adalah skrining paru. Lewat pemeriksaan tersebut maka bisa mengurangi prevalensi penyakit paru pada masyarakat seperti disampaikan Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Pro Agus Dwi Susanto.

"Skrining paru sangat penting untuk masyarakat, sehingga dapat dideteksi sedini mungkin kelainan-kelainan paru yang mungkin ada," kata Agus. 

Pria yang juga praktik di RS Persahabatan Jakarta itu memaparkan bahwa terdapat lima penyakit paru yang menjadi permasalahan utama kesehatan masyarakat, antara lain pneumonia, tuberkulosis, kanker paru, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), dan asma.

Lewat program CKG yang mencakup skrining paru merupakan langkah pencegahan sekunder dalam upaya manajemen kesehatan masyarakat.

"Dengan deteksi dini, bila ditemukan kelainan, abnormalitas, atau penyakit paru, maka dapat diobati lebih dini dan dapat dikontrol bahkan disembuhkan," kata Agus mengutip Antara.

Penting Pemeriksaan Paru pada Cek Kesehatan Gratis

Agus mengungkapka skrining kesehatan paru menjadi hal yang penting untuk dilakukan, sebab masyarakat Indonesia memiliki keterpaparan faktor risiko yang tinggi. Mulai dari kebiasaan merokok, polusi udara luar ruangan, polusi udara dalam ruangan, paparan bahan yang terhirup di tempat kerja, dan lain sebagainya.

"Selain itu faktor sosial ekonomi, karena cukup banyak penyakit paru diderita pada populasi sosial ekonomi menengah ke bawah," tutur Agus.

Tentang Program Cek Kesehatan Gratis

Program Cek Kesehatan Gratis dimulai pada Senin, 10 Februari 2025. Pada tahap awal, pemeriksaan kesehatan gratis akan dilakukan di puskesmas, dengan target menjangkau 60 juta orang pada 2025.

Selanjutnya, dalam lima tahun ke depan, Kemenkes berharap program ini dapat melayani total 280 juta warga Indonesia, sebagai bagian dari upaya transformasi layanan kesehatan. 

Program ini menyasar bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, anak sekolah, dewasa hingga lansia. Program ini menyasar masyarakat dari berbagai kelompok usia dengan tiga cara. Pertama, usia 0-6 tahun dan 18 tahun ke atas dalam program Cek Kesehatan Ulang Tahun.

Kedua, kelompok usia sekolah 7 hingga 17 tahun dapat mengikuti Cek Kesehatan Gratis di sekolah yang akan dimulai pada Juli mendatang. Dan ketiga, Cek Kesehatan Gratis Khusus yang diperuntukkan ibu hamil dan balita.

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi mengungkapkan program Cek Kesehatan Gratis digelar untuk menjaga masyarakat tetap sehat. Dengan deteksi dini, berbagai penyakit bisa ditangani sesegera mungkin sebelum menjadi parah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya