Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Republik Indonesia, dr. Elizabeth menanggapi permintaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mengevaluasi program kampanye kesehatan reproduksi.
"Kami (kemenkes) mengajak KPAI, depdikbud, petugas medis, LSM untuk duduk bersama mengevaluasi apa yang kurang atau apa yang harus dibenahi dari kuesioner kesehatan reproduksi," ujar dr. Elizabeth, Sabtu (7/9/2013).
Menurutnya hal ini dilakukan agar tidak ada lagi kesalahpahaman terkait kuesioner yang dibagikan pada siswa kelas satu tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kesalahpahaman yang terjadi belakangan ini karena adanya gambar pada kuesioner reproduksi dianggap KPAI sebagai suatu hal yang vulgar dan mengarah pada pornografi.
"Gambar yang ada pada kuesioner merupakan hasil penelitian dan sifatnya scientific (ilmiah) dan tidak pornografi," ujarnya.
Menurutnya perlu ada sosialisasi dari petugas kesehatan terkait kuesioner ini. Kuesioner reproduksi ini bukan merupakan penelitian atau survei namun merupakan penjaringan kesehatan anak sekolah lanjutan.
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui masalah reproduksi pada anak.
"Hasil pengisian kuesioner masalah kesehatan reproduksi akan diperoleh informasi untuk menilai perkembangan kesehatan anak sekolah dan mengetahui kelainan pubertas sejak dini," ungkap dr. Jane.
(Mia/Abd)
Â
"Kami (kemenkes) mengajak KPAI, depdikbud, petugas medis, LSM untuk duduk bersama mengevaluasi apa yang kurang atau apa yang harus dibenahi dari kuesioner kesehatan reproduksi," ujar dr. Elizabeth, Sabtu (7/9/2013).
Menurutnya hal ini dilakukan agar tidak ada lagi kesalahpahaman terkait kuesioner yang dibagikan pada siswa kelas satu tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kesalahpahaman yang terjadi belakangan ini karena adanya gambar pada kuesioner reproduksi dianggap KPAI sebagai suatu hal yang vulgar dan mengarah pada pornografi.
"Gambar yang ada pada kuesioner merupakan hasil penelitian dan sifatnya scientific (ilmiah) dan tidak pornografi," ujarnya.
Menurutnya perlu ada sosialisasi dari petugas kesehatan terkait kuesioner ini. Kuesioner reproduksi ini bukan merupakan penelitian atau survei namun merupakan penjaringan kesehatan anak sekolah lanjutan.
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui masalah reproduksi pada anak.
"Hasil pengisian kuesioner masalah kesehatan reproduksi akan diperoleh informasi untuk menilai perkembangan kesehatan anak sekolah dan mengetahui kelainan pubertas sejak dini," ungkap dr. Jane.
(Mia/Abd)
Â