Pernikahan ternyata ada hubungannya dengan kesehatan. Selain untuk sisi psikologis, menikah juga dapat meningkatkan kesehatan jantung.
Suatu penelitian di MedStar Washington Hospital Center yang dikutip Newsmaxhealth, Minggu (22/9/2013) mengatakan menikah dapat mengurangi risiko kardiovaskular seperti serangan jantung.
"Pernikahan yang baik dapat membantu mengurangi serangan jantung namun pernikahan yang buruk dikaitkan dengan stres tinggi peradangan dan barulan bisa meningkatkan serangan jantung," ujar Penulis senior studi ini yaitu Dr Ron Waksman dari MedStar Washington Hospital Center di Washington , DC.
Para peneliti menganalisis catatan dari 11.216 pasien jantung yang dikumpulkan selama 18 tahun melalui kontak telepon atau kunjungan kantor.
Rata-rata usia pasien tersebut adalah 64 tahun, dan 55 persen berstatus menikah sementara 45 persen belum menikah.
Dari hasil survei menjelaskan kelompok yang belum berstatus menikah cenderung berisiko jantung. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal American Heart. Sebanyak 1,1 persen yang belum menikah cenderung sekarat karena jantung dan hanya 0,4 persen pasien jantung berasal dari kelompok yang sudah menikah.
Kemudian dalam waktu 30 hari dari prosedur penelitian mereka ditemukan 3,1 persen pasien yang belum menikah berisiko kardiovaskular utama dan 1,2 persen terjadi pada pasangan suami istri.
Penelitian dilanjutkan sampai satu tahun, meningkat menjadi 13,3 persen dari kelompok single dan 8,2 pada yang telah menikah.
"Temuan ini harus meningkatkan kesadaran dokter untuk faktor risiko sosial ekonomi di luar faktor risiko penyakit kardiovaskular standar dan dapat mendorong mitra dalam negeri untuk lebih terlibat dalam proses perawatan kesehatan setelah intervensi jantung," kata Waksman.
Penelitian lain tentang manfaat pernikahan untuk kesehatan yakni yang dilakukan Profesor Psikologi, Harry Reis dan Kathleen Raja di School of Nursing at University of Rochester. Penelitian menemukan bahwa pasien jantung yang menikah memiliki kesempatan hidup 2,5 kali lebih besar daripada yang belum menikah. (Mia/Igw)
Suatu penelitian di MedStar Washington Hospital Center yang dikutip Newsmaxhealth, Minggu (22/9/2013) mengatakan menikah dapat mengurangi risiko kardiovaskular seperti serangan jantung.
"Pernikahan yang baik dapat membantu mengurangi serangan jantung namun pernikahan yang buruk dikaitkan dengan stres tinggi peradangan dan barulan bisa meningkatkan serangan jantung," ujar Penulis senior studi ini yaitu Dr Ron Waksman dari MedStar Washington Hospital Center di Washington , DC.
Para peneliti menganalisis catatan dari 11.216 pasien jantung yang dikumpulkan selama 18 tahun melalui kontak telepon atau kunjungan kantor.
Rata-rata usia pasien tersebut adalah 64 tahun, dan 55 persen berstatus menikah sementara 45 persen belum menikah.
Dari hasil survei menjelaskan kelompok yang belum berstatus menikah cenderung berisiko jantung. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal American Heart. Sebanyak 1,1 persen yang belum menikah cenderung sekarat karena jantung dan hanya 0,4 persen pasien jantung berasal dari kelompok yang sudah menikah.
Kemudian dalam waktu 30 hari dari prosedur penelitian mereka ditemukan 3,1 persen pasien yang belum menikah berisiko kardiovaskular utama dan 1,2 persen terjadi pada pasangan suami istri.
Penelitian dilanjutkan sampai satu tahun, meningkat menjadi 13,3 persen dari kelompok single dan 8,2 pada yang telah menikah.
"Temuan ini harus meningkatkan kesadaran dokter untuk faktor risiko sosial ekonomi di luar faktor risiko penyakit kardiovaskular standar dan dapat mendorong mitra dalam negeri untuk lebih terlibat dalam proses perawatan kesehatan setelah intervensi jantung," kata Waksman.
Penelitian lain tentang manfaat pernikahan untuk kesehatan yakni yang dilakukan Profesor Psikologi, Harry Reis dan Kathleen Raja di School of Nursing at University of Rochester. Penelitian menemukan bahwa pasien jantung yang menikah memiliki kesempatan hidup 2,5 kali lebih besar daripada yang belum menikah. (Mia/Igw)