7 Tanda Keracunan Makanan, Perlu Diwaspadai

Keracunan makanan dapat menyebabkan kematian dan kerusakan organ yang fatal.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 27 Mar 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2019, 06:00 WIB
Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Kasus keracunan makanan sudah sering ditemui dan dapat menyerang siapa saja. Keracunan makanan merupakan kondisi di mana tubuh memberikan reaksi akibat makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, virus atau parasit.

Keracunan makanan dapat disebabkan oleh banyak hal. Faktor umum yang dapat menyebabkan keracunan adalah konsumsi daging mentah atau kurang matang, buah-buahan dan sayuran mentah yang belum dicuci secara menyeluruh. Serta susu yang tidak dipasteurisasi dan apa pun yang disimpan di lemari es dalam jangka waktu yang lama.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention US, diperkirakan 48 juta orang sakit karena keracunan makanan setiap tahun. Jika terlambat ditangani, keracunan makanan dapat menyebabkan kematian dan kerusakan organ yang fatal.

Keracunan makanan dapat menimbulkan gejala atau tanda tertentu. Kekuatan sistem imun juga mempengaruhi gejala yang dialami saat keracunan makanan. Mengetahui tanda-tanda keracunan makanan dapat meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi dengan segera memberikan penanganan yang tepat.

Berikut 7 tanda keracunan makanan yang berhasil Liputan6.com rangkum dari Reader's Diggest, Selasa (26/3/2019).

Berkeringat

Keringat tak wajar
Keringat tak wajar adalah tanda kekurangan vitamin D. (Foto: unsplash.com)

Biasanya orang akan merasa keracunan makanan setelah mengalami diare atau sakit perut hebat. Namun, sebelum itu, tanda paling awal keracunan makanan adalah tubuh yang berkeringat secara tidak wajar.

Berkeringat bisa menjadi salah satu peringatan awal keracunan makanan. Berkeringat juga merupakan indikasi bahwa segalanya akan menjadi jauh lebih buruk akibat makanan yang dikonsumsi.

Jika berkeringat disertai demam, Anda perlu mencurigai ada sesuatu yang tak beres dalam perut. Cobalah untuk mengingat apakah Anda makan sesuatu yang mencurigakan dalam beberapa hari terakhir.

Kram dan kembung pada perut

Perut Kembung Bukan Melulu Karena Masuk Angin
Perut Kembung Bukan Melulu Karena Masuk Angin

Menurut Mayo Clinic, kram perut dan perut kembung adalah pertanda yang tepat bahwa perut sedang mengalami masalah. Kram dan kembung pada perut akibat keracunan akan datang sebelum diare.

Jika sakit perut membuat Anda tersiksa dua kali lipat dan membuat terpincang-pincang ke toilet, hal ini merupakan tanda yang akurat bahwa bakteri jahat sedang bereaksi di usus.

Mual dan muntah

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Mual dan muntah adalah tanda utama keracunan makanan. Seberapa cepat gejala ini akan muncul, tergantung pada jenis bakteri atau virus yang terdapat pada makanan yang terkontaminasi.

Misalnya, Listeria yang biasa ditemukan pada daging mentah, susu mentah, dan keju lunak, dapat memicu gejala mual dan muntah dari tiga hingga 70 hari setelah terpapar.

Sementara Salmonella yang paling banyak mencemari telur, daging (terutama unggas), dan buah atau sayuran mentah gejala yang muncul dapat timbul dalam waktu 12 hingga 72 jam.

Diare

Ilustrasi diare (iStockphoto)
Ilustrasi diare (iStockphoto)

Diare adalah salah satu tanda keracunan makanan yang paling jelas. Untuk mengetahui apakah keracunan disebabkan oleh virus dalam perut atau makanan yang terkontaminasi, petunjuk dapat ditemukan pada jenis diare yang dialami.

Norovirus adalah penyebab paling umum dari flu perut, dan itu dapat menyebar melalui makanan yang dikonsumsi oleh orang yang terkontaminasi. Virus ini menyebabkan diare berair, paling umum pada orang dewasa.

Sementara itu, E. coli ( biasa ditemukan pada daging sapi dan sayuran mentah) dan Campylobacter (sering ditemukan pada daging atau telur unggas yang kurang matang dan air yang terkontaminasi) keduanya dapat menyebabkan diare berdarah. Gejala dapat berlangsung selama satu hingga sepuluh hari.

Demam

20151020-Ilustrasi-Sakit-Demam
Ilustrasi Sakit Panas (iStockphoto)

Beberapa jenis bakteri, seperti Listeria dan Campylobacter, dapat menyebabkan demam. Meskipun demam kemungkinan juga akan disertai dengan masalah pencernaan.

Demam juga biasa disertai dengan tubuh yang menggigil dan dapat timbul beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Jika demam berlanjut selama lebih dari 48 jam segera hubungi dokter.

Sistem otak terganggu

Ilustrasi pusing (iStockphoto)
Pusing itu Bukan Penyakit tapi gejala (Ilustrasi/iStockphoto)

Jika otak Anda mulai merasa tidak jelas seperti cepat merasa bingung atau linglung, jangan abaikan begitu saja. Bakteri Listeria dapat menyebabkan gejala ini. Terganggunya sistem otak juga dapat mengakibatkan sakit kepala atau pusing.

Leher kaku atau lemah disekujur tubuh juga merupakan tanda keracunan makanan. Komsultasikan pada medis untuk setiap perubahan mental yang tidak dapat dijelaskan.

Dehidrasi

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Keracunan akan menyebabkan dehidrasi pada tubuh. Diare yang dialami juga dapat menguras cairan dalam tubuh. Jika tubuh mengalami tanda-tanda keracunan makanan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menambah cairan tubuh agar dehidrasi tak makin parah.

Minumlah banyak air atau larutan yang diperkaya elektrolit seperti Pedialyte atau Gatorade. Hindari minuman yang mengandung gula, kafein, dan alkohol karena dapat menyebabkan tubuh lebih dehidras.

Keracunan makanan dapat dihindari dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman. Langkah ini dapat meliputi alat masak dan makan yang bersih, mencuci mencuci secara menyeluruh produk mentah, menyimpan makanan pada suhu yang tepat, memantau tanggal kedaluwarsa, serta menghindari menyimpan sisa makanan terlalu lama.

Hindari pula mengonsumsi daging baik itu unggas, ikan atau daging lain dan telur mentah atau setengah matang, susu dan olahannya yang tidak melalui proses pasteurisasi, serta sayur mentah yang tidak dicuci dengan bersih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya