Rantai Makanan di Sawah, Pahami Agar Tak Rusak Ekosistem

Kehadiran rantai makanan merupakan wujud keseimbangan dari alam semesta.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 10 Apr 2019, 15:05 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 15:05 WIB
Sawah Terasering Tegalalang
Sawah Terasering Tegalalang (Sumber: Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta Rantai makanan di sawah merupakan salah satu contoh dari rantai makanan yang ada di lingkukan sekitar. Di sekolah dasar pengetahuan mengenai rantai makanan sudah pasti ditemui. Dengan mempelajari siklus rantai makanan, manusia jadi tak sembarangan untuk berperilaku pada alam, yang seringkali bisa mempengaruhi adanya rantai makanan.

Kehadiran rantai makanan merupakan wujud keseimbangan dari alam semesta. Rusaknya rantai makanan akan menyebabkan kerusakan ekosistem yang ada. Ambil saja contoh, jika dalam sebuah rantai makanan di sawah terdapat ular didalamnya dan ular tersebut dibasmi, maka tikus akan merajalela karena tak ada yang memangsa.

Rantai makanan memiliki peran pentin dalam berjalannya sebuah ekosistem. Rantai makanan bukanlah sekadar pelajaran anak SD, rantai makanan juga wajib dipahami oleh siapapun terlepas status pendidikannya. Berikut ulasan mengenai rantai makanan di sawah yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber,  Rabu (10/4/2019).

Mengenal rantai makanan

Ilustrasi Rantai Makanan
Ilustrasi Rantai Makanan (sheppardsoftware.com)

Secara definisi, mengutip buku "Environmental correlates of food chain length" yang ditulis oleh F Briand dan JE Cohen, rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan ke deretan seri organisme melalui jenjang makan. Rantai makanan ini merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak secara linear dari produsen ke konsumen teratas.

Mudahnya, rantai makanan adalah interaksi makan dan dimakan dengan urutan dan tingkatan tertentu, dan dalam proses tersebut ada perpindahan energi antar jenjang organisme. Tiap tingkatan dari rantai makanan dalam ekosistem disebut sebagai tingkat trofik.

Urutan tingkat trofik dalam rantai makanan bisa dijabarkan sebagai berikut:

- Tingkat pertama adalah organisme yang bisa menghasilkan makanan sendiri seperti tumbuhan hijau seperti pohon, rumput, dan tumbuhan lainnya.

- Selanjutnya di tingkat atasnya terdapat konsumen yang merupakan makhluk hidup yang tidak bisa menghasilkan makanan sendiri. Konsumen ini terbagi menjadi konsumen primer atau konsumen I yang merupakan herbivora seperti sapi, kambing, kelinci, serangga, dan lainnya.

Lalu ada konsumen sekunder atau konsumen II yang merupakan organisme pemakan herbivora. Lalu ada konsumen tersier atau konsumen III yang memakan hewan yang memakan hewan hebivora, dan seterusnya.

- Di jenjang paling atas dan berada di trofik tertinggi adalah konsumen puncak yang tidak punya predator yang memakan dirinya, seperti manusia, beruang, buaya, singa, atau paus pembunuh. Terdapat juga tingkatan lain seperti detrivor atau spesies pengurai seperti cacing tanah serta dekomposer yang juga pengurai seperti jamur dan bakteri.

Macam rantai makanan

Terdapat tiga macam rantai dalam rantai makanan: rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.

- Rantai makanan tipe pemangsa: rantai makanan yang terjadi ketika hewan pemakan tumbuhan dimakan oleh hewan pemakan daging. Contoh: kelinci-ular-elang.

- Rantai makanan tipe saprofit: rantai makanan yang terjadi untuk mengurai organisme yang mati. Rantai ini muncul karena adanya dekomposer. Contoh: elang mati-bakteri.

- Rantai maknan tipe parasit: rantai makanan yang terjadi karena terdapat organisme yang dirugikan. Contoh: pohon besar-benalu, manusia-kutu.

Rantai makanan di sawah

Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani memisahkan gabah saat panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mereka lebih memilih menggunakan tenaga manusia agar Kebersamaan mereka terhaga. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Sawah merupakan salah satu ekosistem manusia untuk bercocok tanam. Tanaman yang ditanam di sawah kebanyakan berupa padi yang merupakan makanan pokok sebagian besar manusia di dunia. Rantai makanan juga terjadi di sawah.

Rantai makanan di sawah secara langsung mempengaruhi ekosistem yang ada di sawah. Jika rantai makanan di sawah terganggu, maka produksi padi juga akan terganggu seperti munculnya hama atau gagal panen.

Ekosistem sawah memiliki beberapa ciri tertentu. Ciri tersebut merupakan penanda bahwa ekosistem di sawah cukup luas dan memiliki banyak contoh rantai makanan. Ciri dari ekosistem sawah meliputi:

- Merupakan lahan budidaya tanaman padi

- Keanekaragaman hayati termasuk rendah

- Dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok (padi)

- Terdapat saluran irigasi

- Ada tumbuhan lain yang tumbuh di ekosistem sawah seperti rumput atau tumbuhan liar lainnya.

Alur pada rantai makanan di sawah umumnya memiliki alur sebagai berikut:

produsen → konsumen I → konsumen II → konsumen III → pengurai atau dekomposer.

Produsen diduduki oleh badi yang mendominasi sawah. konsumen I biasanya didominasi oleh pemakan padi. Konsumen II merupakan pemakan konsumen I, biasanya konsumen ini merupakan binatang karnivora. Konsumen III sampai IV merupakan pemakan konsumen sebelumnya.

Sedangkan pengurai merupakan konsumen akhir yang menguraikan senyawa organisme yang telah mati. Pada ekosistem sawah yang merupakan tipe pengurai yaitu bakteri, jamur dan berbagai jenis cacing.

Contoh rantai makanan di sawah

Di ekosistem sawah terdapat banyak sekali rantai makanan di sawah. Padi adalah produsen terbesar di ekosistem ini. Berikut beberapa contoh dari rantai makanan di sawah :

Energi matahari – Padi – Burung pemakan biji – Ular sawah – Elang – Pengurai

Energi matahari – Rumput – Serangga – Tikus – Ular sawah – Pengurai

Energi matahari – Padi – Tikus – Elang – Pengurai

Energi matahari – Padi – Serangga – Katak – Ular sawah – Elang – Pengurai

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya