Sosok Mbah Waginah, Penjual Gudeg Jogja Berusia 95 Tahun yang Masih Giat Bekerja

Ketekunan Mbah Waginah yang patut diacungi jempol.

oleh Yunisda Dwi Saputri diperbarui 30 Apr 2019, 20:35 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2019, 20:35 WIB
Gudeg Mbah Waginah
Gudeg Mbah Waginah (Sumber: Brilio.net)

Liputan6.com, Jakarta Kota Yogyakarta selain menjadi salah satu destinasi wisata alam, juga identik dengan kulinernya yang beragam. Salah satunya Gudeg yang jadi menu wajib para wisatawan ketika berkunjung ke kota ini. 

Gudeg merupakan makanan berbahan dasar gori atau dalam bahasa Indonesia yang berarti nangka muda. Seperti diketahui, kuliner Yogyakarta terkenal dengan cita rasanya yang manis. Begitu pula dengan gudeg yang termasuk ke dalam makanan khas Kota Pelajar ini.

Jika berbicara tentang gudeg, ada satu tempat gudeg legendaris yang wajib dikunjungi ketika bertandang ke Yogyakarta. Yakni gudeg milik Mbah Waginah yang berlokasi di area Jalan Kabupaten, KM 1,5, Sleman, Yogyakarta.

Mungkin spot kuliner satu ini tidak sebagus tempat makan di pinggir jalan pada umumnya. Namun, ada yang spesial dengan Mbah Waginah. Ia adalah sosok yang masih giat bekerja meski usianya sudah senja.

Mempersiapkan dagangan sejak pukul 4 pagi

Gudeg Mbah Waginah
Gudeg Mbah Waginah (Sumber: Brilio.net)

Ya, Mbah Waginah kini berusia 95 tahun alias 5 tahun menuju satu abad. Di usianya yang tak muda lagi, Mbah Waginah tetap rajin berjualan gudeg mulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB. Di gubug kecilnya itu, sudah lebih dari 45 tahun ia menekuni pekerjaannya.

Setiap harinya, Ia akan bangun pada pukul 04.00 dini hari untuk mempersiapkan dagangannya. Sejak beberapa tahun belakangan, Mbah Waginah dibantu oleh pegawainya. Namun, resep di balik nikmatnya gudeng buatannya itu tetap ada di tangan Mbah Waginah.

Gudeg buatan Mbah Waginah dimasak dengan kayu bakar. Sementara itu, untuk urusan belanja bahan-bahan dasar seperti bumbu dan lauk pauk Ia serahkan kepada seorang penjual yang sudah jadi langganannya. Diketahui, gubug yang kini ia gunakan untuk berjualan gudeg baru ia tempati selama 17 tahun ini. Sebelumnya, Mbah Waginah berjualan di kawasan Baselo, Yogyakarta.

Kesetiaan Mbah Waginah mengerahkan tenaganya berjualan gudeg tak lantas selalu berjalan mulus. Selama 45 tahun ini, Mbah Waginah mengalami pasang surut. Misalnya, ada momen di mana Ia harus mencuci piring hingga 8 kali demi melayani pelanggan yang membludak. Sebaliknya, terkadang gudegnya hanya laku terjual 3 hingga 4 porsi saja.

Kondisi tersebut seringkali membuatnya kewalahan. Pasalnya, Mbah Waginah mengaku kekurangan modal untuk berjualan di esok hari jika warungnya sepi.

"Kalau ramai pembeli ya senang, tapi kalau seperti (sepi) ini ya susah. Buat modal lagi nggak ada," ungkap Mbah Waginah, seperti dikutip Liputan6.com dari brilio.net, Selasa (30/4/2019).

Tidak menyerah meski telah menginjak usia senja

Gudeg Mbah Waginah
Gudeg Mbah Waginah (Sumber: Brilio.net)

Yogyakarta yang kini ramai wisatawan nampaknya justru kurang menguntungkan bagi Mbah Waginah. Karena hal inilah yang membuatnya banyaknya pesaing yang bermunculan karena ikut berjualan gudeg. Mbah Waginah menceritakan bahwa dulu gudegnya selalu habis terjual bahkan hanya dalam kurun waktu 3 jam.

Namun kini, hingga pukul 10.00 saja dagangannya masih tersisa setengah. Alhasil, Ia harus pulang membawa dagangannya kembali. Kondisi ini tak ayal membuat nenek kelahiran tahun 1924 merasa sedih.

Meskipun demikian, Mbah Waginah tidak langsung menyerah. Ia tetap giat menjajakan gudeg buatannya lantaran sudah terbiasa berkegiatan sejak kecil. Keuntungannya dari berjualan gudeg bukan semata-mata menjadi sumber penghasilan.

Sebaliknya, Mbah Waginah mengaku bahwa dengan berjualan, ia bisa mengisi hari-harinya untuk kegiatan yang bermanfaat ketimbang bosan berdiam di rumah. Terlebih, ia kini hidup sendiri di rumah sejak suaminya meninggal dunia 15 tahun lalu. Selain itu, kedua anaknya juga sudah berkeluarga dan tinggal terpisah.

Uang Rp 8 ribu sudah cukup untuk membeli gudeg buatan Mbah Waginah. Dengan harga semurah itu, sepiring bubur gudeg lauk telur dengan cita rasa nikmat ala Mbah Waginah sudah bisa dibawa pulang. Sementara itu, untuk lauk ayam kampung, Mbah Waginah membandrol Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu saja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya