Liputan6.com, Jakarta Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) adalah salah satu kementrian yang tentu banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kementrian ini pun memang memegang peran penting dalam kemajuan olahraga bangsa Indonesia. Namun, pada Rabu (18/9/2019) ini Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi sebagai tersangka suap dana hibah pemerintah melalui Kemenpora kepada KONI yang diduga untuk keperluan pribadi.
Baca Juga
Advertisement
Jumlah suapnya pun fantastis, yaitu uang sebesar Rp 26,5 miliar. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan, dalam kasus ini, Menpora Imam Nahrawi melalui asisten pribadinya Miftahul Ulum diduga telah menerima uang sejumlah Rp 14,7 miliar. Selain itu, dalam rentang waktu 2016-2018, Imam meminta uang sejumlah total Rp 11,8 miliar.
"Sehingga total dugaan penerimaan Rp 26,5 miliar tersebut diduga merupakan commitment fee atas pengurusan proposal hibah yang diajukan oleh pihak KONI kepada Kemenpora," kata Alex
Melihat kembali ke belakang, sosok Imam Nahrawi yang memiliki 7 anak ini memang telah cukup lama berkarir di bidang politik. Ia telah menjabat sebagai DPR RI selama dua periode, sejak tahun 2004 hingga 2014.
Berikut fakta sosok Imam Nahrawi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (18/9/2019).
1. Imam Nahrawi lahir dan besar di Jawa Timur
Menpora Imam Nahrawi lahir di Bangkalan, Jawa Timur pada 8 Juli 1973 yang kini telah berusia 46 tahun. Pada masa kecil dan saat mengenyam bangku sekolah, Menpora pada era Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla ini lebih banyak berada di Bangkalan, Madura.
Mengenyam bangku sekolah dasar hingga pada jenjang menengah atas di Bangkalan Madura. Hingga pada akhirnya ketika melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi, Imam Nahrawi kuliah di Surabaya dan lulus jenjang strata satunya pada tahun 1998.
Advertisement
2. Kegiatan Imam Nahrawi saat di perkuliahan
Selayaknya mahasiswa selain berkuliah dan menuntut ilmu, Imam Nahrawi pun juga menjadi aktivis. Ia yang kala itu kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini aktif dalam kegiatan organisasi kampus.
Tak hanya aktif, namun Imam Nahrawi pun juga sempat menjadi Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya 1994-1995 dan aktif sebagai bagian dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
3. Melanjutkan S2 di Bandung dan mendapat gelar Honoris Causa dari Kampus pertamanya
Meski Imam Nahrawi telah menjadi seorang politikus di senayan. Ia pun juga sempat lanjutkan pendidikannya di jenjang S2. Kali ini ia berkuliah di Universitas Padjajaran untuk program Pascasarjana Magister Kebijakan Publik.
Selain melanjutkan kuliah S2, Imam Nahrawi pada tahun 2017 mendapat sebuah gelar gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Sunan Ampel Surabaya.
Advertisement
4. Karier politik Imam Nahrawi
Imam Nahrawi, mengawali karier politiknya dengan bergabung pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Di PKB, Imam Nahrawi sendiri pernah menjabat sebagai Ketua DPW PKB Jawa Timur dan selanjutnya sebagai Sekretaris Jenderal DPP PKB.
Dalam karir politik di Senayan, Imam Nahrawi terpilih menjadi anggota DPR RI daerah pilihan Jawa Timur sejak tahun 2004. Ia pun terpilih selama dua periode 2004-2009 dan 2009-2014, selain itu ia berada di Komisi VII DPR yang betanggung jawab dalam bidang agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan.