7 Jenis Virus Android yang Berbahaya, Bisa Curi Informasi Pribadi

Ada beberapa jenis virus Android yang perlu diwaspadai.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 11 Okt 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2019, 12:00 WIB
ilustrasi ponsel
ilustrasi ponsel (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Jenis virus Android patut diwaspadai bagi kamu pengguna sistem operasi ini. Tak cuma komputer, virus juga dapat menyerang perangkat Android. Jenis virus Android umumnya mirip dengan virus komputer.

Jenis virus Android ini akan menganggu sistem operasi bahkan hingga merusak perangkat. Dari adware dan pop-up hingga mencuri informasi pribadi, ada banyak masalah yang diakibatkan berbagi jenis virus Android.

Meski telah memiliki beberapa pengamanan bawaan, jenis virus Android bisa saja masuk menyerang sistem. Sebut saja sistem Google Play Protect yang memindai semua aplikasi di Play Store untuk melindungi ponsel dari malware. Namun, masih saja banyak aplikasi jahat dengan jenis virus Android di dalamnya.

Maka dari itu, kamu perlu waspada pada virus Android ini. Pastikan untuk tidak sembarangan memasang aplikasi atau membuka tautan asing karena semua itu merupakan sumber dari virus Android. Berikut jenis virus Android yang berbahaya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (11/10/2019).

Shedun

Ilustrasi Android
Ilustrasi Android (iStockPhoto)

Shedun adalah nama dari keluarga virus ponsel yang menyasar sistem berbasis Android. Tipe malware ini telah ditemukan di Android yang dibuat di Tiongkok, seperti ponsel pintar dan tablet. Shedun dapat secara otomatis melakukan rooting perangkat, membiarkannya terbuka untuk aliran iklan.

Shedun biasanya dikemas dalam bentuk aplikasi ilegal melalui situs unduhan aplikasi pihak ketiga. Aplikasi ini biasanya berupa kloningan aplikasi umum seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Candy Crush, Google Now, dan Snapchat. Untuk menghilangkannya, kamu harus melakukan root dan reflash perangkat tergantung pada model dan firmware Android.

Aplikasi yang dikloning & disalin

Ilustrasi aplikasi
Ilustrasi aplikasi (Sumber: Pixabay)

Pernahkah kamu menemukan dua aplikasi dengan nama dan tampilan yang sama di Play Store? Bisa jadi salah satunya merupakan sumber virus. Aplikasi populer selalu menjadi sasaran empuk bagi peretas dan penipu. Kloning adalah cara yang bagus untuk memasukkan virus ke perangkat.

Jika kamu menginstal aplikasi kloningan ini tanpa disadari kamu telah memberi mereka akses ke informasi pribadimu. Pastikan bahwa kamu mengunduh aplikasi langsung dari sumber yang benar.

Virus Joker

Ilustrasi ponsel
Ilustrasi (iStock)

Jenis virus Android terbaru yang sedang jadi perbincangan adalah virus Joker. Virus ini merupakan tipe virus yang bisa mencuri uang dengan cara berlangganan premium tanpa diketahui pengguna.

Virus ini bisa hadir dari bentuk klik iklan. Jika pengguna meng-kliknya, virus akan dapat mengakses pesan teks dan mencuri daftar kontak.

Dilansir Liputan6.com dari Merdeka, ada 37 negara yang menjadi incaran virus Joker dan Indonesia masuk di dalamnya. Beberapa aplikasi yang terdeteksi virus Joker dan berada di Google Play Store, seperti Age Face 1.1.2, Mini Camera 1.0.2, Rapid Face Scanner 10.01, Antivirus Security-Security Scan, App Lock hingga Great VPN 2.0.

Filecoder

[Bintang] Ilustrasi ponsel
Ilustrasi pengguna smartphone. (Sumber Foto: Pexels)

Filecoder merupakan jenis ransomware yang menyerang Android melalui pesan singkat. Ransomware bisa memeras pengguna dengan mengunci sistem operasimu sampai kamu mau membayar tebusannya. Filecoder bisa menginfeksi aplikasi tertentu di Android.

Jika aplikasi terinfeksi, ia akan mengambil akses kontak dan mengirimi pesan singkat berupa tautan. Filecoder biasanya memikat calon korbannya dengan konten pornografi dalam tautan bit.ly.

Jika tautan diklik, maka sistem operasi didalamnya akan terpasang virus. Jadi, berhati-hatilah saat membuka tautan yang tidak jelas atau mencurigakan.

Hummingbad

Virus Android
(ilustrasi)

Hummingbad sempat menjadi pembahasan pada Juli 2016. Virus ini dapat mencuri informasi pengguna dan mengunduh aplikasi tanpa izin. Virus ini bisa menginfeksi ketika kamu mengunduh sesuatu di situs web yang mencurigakan di browser.

Virus ini bisa disingkirkan dengan reset pabrik. Namun, jika virus sudah tertanam dalam ke perangkat, kamu mungkin harus root pada perangkat atau membeli ponsel baru.

Gooligan

Ilustrasi Android
Ilustrasi Android

Virus Android berbahaya lainnya adalah Gooligan. Virus ini embahayakan data akun Google pada perangkat yang terinfeksi. Gooligan dapat mengakses Gmail pengguna, Foto Google, Google Documents, Google Play, Google Drive, dan aplikasi terkait Google lainnya.

Setelah pengguna mengunduh salah satu dari aplikasi ini, malware akan melakukan root perangkat dan mendapatkan akses sistem ke perangkat, memungkinkan penyerang untuk memalsukan kredensial akun Google pengguna.

Perangkat yang berjalan di Android 4 Google (Ice Cream Sandwich, Jellybean dan KitKat) dan Android 5 (Lollipop), yang merupakan 74 persen dari total pengguna Android, terancam terpengaruh oleh Gooligan. 57% dari total perangkat yang terinfeksi berada di Asia, 19% di Amerika, 15% di Afrika dan 9% di Eropa.

FinSpy

Ilustrasi malware, virus
Ilustrasi malware, virus. Kredit: Elchinator via Pixabay

FinSpy dapat menyerang iOS dan Android, dengan serangkaian fungsi yang sama tersedia untuk setiap platform. Jenis malware ini memberikan kontrol total penyerang atas data pada perangkat yang terinfeksi.

Jenis virus ini bisa mengakses informasi rinci tentang pengguna, termasuk kontak, riwayat panggilan, geolokasi, teks, acara kalender, dan sebagainya.

FinSpy juga dapat merekam panggilan suara dan VoIP, dan mencegat pesan instan. Virus ini dapat memantau aktivitas komunikasi layanan komunikasi seperti WhatsApp, WeChat, Skype, Line, dan Telegram.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya