Liputan6.com, Jakarta Menjadi pandemi global, Virus Corona COVID-19 membuat banyak negara meningkatkan tingkat kewaspadaan terhadap virus ini. Secara global, dilansir dari peta Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE kasus infeksi COVID-19 di dunia pada Kamis (19/3/2020) telah mencapai 218.177 kasus. Untuk 84.112 di antaranya telah dinyatakan sembuh.
Tingkat kesembuhan tertinggi dipegang oleh negara China yang disusul oleh negara Iran pada peringkat kedua. Meskipun demikian hal ini tidak lantas membuat negara lain lega, beberapa negara di Asia Tenggara saat ini bahkan sedang mengalami lonjakan tajam atas kasus positif infeksi COVID-19. Termasuk di Indonesia yang sudah melonjak hingga 309 pasien dinyatakan positif corona pada Jumat (20/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Dalam menangani lonjakan angka pasien virus corona, sejumlah negara di Asia Tenggara menerapkan metode yang berbeda-beda. Langkah-langkah tersebut diambil pemerintah setempat menyesuaikan dengan kondisi di negara tersebut. Sebagai contoh, pemerintah Malaysia menerapkan kebijakan lockdown nasional. Hal ini dikarenakan social distancing tak lagi mampu membendung tingginya persebaran virus menular ini.
Sedangkan di negara lain, ada pula yang menyerahkan penanganan virus corona terhadap alat penemuan terbaru. Seperti halnya Vietnam dan Thailand, hal ini sebagai tindakan preventif agar semakin sedikit orang yang berinteraksi langsung dengan COVID-19.
Penasaran seperti apa terkait penanganan virus corona di beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia? Berikut selengkapnya dilansir dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Kamis (19/3/2020).
1. Malaysia Terapkan Kebijakan Lockdown Nasional
Sejak mengalami lonjakan tajam pada kasus pasien positif virus corona, pemerintah Malaysia menerapkan kebijakan lockdown nasional. Perdana Mentri Muhyiddin Yassin meminta warga Malaysia untuk melakukan isolasi mandiri di rumah selama dua pekan. Kebijakan tersebut berlaku mulai dari Rabu (18/3/2020) hingga Selasa (31/3/2020).
Hal ini merupakan langkah kebijakan yang sama seperti yang diambil oleh pemerintah China untuk Provinsi Hubei (distrik Wuhan) dan Pemerintah Italia. Melihat tingkat keberhasilan yang tinggi di kedua negara tersebut untuk menekan penyebaran virus corona, menjadi salah satu alasan pemerintah Malaysia menempuh kebijakan ini.
Advertisement
2. Singapura Tempuh Cara Transparansi Sekaligus Intervensi.
Penanganan virus corona di Singapura telah mencuri perhatian khalayak mancanegara. Negara ini begitu cepat dan tanggap dalam menghentikan persebaran COVID-19. Hingga saat ini pun, tak ada korban meninggal dunia yang dilaporkan oleh negara ini. Hanya butuh 2 jam untuk pemerintah Singapura mengungkap rincian tentang siapa pasien pertama dan riwayat orang disekitarnya yang berinteraksi dengannya.
Di negara seribu larangan ini, warga negara pasrah terhadap intervensi yang dilakukan pemerintah terhadap transparansi latar belakang yang dilakukan. Masyarakat juga sadar bahwa hal tersebut adalah cara pemerintah untuk melindungi diri sendiri dan warga negara lain agar wabah ini tidak semakin tersebar.
Singapura juga memperketat wisatawan asing yang masuk dan menutup akses wisatawan dari China sejak Januari lalu.
3. Vietnam Buat Bilik Disinfektan.
Di Vietnam, para peneliti menemukan Mobile Decontamination Chamber (MDC) atau bilik disinfektan. yang dapat efektif dapat mencegah penyebaran virus corona. Bilik tersebut kini sedang diproduksi secara massal dan akan terpasang di institusi penting di berbagai sektor di Vietnam.
Dilansir dari vnexpress, bilik tersebut diciptakan oleh tim peneliti dari Institut Institut Nasional Kesehatan Kerja dan Lingkungan serta Universitas Sains dan Teknologi. Penemuan ini diklaim dapat menyingkirkan 80% virus corona yang menempel pada permukaan kulit, pakaian, sepatu, dan lain sebagainya.
Advertisement
4. Thailand Kerahkan Robot untuk Perangi Virus Corona.
Sejumlah langkah penanggulangan serta pencegahan telah dilakukan oleh pemerintah Thailand. Di antaranya adalah menutup semua lembaga pendidikan termasuk sekolah lokal dan internasional, universitas dan pusat pendidikan.
Penutupan fasilitas pendidikan di Negeri Gajah Putih itu dimulai 18 Maret hingga 31 Maret 2020.
Selain itu, tempat-tempat olahraga dan outlet hiburan di sekitar ibu kota Bangkok juga akan ditutup selama periode ini.
Tal cuma itu, mereka juga mengerahkan teknologi canggih demi menangkal penyebaran virus Corona. Pada Rabu (18/3/2020), Regional Center of Robotics Tecnology, Chulalongkam University, Bangkok, Thailand merilis robot medis yang telah dimodifikasi untuk mendeteksi pasien virus corona. Robot tersebut akan ditempatkan di rumah sakit di Thailand untuk membantu melawan dan memerangi COVID-19.
5. Filipina Terapkan Social Distancing dan Pembatasan Aktivitas di Manila.
Di antara berbagai negara yang menerapkan social distancing, Filipina adalah salah satunya. Sejak merebaknya kasus virus corona di Filipina, pemerintah pun mengeluarkan imbauan untuk melakukan social distancing bagi warganya. Hal ini direspon baik oleh masyarakat dengan mematuhi aturan secara tertib.
Nampak berbagai potret social distancing di Filipina sukses di berbagai sektor. Mulai dari restoran, stasiun, hingga gereja.
Selain itu pemerintah Filipina juga memperketat aktivitas di ibu kota, Manila. Pada Kamis (12/3/) lalu, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengumumkan penghentian perjalanan darat, laut dan udara domestik ke dan dari Manila, serta tindakan karantina masyarakat. Ini adalah upaya Filipina untuk menangkal penyebaran virus corona.
Duterte menyetujui melakukan langkah-langkah pencegahan termasuk larangan pertemuan massal, satu bulan penutupan sekolah, dan karantina masyarakat di lokasi yang terdeteksi kasus virus corona. Selain itu, pemerintah Filipina menghentikan perjalanan domestik yang masuk dan keluar dari Manila.
Advertisement
6. Indonesia Pilih Terapkan Social Distancing dan Rapid Test.
Setelah diumumkan kasus pertama pada awal Maret 2020, hingga kini pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa imbauan. Di antaranya adalah untuk melakukan social distancing dan work from home. Kedua imbauan tersebut diharapkan dapat menekan penyebaran virus corona karena masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah.
Yang terbaru kini, Presiden Joko Widodo memilih rapid test untuk menangani COVID-19. Hal ini dinilai lebih menguntungkan ketimbang harus menerapkan kebijakan lockdown nasional. Rapid test adalah tes kesehatan massal untuk mengetahui kondisi pasien melalui sampel darah dan urine.