Buzzer adalah Orang yang Berpengaruh Menyuarakan Suatu Kepentingan, Kenali Cara Kerjanya

Buzzer adalah sebuah jasa atau orang yang dibayar untuk mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan sesuatu.

oleh Husnul Abdi diperbarui 19 Agu 2020, 17:20 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 17:20 WIB
Buzzer
Ilustrasi Buzzer di Media Sosial. Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Buzzer adalah orang yang memiliki pengaruh tertentu untuk menyuarakan suatu kepentingan. Baik orang tersebut bergerak dengan sendirinya untuk menyuarakan suatu hal, atau ada imbal baliknya. Cara menyuarakan suatu kepentingan ini bisa dilakukan secara langsung atau secara anonim.

Istilah buzzer sendiri memang sedang hangat-hangatnya di masyarakat saat ini, terutama pada media sosial. Berbagai isu-isu penting negara sekarang ini sering kali dikaitkan dengan adanya buzzer. Isu politik dan sosial yang bertebaran di media sosial, tidak jarang melibatkan buzzer sebagai penggerak dan meramaikannya.

Buzzer adalah sebuah jasa atau orang yang dibayar untuk mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan sesuatu. Baik itu produk atau isu tertentu melalui postingan di akun media sosialnya. Sektor bisnis hingga politik biasanya menjadi pengguna utama jasa buzzer ini.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (19/8/2020) tentang buzzer.

Buzzer Adalah

Buzzer di Media Sosial
Ilustrasi Buzzer di Media Sosial. Credit: pexels.com/pixabay

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, buzzer adalah sebuah jasa atau orang yang dibayar untuk mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan sesuatu. Istilah buzzer ini memang mulai mencuat dan mulai terkenal sejak pemilu 2019. Namun, ternyata buzzer adalah istilah yang telah ada sejak lama. Dulunya, buzzer lebih sering digunakan sebagai strategi pemasaran suatu brand untuk produknya.

Buzzer adalah suatu jasa yang sekarang ini banyak dikaitkan dengan isu-isu politik tertentu. Buzzer dimanfaatkan untuk kampanye di media sosial oleh tokoh-tokoh atau kelompok politik untuk memenangkan kontestasi politik. Bahkan, tidak jarang kampanye yang dilakukan menjatuhkan kredibilitas lawan politik.

Penggunaan buzzer dalam kontestasi politik dilakukan sejak semua pihak menyadari bahwa media sosial memiliki kekuatan yang sangat besar dan berpengaruh terhadap pemenangan calon. Tidak heran buzzer adalah salah satu faktor penting dalam setiap pemilihan kepemimpinan, baik di tingkat pemilihan kepala daerah hingga pemilihan kepala negara.

Sarana yang digunakan para buzzer biasanya melalui akun media sosial dengan banyak pengikut seperti twitter, facebook, instagram, dan media sosial lainnya. Buzzer adalah orang yang dengan cepat dapat membuat tokoh, produk, atau isu tertentu viral.

Jadi, buzzer adalah orang yang biasanya memiliki pengaruh di media sosial. Mereka memiliki banyak pengikut, sehingga ketika menyebarluaskan informasi, maka informasi tersebut dapat lebih mudah untuk tersebar.

Jadi, buzzer adalah orang yang memiliki pengaruh tertentu untuk menyuarakan sebuah kepentingan. Entah orang itu tergerak dengan sendirinya untuk menyuarakan hal tersebut, atau ada imbal baliknya. Cara menyuarakan kepentingan tersebut bisa secara langsung atau secara anonim.

Tujuan seorang buzzer adalah meyakinkan publik terhadap topik, produk dan tokoh yang dikampanyekan. Tidak heran, para buzzer ini dibayar/diberi reward tertentu oleh pemesannya.

Cara Kerja Buzzer

Buzzer
Ilustrasi Buzzer di Media Sosial. Credit: pexels.com/pixabay

Cara kerja buzzer tentunya adalah secara virtual dengan media sosial. Walaupun cara kerjanya secara virtual, buzzer biasanya sudah terorganisir dengan baik dan tentunya memiliki kemampuan yang masif.

Biasanya proses awal kerja buzzer dimulai dengan pemetaan isu yang sudah dipesan. Bisa isu untuk mempromosikan suatu produk atau brand, bisa juga untuk melakukan branding terhadap seseorang dalam pemilihan politik.

Setelah pemetaan isu selesai, buzzer akan mengatur strategi seperti pengaturan waktu, jenis media sosial yang akan digunakan, hingga target pasar yang ingin dicapai. Jika sudah waktunya untuk beraksi, mereka akan mendengungkan secara masif suatu konten, baik berita, artikel, gambar, atau komentar untuk viral di media sosial.

Tidak hanya itu, khusus untuk jasa buzzer yang bergerak di bidang politik, buzzer biasanya akan melakukan penggiringan opini secara masif dengan tujuan menaikkan pamor seseorang atau menjatuhkannya. Hal ini tentu bisa dilakukan oleh mereka melalui tools-tools atau bot yang mereka punya. Buzzer pastinya memiliki banyak akun-akun palsu di media sosial yang siap digunakan untuk menggiring opini publik.

Dampak Adanya Buzzer

Buzzer
Ilustrasi Buzzer di Media Sosial. Credit: pexels.com/pixabay

Adanya buzzer tentunya memiliki dampak yang positif dan negatif. Kuncinya tentu adalah tujuannya atau siapa yang memesannya, karena biasanya mereka hanya akan bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan pengguna jasa.

Jika digunakan untuk strategi bisnis dalam proses komunikasi dan pemasaran, maka buzzer bisa menjadi alternatif yang cukup bagus, terutama jika ingin mengambil pasar atau menggaet konsumen melalui media sosial. Dengan jasa buzzer, suatu produk atau brand bisa menjadi viral dan banyak dikenal masyarakat sehingga akan berpengaruh terhadap proses penjualan dan permintaan.

Tetapi, buzzer juga bisa berdampak negatif apabila tujuannya juga tidak baik. Contohnya adalah menggunakan buzzer untuk menjatuhkan orang lain. Entah dalam urusan politik atau urusan lainnya, hal ini tentu sangat berbahaya dan merugikan orang lain. Apalagi jika opini yang digiring tidak memiliki dasar, bahkan dibuat-buat agar seseorang terlihat buruk citranya di media sosial.

Oleh sebab itu, pengguna media sosial harus dapat memilah informasi yang beredar di dunia maya ini. Dengan banyaknya buzzer yang tida bertanggung jawab, informasi yang kamu dapat bisa saja tidak benar dan merupakan isu hoax. Kamu harus cerdas dalam menggali informasi. Selalu cari sumber utama yang terpercaya agar tidak termakan hoax dan informasi yang tidak benar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya