Liputan6.com, Jakarta Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemerintah menyiapkan berbagai strategi untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19. Hal ini salah satunya dilakukan dengan menerapkan PPKM Level 3 di seluruh wilayah Indonesia mulai 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2021.
Sementara itu, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, menegaskan setidaknya ada 4 indikator yang menjadi pemicu lonjakan COVID-19 menjelang libur Nataru. Keempat indikator ini patut diwaspadai oleh seluruh masyarakat.Â
Baca Juga
Advertisement
Indikator pemicu lonjakan COVID-19 menjelang Nataru ini di antaranya adalah mobilitas, cakupan vaksinasi, kepatuhan protokol kesehatan, dan angka reproduksi efektif. Keempat hal ini perlu diperhatikan menjelang libur Nataru.
Berikut Liputan6.com rangkum dari covid19.go.id, Jumat (19/11/2021) tentang indikator pemicu lonjakan COVID-19 menjelang libur Nataru.
Indikator Pemicu Lonjakan COVID-19 Menjelang Libur Nataru
Mobilitas
Indikator pemicu lonjakan COVID-19 menjelang libur Nataru yang pertama adalah mobilitas. Mobilitas penduduk saat ini terus meningkat, bahkan jika dibandingkan dengan saat lonjakan kasus kedua di bulan Juli lalu. Peningkatan mobilitas ini terjadi pada 5 titik, yaitu pusat perbelanjaan (retail dan rekreasi), ruang terbuka publik/taman, perkantoran, dan Lokasi transit. Merujuk pada pengalaman libur Idul Fitri 2021 lalu, hal ini patut diwaspadai karena peningkatan mobilitas juga terjadi saat itu. Mobilitas yang tinggi tersebut menjadi salah satu pemicu lonjakan kasus kedua tersebut.
Jadi, cara mengendalikan mobilitas agar tidak memicu kenaikan kasus dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam berkegiatan, serta mengurangi mobilitas yang tidak diperlukan. Selain itu, mobilitas yang tinggi ini perlu dibarengi dengan peningkatan skrining COVID-19 dengan memasifkan testing, dan juga tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.
Cakupan Vaksinasi
Indikator pemicu lonjakan COVID-19 menjelang libur Nataru kedua adalah cakupan vaksinasi. Cakupan vaksinasi dosis ke-2 disandingkan dengan persentase kabupaten/kota melapor dengan kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak yang rendah menjadi indikator yang tak kalah penting diperhatikan. Hal ini disebabkan karena, kekebalan tubuh yang optimal hanya dapat dicapai setelah seseorang divaksin dengan dosis lengkap. Selanjutnya, untuk dapat melindungi suatu daerah dengan lebih maksimal tentunya vaksinasi harus dilakukan setidaknya mencakup 70% dari populasi.Â
Sayangnya dari 34 Provinsi di Indonesia, ternyata 22 Provinsi masih memiliki persen cakupan vaksinasi dosis lengkap yang lebih rendah dari angka nasional, yaitu 40,42%. Dari 22 Provinsi ini, terdapat 4 Provinsi yang ternyata lebih dari 40% kab/kota yang melaporkan kepatuhan protokol kesehatannya memiliki kepatuhan rendah dalam memakai masker dan menjaga jarak. 4 Provinsi tersebut adalah Riau, Lampung, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.Â
Advertisement
Indikator Pemicu Lonjakan COVID-19 Menjelang Libur Nataru
Protokol Kesehatan
Indikator pemicu lonjakan COVID-19 menjelang libur Nataru ketiga yaitu protokol kesehatan. Hal ini sangat penting untuk dijalankan dengan atau tanpa vaksinasi, karena protokol kesehatan merupakan modal dasar dan utama dalam menghadapi pandemi.
Cakupan vaksinasi yang rendah, terlebih apabila tidak didukung dengan kepatuhan protokol kesehatan, dapat meningkatkan potensi penularan covid-19 di tengah masyarakat. Untuk itu, peningkatan cakupan vaksinasi dan kepatuhan protokol kesehatan sangatlah penting dilakukan.
Angka Reproduksi Efektif
Angka reproduksi efektif atau angka Rt menjadi salah satu indikator pemicu lonjakan COVID-19 menjelang libur Nataru yang tak kalah penting. Angka ini menggambarkan tingkat penularan pada masyarakat. Semakin kecil angka Rt, maka semakin rendah potensi penularannya. Saat ini angka Rt nasional maupun di beberapa daerah sudah mulai mengalami peningkatan, meskipun angkanya masih di bawah 1. Namun peningkatan angka ini harus terus ditekan dan dipertahankan tetap rendah, agar mobilitas yang ada saat ini tidak memicu lonjakan kasus.
Dengan menjaga mobilitas, meningkatkan cakupan vaksinasi, serta menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin, bukan tidak mungkin lonjakan kasus COVID-19 menjelang Nataru dapat diantisipasi.