Liputan6.com, Jakarta Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa sektor publik membuat mobilitas masyarakat melonjak cukup tinggi. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Luhut menyampaikan relaksasi PPKM yang terus dilakukan oleh pemerintah berdampak kepada kenaikan mobilitas yang cukup tinggi.
Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai kenaikan mobilitas yang berpotensi meningkatkan lonjakan kasus COVID-19. Terlebih, ada beberapa kabupaten/kota di Jawa dan Bali yang tingkat vaksinasi COVID-19 belum mencapai target.
Advertisement
Baca Juga
"Peningkatan ini harus diwaspadai, karena masih ada 34 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali yang mobilitasnya cukup tinggi, tapi tingkat vaksinasinya belum mencapai target," kata Luhut dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (8/11/2021).
Disiplin protokol kesehatan menjadi kunci pelaksanaan relaksasi PPKM di berbagai sektor, lanjutnya. Tujuannya, menjaga kasus COVID-19 di Indonesia tetap terkedali.
Luhut masih menerima laporan adanya pelanggaran protokol kesehatan di beberapa daerah. Misalnya di beberapa restoran di Bali. Beach club dan bar beroperasi tanpa pembatasan kapasitas, tidak ada jaga jarak, dan tidak ada imbauan atau paksaan dari pihak pengelola untuk menerapkan protokol kesehatan selama beraktivitas.
"Tidak ada paksaan untuk scan QR Code Peduli Lindungi, sehingga angka tidak merepresentasikan kondisi lapangan," katanya mengutip News Liputan6.com, Selasa (9/11/2021).
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Menurut Google Mobility
Menurut data Google Mobility terkait Mobilitas Masyarakat Selama Pandemi COVID-19 per 5 November 2021, secara nasional mobilitas warga di Indonesia memang meningkat di tempat-tempat tertentu. Meski begitu, ada pula penurunan mobilitas di beberapa tempat.
Tren mobilitas naik 6 persen untuk tempat retail dan rekreasi seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop.
Peningkatan mobilitas yang lebih tinggi yakni 26 persen terjadi di toko bahan makanan seperti supermarket, toko grosir makanan, pasar tradisional, toko makanan khusus, toko obat, dan apotek.
Tren mobilitas untuk area pemukiman juga bertambah 6 persen.
Sedang, penurunan mobilitas terjadi di tempat-tempat berikut ini:
-Taman nasional, pantai umum, dermaga, taman hewan peliharaan, lapangan terbuka, dan taman umum mobilitasnya menurun 2 persen.
-Pusat transportasi umum, misalnya stasiun KRL, terminal bus, dan stasiun kereta api mobilitasnya menurun 16 persen.
-Sedang, tren mobilitas di tempat kerja menurun 10 persen.
Advertisement
Mobilitas di DKI Jakarta dan Bali
Sedang tren peningkatan dan penurunan mobilitas di DKI Jakarta sebagai berikut:
-Mobilitas di tempat retail dan rekreasi berkurang 6 persen.
-Di toko bahan makanan dan apotek bertambah 12 persen.
-Mobilitas di taman berkurang 15 persen.
-Pusat transportasi umum mobilitasnya berkurang 27 persen.
-Tempat kerja mengalami penurunan mobilitas 24 persen.
-Di area pemukiman mobilitasnya bertambah 9 persen.
Di sisi lain, tren peningkatan dan penurunan mobilitas di Bali yakni:
-Mobilitas di tempat retail dan rekreasi berkurang 21 persen.
-Di toko bahan makanan dan apotek berkurang 2 persen.
-Mobilitas di taman berkurang 31 persen.
-Pusat transportasi umum mobilitasnya berkurang 55 persen.
-Tempat kerja mengalami penurunan mobilitas 26 persen.
-Di area pemukiman mobilitasnya bertambah 7 persen.
Jadi, menurut Google Mobility, mobilitas di DKI Jakarta cenderung mengalami penurunan di berbagai tempat kecuali di toko makanan, apotek, dan pemukiman. Sedang, di Provinsi Bali penurunan mobilitas terjadi di lebih banyak tempat dan yang mengalami kenaikan mobilitas hanyalah di pemukiman.
Infografis Terdeteksi! Mobilitas Tinggi di 4 Provinsi
Advertisement