4 Fakta Vaksin Booster Lebih Ampuh Melindungi dari Varian Omicron

Jumlah pasien rawat inap Omicron lebih rendah daripada Delta, tepatnya sepertiga varian Delta.

oleh Laudia Tysara diperbarui 01 Jan 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2022, 17:00 WIB
FOTO: Dilanda Gelombang COVID-19, Swiss Kerahkan Tentara Percepat Vaksinasi
Tentara Swiss memberikan suntikan vaksin booster COVID-19 Moderna di Delemont, Swiss, 14 Desember 2021. Swiss yang dilanda gelombang infeksi baru COVID-19 telah memanggil tentara untuk mempercepat vaksinasi. (Fabrice COFFRINI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention, disingkat CDC) pada 13 Desember 2021 dalam keterangan tertulisnya menyampaikan vaksinasi booster atau vaksinasi COVID-19 dosis ketiga merupakan cara ampuh melindungi dari infeksi varian Omicron.

Fakta terbaru mengenai vaksin booster yang lebih ampuh melindungi dari Omicron telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan di Denmark melansir Reuters, pada Sabtu (1/1/2022). Penelitian ini dilakukan pada 12.000 rumah tangga dengan infeksi COVID-19, termasuk 2.225 rumah tangga diantaranya dengan infeksi varian Omicron.

Pada kesempatan yang lain, penelitian juga dilakukan di Inggris pada 528.176 kasus Omicron dan 573.012 kasus Delta. Hasilnya diterbitkan oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris yang bekerja bersama unit Biostatistik MRC Universitas Cambridge, menunjukkan jumlah pasien rawat inap Omicron lebih rendah daripada Delta, tepatnya sepertiga varian Delta.

Berikut Liputan6.com ulas tentang empat fakta vaksin booster lebih ampuh melindungi dari varian Omicron, Sabtu (1/1/2022).

Vaksin Booster Lebih Ampuh Melindungi dari Omicron

Di Ukraina, Skeptisisme Vaksin Mendorong Lonjakan Covid-19 yang Mematikan
Seorang pasien COVID-19 yang diintubasi duduk di unit perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Kiev pada 2 November 2021. Salah satu negara termiskin di Eropa, Ukraina, telah dilanda lonjakan infeksi varian Delta yang lebih menular dari virus corona lain. (Sergei SUPINSKY/AFP)

1. Penularan Masih 3,7 Kali Lebih Tinggi daripada Delta

Hasil penelitian menunjukkan infeksi masih cepat terjadi pada rumah dengan anggota keluarga yang sudah mendapat suntikan vaksin booster. Pada varian Omicron, penularan hampir 3,7 kali lebih tinggi terjadi daripada varian Delta. Penelitian ini masih membutuhkan tindakan lebih lanjut lagi.

2. Kemungkinan Terinfeksi Rendah

Para peneliti menuturkan objek penelitian baru sebatas pada penularan yang terjadi di rumah tangga. Meski demikian, hasil penelitian juga menunjukkan orang yang sudah mendapat vaksin booster 56 persen lebih kecil kemungkinannya terinfeksi dibanding yang belum menerima vaksin booster.

3. Kemungkinan Menularkan Rendah

Hasil penelitian lanjutannya menunjukkan, apabila infeksi Omicron terjadi pada orang yang sudah mendapat vaksin booster, kecil kemungkinan untuk menularkannya kembali varian Omicron kepada anggota keluarga yang lain daripada yang belum mendapat vaksin booster.

4. Mengurangi Risiko Rawat Inap

Vaksin COVID-19 memberikan peranan penting pada risiko rawat inap ini. Hasil penelitian yang dilakukan di Inggris menunjukkan risiko rawat inap varian Omicron lebih rendah pada penderita yang sudah mendapat vaksinasi dosis lengkap (2 dosis) dan vaksin booster (3 dosis).

Pengurangan risiko rawat inap berkurang mencapai 81 persen pada pasien yang sudah mendapat vaksin booster, apabila dibandingkan dengan pasien yang belum mendapatkan vaksinasi COVID-19 sama sekali. Presentasenya mungkin akan berbeda bila dibandingkan dengan pasien yang baru mendapat vaksinasi 2 dosis.

Meski demikian, Kepala Penasihat Medis di The UK Health Security Agency (UKHSA) Susan Hopkins, mengatakan pada hasil penelitian yang sudah dilakukan itu belum cukup karna objek belum dimaksimalkan. Begitu pula masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan “pasti” tentang risiko rawat inap dan peningkatan penularan Omicron.

Vaksinasi Booster Rekomendasi CDC

FOTO: Tenaga Kesehatan Thailand Jalani Vaksinasi COVID-19
Tenaga kesehatan menyiapkan booster vaksin virus corona COVID-19 Pfizer-BioNTech untuk tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bangkok Metropolitan Administration General, Bangkok, Thailand, Selasa (10/8/2021). Kasus COVID-19 di Thailand mencapai 736.522 kasus sejak awal pandemi. (AP Photo/Sakchai Lalit)

CDC merekomendasikan usia 18 tahun ke atas harus mendapatkan vaksin dosis ketiga atau vaksin booster setidaknya dua bulan setelah vaksin awal dengan jenis J&J (Johnson & Johnson ).

Kemudian setidaknya enam bulan setelah vaksin awal dengan seri jenis vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna. Sementara usia 5 tahun ke atas, oleh CDC direkomendasikan mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap (dua dosis).

Penelitian terbaru yang dikeluarkan peneliti Universitas Oxford pada 13 Desember 2021 melansir CNBC, pada Sabtu (1/1/2022) diungkap dua dosis (vaksin lengkap) AstraZeneca dan Pfizer-BionTech kurang efektif.

Riset dilakukan dengan menguji sampel darah subjek selama 28 hari, setelah dosis kedua disuntik. Akan tetapi, para peneliti optimis suntikan ketiga atau vaksin booster bisa meningkatkan kekebalan terhadap varian Omicron yang memiliki kemampuan penularan tinggi.

Cara Mencegah Infeksi Varian Omicron Selain Vaksinasi Booster

Italia Kembali Mewajibkan Penggunaan Masker di Luar Ruangan
Seorang pejalan kaki, mengenakan masker dengan bendera Italia di atasnya, berdiri di jalan Roma, Kamis (23/12/2021). Pemerintah Italia telah mewajibkan kembali penggunaan masker di luar ruangan untuk menahan peningkatan kasus Covid-19 yang didorong oleh varian Omicron. (Filippo MONTEFORTE/AFP)

Ada tiga cara mencegah infeksi varian Omicron yang direkomendasikan CDC pada keterangan tertulisnya. Mulai dari mendapat suntikan vaksin dosis ketiga atau vaksin booster, taat menggunakan masker, dan rutin melakukan tes COVID-19. Ini penjelasan cara mencegah infeksi varian Omicron selain vaksinasi booster yang disarankan:

1. Taat Menggunakan Masker

Cara mencegah infeksi varian Omicron selain vaksinasi booster adalah selalu menggunakan masker di tempat umum dan di dalam ruangan dengan substansial tinggi. CDC merekomendasikan cara mencegah infeksi COVID-19 ini dengan menyesuaikan kebutuhan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan masker medis tiga lapis yang baik adalah terdiri dari lapisan luar yang kedap air (bagian depan), lapisan penyaringan dengan densitas tinggi (bagian tengah), dan lapisan penyerap cairan berukuran besar untuk menyerap cairan keluar ketika batuk atau bersin (bagian dalam).

Anjuran CDC, cara mencegah infeksi COVID-19 adalah mengupayakan untuk menggunakan masker dobel. Masker bedah atau medis di dalam dan masker kain di luar. Para ahli percaya teknik penggunaan masker seperti ini akan meningkatkan efektivitas filtrasi masker dan memblokir hampir 80 persen partikel.

2. Rutin Melakukan Tes COVID-19

Cara mencegah infeksi varian Omicron selain vaksinasi booster selanjutnya, direkomendasikan oleh CDC rutin melakukan tes COVID-19. Hal yang sama diungkap oleh Epidemiolog Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky menyebutkan jika tes untuk mendeteksi varian Omicron tetap menggunakan PCR.

"Ini juga sesuai rekomendasi WHO, cukup PCR. Kalau memang PCR tidak mendeteksi Gen S atau Gen S-nya drop out, ya itu Omicron. Itu sederhananya begitu saja," terang Dicky melansir Merdeka, pada Sabtu (1/1/2022).

CDC menegaskan penting memahami dan menerapkan tiga macam cara mencegah infeksi varian Omicron yang sudah disebutkan sebelumnya, sampai para peneliti mengetahui lebih banyak tentang risiko varian Omicron.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya