Liputan6.com, Jakarta Syarat penerima vaksin booster telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Vaksin booster COVID-19 merupakan salah satu upaya menekan penyebaran COVID-19. Indonesia akan mulai menyuntikkan vaksin booster pada masyarakat umum pada Rabu (12/1/2022).
"Program vaksin booster sudah diputuskan oleh Bapak Presiden akan jalan tanggal 12 Januari ini diberikan ke golongan dewasa di atas 18 tahun sesuai dengan rekomendasi WHO," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers di Jakarta, Senin (3/1/2022).
Advertisement
Baca Juga
Untuk mendapat vaksin booster, ada sejumlah syarat dan kriteria yang harus dipenuhi. Syarat dan kriteria ini sudah ditetapkan sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Selain syarat dan kriteria, penting juga mengetahui bagaimana cara mendapatkan vaksin booster.
Selain itu, masyarakat juga perlu mengetahui jenis vaksin booster yang didapat. Berikut syarat penerima vaksin booster, jenis, dan cara mendapatkannya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (11/1/2022).
Syarat penerima vaksin booster
Berikut syarat penerima vaksi booster yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan:
- Penerima vaksin booster sudah berusia 18 tahu ke atas sesuai rekomendasi WHO.
- Penerima vaksin booster harus sudah mendapatkan vaksin dosis kedua dalam rentang waktu 6 bulan
- Vaksin booster diberikan ke kabupaten/kota yang sudah memenuhi kriteria 70 persen untuk suntikan dosis pertama dan 60 persen untuk dosis kedua.
Advertisement
Cara mendapatkan vaksin booster
Kementerian Kesehatan menyampaikan, vaksinasi booster bisa dilakukan di semua Puskesmas, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
"Datang langsung atau lewat pendaftaran yang disiapkan pemerintah daerah masing-masing," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, dikutip dari Merdeka, Selasa (11/1/2022).
Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin booster, bisa mendatangi langsung Puskesmas terdekat. Opsi lainnya, masyarakat bisa mendaftarkan diri lewat pemerintah daerah masing-masing.
Vaksin heterolog dan homolog
BPOM RI telah menentukan 5 merek vaksin COVID-19 yang digunakan sebagai vaksi booster. Kelima vaksin ini adalah CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax. Kelima vaksin ini ada yang bersifat homolog dan heterolog.
Menurut Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro SpA(K), vaksin homolog adalah jenis vaksin booster yang sama dengan jenis vaksin utama, baik itu dosis satu maupun 2. Sementara vaksin heterolog adalah jenis vaksin booster yang berbeda dari vaksin primer.
"Mungkin sudah menjadi pandangan dari masyarakat bahwa untuk booster ini ada dua kategori. Bisa di-booster oleh dirinya sendiri yang kita katakan homolog atau booster dengan vaksin lain," kata Sri dalam konferensi pers bersama BPOM RI pada Senin(10/01/2022).
Vaksin yang bersifat homolog adalah CoronaVac, Pfizer, dan AstraZeneca. Sementara vaksin yang bersifat heterolog adalah Moderna dan Zifivax. Vaksin Moderna juga bisa bersifat homolog.
Jadi, misal seseorang telah mendapat vaksin primer CoronaVac, maka ia bisa mendapat vaksin booster CoronaVac juga. Namun, jika ia mendapat vaksin primer AstraZeneca, ia bisa mendapat vaksin booster Moderna atau AstraZeneca.
Advertisement
Jenis vaksin booster
Berikut rincian vaksin booster yang akan diberikan di Indonesia:
Sinovac
CoronaVac atau Sinovac resmi mendapat izin BPOM RI menjadi salah satu jenis vaksin booster COVID-19. Jenis vaksin booster CoronaVac akan digunakan untuk booster homolog. Itu artinya akan disuntikkan kepada peserta sesuai dengan jenis vaksin dosis lengkap awal atau sama dengan dosis dosis ke-1 dan ke-2.
Pfizer
Jenis vaksin booster Pfizer akan digunakan untuk booster homolog. Itu artinya akan disuntikkan kepada peserta sesuai dengan jenis vaksin dosis lengkap awal atau sama dengan dosis dosis ke-1 dan ke-2. Pfizer adalah jenis vaksin booster COVID-19 dengan platform mRNA. Efektivitas jenis vaksin booster COVID-19 Pfizer sesuai data analisis yang dilakukan menunjukkan, capaiannya sampai 95 persen.
AstraZeneca
Jenis vaksin booster AstraZeneca akan digunakan untuk booster homolog. Itu artinya akan disuntikkan kepada peserta sesuai dengan jenis vaksin dosis lengkap awal atau sama dengan dosis dosis ke-1 dan ke-2. Dilaporkan efek samping suntik ketika atau booster dari AstraZeneca bersifat ringan dan sedang. Ringan lebih besar 55 persen dan sedang mencapai angka 37 persen. Efektivitas jenis vaksin booster COVID-19 AstraZeneca diungkap mencapai 79 persen efektif melawan gejala COVID-19 dan 100 persen efektif mencegah penderita mengalami sakit parah.
Jenis vaksin booster
Moderna
Jenis vaksin booster Moderna akan digunakan untuk booster homolog (disuntikkan kepada peserta sesuai dengan jenis vaksin dosis lengkap awal). Moderna juga diberikan dengan mekanisme heterolog (disuntikkan kepada peserta berbeda dengan jenis vaksin dosis lengkap awal atau kombinasi) dengan pemberian setengah dosis saja.
Booster heterolog dapat diberikan hanya pada populasi yang pada saat vaksinasi ke-1 dan ke-2 memeroleh vaksin AstraZeneca, Pfizer, dan J&J. Efektivitas jenis vaksin booster COVID-19 Moderna dinyatakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mencapai 94 persen dalam laporan yang dirilis pda Desember 2020.
Zivivax
Jenis vaksin booster Zivivax akan digunakan untuk booster heterolog (disuntikkan kepada peserta berbeda dengan jenis vaksin dosis lengkap awal atau kombinasi). Booster heterolog jenis vaksin Zivivax dapat diberikan hanya pada populasi yang pada saat vaksinasi ke-1 dan ke-2 memeroleh Sinovac atau Sinopharm.
Efektivitas jenis vaksin booster COVID-19 Zivivax meningkatkan antibodi jauh lebih tinggi. Ini sesuai hasil penelitian independent oleh National Center For Infectious Diseases, Beijing Ditan Hospital, Capital Medical University Beijing kepada 163 tenaga medis.
Â
Advertisement