Liputan6.com, Jakarta - Infeksi virus SARS-CoV-2 dan mutasi terbarunya (Delta hingga Omicron) dilaporkan menimbulkan sejumlah gejala umum (batuk atau sesak napas) dan gejala yang berhubungan dengan masalah pencernaan (mual, muntah, hingga diare).
Apa penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan?
Baca Juga
Advertisement
Melansir dari Medical News Today, pada Senin (27/6/2022) dijelaskan penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan adalah virus SARS-CoV-2 bisa masuk ke sel usus untuk menggandakan diri. Data terbaru pun mengungkap, saluran pencernaan lebih mungkin menampung banyak virus daripada saluran pernapasan.
Lalu pada penelitian yang lebih baru, dijelaskan pasien COVID-19 dengan gejala gangguan pernapasan dan pencernaan saat masuk rumah sakit lebih berisiko mengalami kerusakan jantung dan gagal ginjal akut hingga meninggal dunia karena penyakit tersebut.
Apabila infeksi virus Corona COVID-19 benar memengaruhi saluran pencernaan, maka besar kemungkinan infeksi virus SARS-CoV-2 bisa menular melalui tinja pasien yang terinfeksi dan pasien Long COVID-19.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan hingga bisa ditularkan melalui tinja, Senin (27/6/2022).
Infeksi Corona COVID-19 Memengaruhi Pencernaan
Memahami gejala infeksi virus Corona SARS-CoV-2 tidak hanya berdampak pada atau memengaruhi saluran pernapasan, tetapi saluran pencernaan (Gastrointestinal atau GI) juga. Gejala umum infeksi Corona COVID-19 dan segala varian barunya adalah batuk atau kesulitan bernapas.
Akan tetapi, laporan awal dari kasus yang terjadi di China, infeksi COVID-19 juga memicu terjadinya masalah di saluran pencernaan. Bersama itu, orang pertama yang terkonfirmasi COVID-19 di Amerika Serikat mengalami mual dan muntah selama 2 hari sebelum mengalami diare.
“Studi di Amerika paling awal menemukan 32 persen pasien melaporkan gejala infeksi virus Corona yang memengaruhi saluran pencernaan adalah diare, mual, atau kehilangan nafsu makan,” dijelaskan.
Pada kasus yang jarang terjadi, infeksi Corona COVID-19 bisa menimbulkan gejala seperti sendawa, refluks asam lambung, GERD, radang usus, dan pendarahan saluran pencernaan. Pada studi 2020, 16 persen yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami masalah pencernaan sebelum mengalami masalah pernapasan dan demam.
Infeksi Corona COVID-19 bisa berdampak atau memengaruhi masalah pencernaan diperkuat dengan penelitian baru yang dipublikasikan The American Journal of Emergency Medicine pada Januari 2022. Diungkap, sepertiga pasien yang terinfeksi COVID-19 mengalami masalah pencernaan.
“Sekitar 40 persen pasien COVID-19 akan kehilangan nafsu makan, dan hingga 50 persen akan mengalami diare. Nyeri perut kurang umum, terjadi dalam waktu kurang dari 10 persen,” dijelaskan.
Lalu apa penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan?
Advertisement
Penyebab Infeksi Corona COVID-19 Memengaruhi Pencernaan
Penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan karena virus ini bisa masuk melalui usus. Hal ini telah diungkap dalam penelitian berjudul Clinical Insights into the Gastrointestinal Manifestations of COVID-19 (2020) oleh Jonathan Kopel, dkk.
Memahami penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan karena virus SARS-CoV-2 bisa memasuki sel usus dan sel pencernaan menggunakan protein angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-2) sebagai reseptor. Reseptor ACE-2 tertanam dalam membran sel.
Virus memasuki sel usus setelah protein mengikat ACE-2. Penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan adalah begitu virus berada di dalam sel usus, virus akan menggunakan mesin sel sendiri untuk menghasilkan salinan protein virus dan RNA.
Ketika partikel SARS-CoV-2 meninggalkan sel yang sudah berhasil terinfeksi, ini akan memicu pelepasan sitokin, yakni protein kecil yang berperan dalam peradangan (dalam kasus ini terjadi di saluran pencernaan). Proses inilah yang dapat menjadikan penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan.
Apabila virus Corona COVID-19 atau SARS-CoV-2 berhasil mencapai saluran pencernaan, virus akan melakukan perjalanan melalui vena portal (vena yang mengalirkan darah dari saluran pencernaan) untuk memengaruhi saraf vagus. Proses inilah yang menjadikan penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan dengan gejala mual.
Lalu bagaimana penyebab infeksi Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan dengan gejala mual bersamaan dengan diare? Dijelaskan, mual dan diare pada pasien Corona COVID-19 adalah efek samping umum konsumsi obat seperti antivirus untuk menangani COVID-19.
Sementara pada penelitian berjudul Gastrointestinal Symptoms Associated With Unfavorable Prognosis of COVID-19 Patients: A Retrospective Study oleh Rong Chen, dkk, diungkap infeksi Corona COVID-19 yang memengaruhi pencernaan meningkatkan pasien mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.
Lalu pada penelitian yang lebih baru, dijelaskan pasien COVID-19 dengan gangguan pernapasan dan pencernaan saat masuk rumah sakit lebih berisiko mengalami kerusakan jantung dan gagal ginjal akut hingga meninggal dunia karena penyakit tersebut.
Pada anak-anak sebagaimana diungkap dalam penelitian berjudul Gastrointestinal Symptoms in Severe COVID-19 Children oleh Giacomet, dkk, bahwa infeksi Corona COVID-19 yang memengaruhi pencernaan meningkatkan risiko anak mengalami infeksi lebih parah, mengalami kritis, dan gangguan jantung.
Virus Corona COVID-19 Menular Melalui Tinja
Apabila infeksi Corona COVID-19 benar memengaruhi saluran pencernaan, banyak penelitian mengungkap virus SARS-CoV-2 dan segala varian atau mutasi barunya dapat menular melalui tinja atau transmisi fecal-oral.
Ini transmisi yang terjadi ketika patogen atau virus dalam partikel tinja seseorang yang terinfeksi berpindah ke mulut orang lain karena sanitasi dan kebersihan lingkungan buruk.
“Ini berarti bahwa seseorang dapat tertular infeksi dengan tidak sengaja mengkonsumsi atau menghirup tetesan kotoran yang terinfeksi,” dijelaskan.
Para ilmuwan mengungkap fakta bahwa sampel tinja dari orang pertama di Amerika Serikat yang terinfeksi Corona COVID-19 mengandung partikel SARS-CoV-2. Pada penelitian yang lain, diungkap pula saluran pencernaan sangat mungkin menampung lebih banyak virus SARS-CoV-2 daripada di saluran pernapasan.
Berapa lama virus Corona COVID-19 dalam tinja bisa aktif menginfeksi? Dijelaskan sesuai ulasan awal Februari 2021, sampel tinja dari 26.7 persen pasien COVID-19 dikonfirmasi mengandung RNA virus SARS-CoV-2 dan mampu melepas partikel infektif selama lebih kurang 19 hari.
Penelitian terbaru juga menemukan bahwa sekitar 16 persen orang masih mengalami mual dan muntah setelah sembuh dari infeksi Corona COVID-19, sementara 12 persen diantaranya dapat terus mengalami gangguan pencernaan.
Meski demikian, penelitian lanjutan tentang infeksi virus Corona COVID-19 memengaruhi pencernaan hingga menyebabkan kematian masih harus dikaji lebih mendalam lagi, terutama mengenai mengapa hal itu bisa terjadi dan memperparah keadaan.
Advertisement