Bagaimana Seseorang Dikatakan Telah Selingkuh? Ini Pendapat Para Ahli

Berikut adalah penjelasan mengenai batasan seorang telah selingkuh atau tidak menurut pandangan para ahli.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 30 Sep 2022, 20:15 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2022, 20:15 WIB
Mudah terjadi Perselingkuhan
Ilustrasi Perselingkuhan Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Selama ada hubungan, ada pula ketidaksetiaan atau perselingkuhan. Hanya saja apa yang dimaksud dengan selingkuh mungkin berbeda-beda di kepala orang-orang?

Apakah menggoda lawan jenis selain pasangan sudah bisa dikatakan selingkuh? Apakah menonton film porno sudah bisa dikatakan selingkuh? Apakah pergi berdua dengan lawan jenis selain pasangan sudah bisa dikatakan selingkuh?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu jelas bisa membawa kita pada perdebatan tiada akhir hanya untuk menemukan apa sebenarnya kriteria seseorang bisa dikatakan telah selingkuh.

Mungkin tidak akan ada jawaban yang tepat mengenai batasa apakah seseorang telah selingkuh atau tidak, karena masing-masing pasangan tentunya punya cara mereka sendiri untuk menjalani hubungan.

Namun sebagai gambaran, penting juga untuk mengetahui pandangan para ahli dari berbagai bidang mengenai apa itu selingkuh dan kesetiaan. Berikut adalah pandangan para ahli, mulai dari psikolog hingga pengacara, seperti yang telah dilansir Liputan6.com dari Fatherly, Jumat (30/9/2022).

Selingkuh Menurut Psikolog

Menurut pandangan psikolog Mary C. Lamia, Ph.D., selingkuh adalah tindakan yang melibatkan pihak ketiga yang melanggar standar atau batasan hubungan antara pasangan romantis. Lebih lanjut Lamia menjelaskan bahwa selingkuh secara khusus adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan keputusan sepihak satu pasangan untuk terlibat dengan orang ketiga, tanpa sepengetahuan dan persetujuan pasangannya.

Perselingkuhan ini biasanya didorong oleh batasan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan yang terpenuhi dalam suatu hubungan. Mengenai hal ini, Lamia menjelaskan jika batasan-batasan mengenai selingkuh dapat didekati sebagai kesempatan untuk belajar bersama dalam mengeksplorasi keinginan, nilai, dan keterbatasan.

Daripada membahas mengenai apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan dalam pasangan, jelas Lamis, lebih penting untuk membahas tentang apa yang mungkin ragu untuk diungkapkan oleh pasangan. Rasa malu dan takut akan menghambat pasangan untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan, butuhkan, atau inginkan dari pasangan. Perasaan semacam itu juga akan mencegah mereka mengungkapkan apa yang mereka rasa kurang dalam hubungan mereka.

Jika hal ini tidak dibicarakan, tentu akan menimbulkan dorongan bagi satu pasangan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, atau kekurangan dari hubungan yang telah dijalin, dari orang lain. Satu-satunya cara untuk mencegah perselingkuhan adalah memahami apa yang menghambat komunikasi dan menemukan cara untuk melakukan dialog yang sehat.

Sayangnya, fokusnya sering terpusat pada rasa malu yang dialami salah satu pasangan karena ketertarikan pasangannya pada orang lain. Misalnya, siapa orang itu, dan apa yang mereka tawarkan sebagai perbandingan; atau rasa malu pasangan yang terlibat perselingkuhan.

Selingkuh Menurut Konsultan Hubungan

Selingkuh
Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Konsultan hubungan Jordan Madison mengatakan bahwa apa yang benar-benar dianggap sebagai perselingkuhan dalam suatu hubungan tergantung pada apa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam hubungan mereka. Apa yang mungkin dianggap selingkuh bagi satu orang, bisa jadi adalah hal yang biasa bagi orang lain.

Misalnya, beberapa pasangan mungkin menganggap menonton film porno bukan masalah besar, dan bahkan mungkin ikut menontonnya bersama. Namun, bagi orang lain itu bisa menjadi pelanggaran besar dalam hubungan. Beberapa orang mungkin menganggap jika seseorang telah selingkuh jika sudah terlibat kontak fisik, seperti berciuman atau bahkan berhubungan seksual. Namun, beberapa orang mungkin merasa lebih dikhianati oleh perselingkuhan secara emosional.

Lebih lanjut Madison menjelaskan bahwa batasan selingkuh atau tidak terletak pada apakah itu rahasia atau bukan. Artinya, apakah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh satu pasangan diketahui pasangan lainnya atau tidak, atau malah disembunyikan. Jika Anda menyembunyikannya dari mereka, maka kemungkinan besar Anda tahu bahwa mereka tidak akan menganggap apa yang Anda lakukan dapat diterima, dan karena itu Anda tidak boleh melakukannya.

Selingkuh Menurut Motivator

Perselingkuhan
(ilustrasi)

Menurut motivator Rick Clemons, batasan seseorang telah bisa dikatakan selingkuh atau tidak bisa berbeda-beda. Bagi sebagian orang, perselingkuhan dapat berupa menonton film porno; bagi orang lain perselingkuhan adalah memiliki hubungan intim emosional dengan orang ketiga.

Salah satu perjuangan terberat bagi banyak orang adalah menyadari bahwa perselingkuhan berasal dari ruang ketidaksejajaran dalam nilai-nilai mereka sendiri. Sesuatu dalam hubungan mereka saat ini tidak sejalan dengan nilai-nilai mereka sendiri sehingga mereka mencarinya di tempat lain dan kemudian terjebak dalam perselingkuhan.

Jika kita bisa menjawab pertanyaan, "Nilai-nilai apa yang tidak selaras bagi saya dalam hubungan ini?", makan jalannya hubungan akan menjadi lebih sehat dan terhindar dari perselingkuhan.

Selingkuh Menurut Pengacara Perceraian

Ilustrasi selingkuh, perselingkuhan
Ilustrasi selingkuh, perselingkuhan. (Sumber: Pixabay)

Menurut pengacara Joseph Hoelscher, seseorang bisa dikatakan selingkuh jika melakukan dua tindakan, yakni mengabaikan pasangan hingga merasa tidak mendapatkan kasih sayang; menggunakan uang tanpa sepengetahuan pasangan. Dengan kata lain, jika Anda menghabiskan waktu dengan orang lain secara emosional, dengan mengorbankan waktu dengan pasangan, sehingga pasangan merasa kesal, maka itu sudah tergolong selingkuh.

Lebih lanjut Hoelscher menjelaskan bahwa sebagian besar rumah tangga hancur ketika satu pasangan mulai memberi seseorang atau sesuatu yang lain lebih banyak waktu daripada yang diberikan oleh pasangan lainnya.

Di sisi lain, hukum masih memiliki beberapa pendapat yang kuat tentang uang. Ini karena uang mudah diukur, tidak seperti perasaan pasangan. Ketika pasangan telah menghabiskan uang bersama tanpa persetujuan, menurut pandangan hukum itu termasuk perselingkuhan. Menggunakan uang bersama terhitung sebagai perselingkuhan karena, uang yang menjadi milik berdua justru digunakan untuk kepentingan diri sendiri.

Jika Anda telah menghabiskannya untuk seseorang selain diri Anda sendiri, itu lebih buruk lagi, karena itu bukan hanya egois, sepertinya Anda lebih menghargai orang itu daripada pasangan Anda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya