Rapid Antigen adalah Tes untuk Mendeteksi Virus dalam Tubuh, Ini Bedanya dengan Tes Antibodi

Rapid antigen adalah tes yang dapat mendeteksi racun, kuman, atau virus yang masuk ke dalam tubuh.

oleh Husnul Abdi diperbarui 29 Nov 2022, 18:05 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2022, 18:05 WIB
Rapid Antigen adalah Tes untuk Mendeteksi Virus dalam Tubuh
Rapid Antigen adalah Tes untuk Mendeteksi Virus dalam Tubuh. (unsplash/mufidmajnun).

Liputan6.com, Jakarta Rapid antigen adalah istilah yang mungkin sering kamu dengar selama pandemi COVID-19. Rapid antigen adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi virus COVID-19. Pada saat pandemi, tes ini bahkan diwajibkan bagi masyarakat yang melakukan mobilitas atau interaksi intens di tempat umum.

Antigen sendiri merupakan istilah yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Antigen adalah bagian yang dapat memicu respons imun. Memahami antigen adalah cara penting mengetahui bagaimana sistem kekebalan terbentuk.

Rapid antigen adalah tes yang dapat mendeteksi racun, kuman, atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Antigen kerap kali disamakan dengan antibodi karena sama-sama penting dalam sistem imun, padahal peran keduanya berbeda satu sama lain.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (29/11/2022) tentang rapid antigen.

Mengenal Antigen

Para Penumpang di Stasiun Senen Jalani Swab Antigen
Calon penumpang menjalani swab antigen di Stasiun Senen, Jakarta, Senin (21/12/2020). Penumpang kereta api jarak jauh menunjukkan surat bebas Covid-19 dengan melakukan tes PCR atau tes rapid antibodi yang masih berlaku 14 hari sejak diterbitkan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Untuk memahami rapid antigen adalah tes untuk mendeteksi COVID-19, kamu perlu mengenali apa itu antigen terlebih dahulu. Mengutip MedlinePlus, antigen adalah zat apa pun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi untuk melawannya. Ini berarti sistem kekebalan tidak mengenali zat tersebut, dan berusaha melawannya. Antigen dapat berupa zat dari lingkungan, seperti bahan kimia, bakteri, virus, atau serbuk sari. Antigen juga dapat terbentuk di dalam tubuh.

Melansir Verywellhealth, antigen adalah molekul yang merangsang respon imun dengan mengaktifkan leukosit (sel darah putih) untuk melawan penyakit. Kehadiran antigen ini menyebabkan sel darah putih membuat sel yang disebut antibodi untuk melawan antigen. Tubuh harus mampu mengenali apa yang termasuk dan apa yang tidak, dan antigen adalah bagian penting dari proses itu. Ketika tubuh mengidentifikasi antigen, ia akan memulai respon imun.

Antigen dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu antigen asing atau heteroantigen dan autoantigen. Antigen asing atau heteroantigen adalah jenis antigen yang berasal dari luar tubuh. Ia melibatkan zat yang dibuat oleh atau ditemukan di dalam bakteri, virus, bisa ular, protein makanan tertentu, protozoa, alergen, dan sel dari orang lain.

Sementara itu, autoantigen atau antigen diri adalah antigen yang dibuat oleh tubuh untuk melawan sel-sel dan biasanya merupakan tanda penyakit seperti kondisi autoimun. Autoantigen sudah ada di dalam tubuh dan seharusnya tidak memicu respons imun pada individu yang sehat karena tubuh harus tahu bahwa mereka tidak berbahaya. Namun, terkadang tubuh secara keliru bertindak melawan mereka—yang menyebabkan peradangan autoimun.

Mengenal Rapid Antigen

Seribuan Penumpang Kereta Rapid Test di Stasiun Gambir
Calon penumpang mengikuti rapid test antigen di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (23/12/2020). Rapid test tersebut dilakukan untuk melengkapi syarat perjalanan untuk menggunakan layanan kereta api. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Antigen adalah suatu zat seperti racun, kuman, atau virus, yang dapat masuk ke dalam tubuh. Virus Corona yang masuk ke dalam tubuh akan terdeteksi sebagai antigen oleh sistem imunitas. Antigen ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan tes rapid antigen.

Rapid antigen adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mendeteksi virus COVID-19. Melansir Medical News today, tes rapid antigen adalah tes yang mendeteksi antigen dalam sampel yang diambil dari tubuh. Antigen ini bisa berupa protein yang membentuk virus, seperti halnya SARS-CoV-2, yang merupakan virus penyebab COVID-19. Rapid antigen adalah tes yang hasilnya bisa langsung diketahui dalam waktu yang singkat, biasanya hanya sekitar beberapa menit atau paling lama 1 jam untuk menunggu hasil pemeriksaan keluar.

Rapid antigen adalah tes untuk mendeteksi virus Corona yang dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan melalui proses swab. Untuk tes antigen, seseorang akan mengambil sampel usap dari hidung dan tenggorokannya dan memasukkannya ke dalam cairan yang mengandung sabun dan garam yang memecah partikel dan sel. Mereka kemudian akan mengoleskan cairan ke strip tes yang mengandung antibodi khusus untuk virus. Antibodi pada strip akan mengikat antigen dalam sampel, sama seperti di dalam tubuh. Garis yang terlihat akan menunjukkan adanya virus atau antigen lain dalam sampel positif.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan tes rapid antigen memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan tes rapid antibodi. Akan tetapi, pemeriksaan tes rapid antigen adalah tes yang dinilai belum seakurat PCR untuk mendiagnosis COVID-19.

Perbedaan Rapid Antigen dengan Rapid Antibodi

Singapura Segera Bagikan Alat Tes Covid-19 Mandiri Secara Gratis
Ilustrasi tes rapid antigen COVID-19. (dok. Mika Baumeister/Unsplash.com)

Perbedaan rapid antibodi dan rapid antigen bisa dilihat dari berbagai faktor. Perbedaan pertama adalah sampel yang digunakan. Sampel yang digunakan pada rapid antigen dan tes PCR menggunakan sampel lendir dari hidung atau tenggorokan yang diambil melalui proses swab. Berbeda dengan rapid antigen dan tes PCR, rapid antibodi menggunakan sampel darah yang diambil dari ujung jari atau pembuluh darah.

Perbedaan rapid test antigen dan rapid test antibodi juga terletak pada tingkat keakuratannya. Rapid antigen adalah tes yang disebut lebih spesifik dari rapid antibodi biasa karena yang diperiksanya pun lebih spesifik. Jika seseorang dinyatakan positif setelah rapid antigen maka artinya ia benar-benar positif karena virusnya ada.

Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI) Prof. dr., Amin Soebandrio. Ph.D, Sp.MK. menyatakan kalau rapid antibodi tidak selalu ada virusnya.

“Di orang yang sembuh pun bisa reaktif, sudah tidak ada virusnya tapi rapid test-nya masih bisa reaktif. Kalau antigen, bisa dikatakan spesifitasnya 100 persen, artinya kalau dia reaktif, antigennya terinfeksi, dapat dipastikan PCR-nya juga positif, tapi sensitifitasnya lebih rendah dari PCR,” tutupnya.

Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi keberadaan virus Corona yang paling akurat adalah tes PCR dengan tingkat akurasi mencapai 80–90%, sedangkan rapid antigen memiliki tingkat akurasi sedikit di bawah tes PCR. Rapid antibodi merupakan pemeriksaan dengan tingkat akurasi paling rendah, yaitu hanya sekitar 18%.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya