Liputan6.com, Jakarta Alquran tidak hanya berisik hukum, yang hanya berisi perintah dan larangan. Dalam Alquran juga berisi kisah-kisa dari masa lalu yang bisa kita ambil pelajarannya. Salah satu kisah yang terdapat dalam alquran yang bisa kita ambil pelajarannya adalah kisah Ashabul Kahfi.
Ashabul Kahfi termaktub dalam QS Al-Kahf, surah ke-18 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 110 ayat. Dalam surah ini dikisahkan tujuh pemuda sebelum zaman Nabi Muhammad SAW yang tertidur di dalam sebuah gua selama 309 tahun.
Tujuh pemuda tersebut tertidur di dalam sebuah gua dalam waktu yang sangat lama, dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman hukuman mati karena tidak mau menyembah berhala. Selama pelariannya, mereka diikuti oleh seekor anjing yang tidak mau pergi, meski telah diusir berulang kali.
Advertisement
Kisah Ashabul Kahfi merupakan kisah yang sarat akan pelajaran yang bisa kita ambil sebagai pedoman dalam menjalani hidup terutama dalam iman dan ketakwaan. Untuk lebih memahami apa nilai-nilai yang bisa kita ambil dari kisah Ashabul Kahfi, berikut kisah selengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (2/1/2023).
Lokasi Gua Ashabul Kahfi
Jika Alquran menceritakan kisah tentang apa yang terjadi di masa lalu, maka kisah tersebut benar-benar terjadi nyata, baik tokoh-tokohnya maupun lokasi di mana kisah tersebut terjadi. Hanya saja ada kisah di mana tokoh dan lokasinya disebutkan secara detail, namun ada kisah dan tokoh yang tokoh dan lokasinya tidak dijelaskan secara rinci.
Namun, kisah Ashabul Kahfi merupakan salah satu kisah dalam Alquran yang nama tokoh dan lokasi tempat terjadinya juga dapat ditelusuri. Beberapa sumber mengatakan bahwa ada puluhan lokasi di dunia yang diklaim menjadi lokasi sesungguhnya dari gua Ashabul Kahfi.
Ada yang mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi di wilayah Suriah, ada juga yang bilang di Efesus. Namun, berdasarkan pendapat beberapa ahli, lokasi yang paling sesuai dengan yang tertulis di Alquran adalah yang berada di Yordania.
Hal ini bisa terlihat dari detail gua seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat surat Al Kahfi, yaitu masih dapat kita lihat reruntuhan seperti bekas tempat peribadatan dari tepat di atas gua. Tempat ibadat yang dimaksudkan adalah rumah ibadah penganut Nasrani. Ketika zaman kerajaan Umaiyah, rumah ibadat tersebut telah dijadikan masjid.
Berdasarkan penjelasan dalam ayat-ayat surat Al Kahfi, gua yang paling cocok dengan gambaran kisah Ashabul Kahfi adalah gua yang terletak di Kota Abu Alanda, Yordania.
Advertisement
Kisah Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi termaktub dalam QS Al-Kahf, surah ke 18 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 110 ayat. Dalam surah ini dikisahkan tujuh pemuda yang hidup sebelum zaman Nabi Muhammad SAW. Ketujuh pemuda tersebut beriman kepada Allah SWt, dan dibuat tertidur di gua hingga ratusan tahun lamanya untuk diselamatkan dari hukuman mati.
Menurut beberapa sejarawan Islam, ketujuh pemuda tersebut bernama Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika. Ketujuh pemuda ini hidup di zaman Raja Diqyanus. Raja ini menyembah berhala. Ia memaksa rakyatnya ikut menyembah berhala. Jika tidak menuruti kemauannya, konsekuensinya adalah hukuman mati.
Ketujuh pemuda itu berpegang teguh dengan keyakinannya. Mereka tidak mau mengikuti perintah raja untuk menyembah berhala. Mereka pun akhirnya melarikan ke sebuah gua.
Selama di perjalanan, tujuh pemuda itu diikuti oleh seekor anjing, yang menurut beberapa sejarawan Islam memiliki nama Kithmir. Meskipun telah diusir, anjing tersebut tetap mengikuti. Setibanya di goa, anjing tersebut menjaga tujuh pemuda itu di depan pintu gua.
Kemudian para pemuda itu berdoa kepada Allah agar diberikan petunjuk yang lurus dalam urusannya.
“Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami,” demikian doa tujuh pemuda di dalam gua.
Tertidur Selama 309 Tahun
Allah kemudian menjawab doa tersebut dengan menidurkan ketujuh pemuda itu dalam gua selama 309 tahun. Suatu hari, ketujuh pemuda terbangun dari tidurnya dan bertanya-tanya.
“Sudah berapa lama kita tidur di sini?” tanya salah satu pemuda.
“Kita berada di sini sehari atau setengah hari?” timpal pemuda lainnya.
Kemudian di antara tujuh pemuda itu diminta untuk pergi ke kota belanja makanan. Uang yang dibawa adalah uang perak zaman Raja Diqyanus.
“Belilah makanan enak dan bawa ke sini dan berkata lemah lembut lah supaya orang tidak mengetahui kita di sini,” pinta seorang pemuda.
“Jika mereka mengenal kita, raja tersebut akan memaksa kita untuk menyembah berhala,” katanya.
Setibanya di kota, mereka membeli makanan untuk dibawa ke gua dengan uang perak. Penjual kaget ketika salah satu Ashabul Kahfi membayar dengan uang perak. Pemuda itu dituduh menyimpan uang raja purba.
Akhirnya ditangkaplah pemuda itu dan dibawa ke hadapan raja. Raja yang memerintah saat itu bertanya tentang uang perak yang dimiliki pemuda itu.
“Dapat dari mana uang ini?” tanya sang raja.
Advertisement
Bukti Kuasa Allah
Seorang pemuda dari Ashabul Kahfi itu menceritakan yang sebenarnya. Ia memiliki uang perak ketika melarikan diri ke sebuah gua karena tidak mau menyembah berhala saat raja yang memerintahnya adalah Diqyanus.
“Di manakah gua itu?” tanya sang raja lagi.
Pemuda itu akhirnya menunjukkan tempatnya. Raja dan pembesar kerajaan menuju gua bersama salah satu pemuda Ashabul Kahfi.
Setibanya di lokasi gua, raja kaget dan heran. Sebab, raja Diqyanus lebih dari 300 tahun meninggal dunia dan pemuda itu tertidur selama ratusan tahun. Inilah sebuah kekuasaan Allah SWT.
Setelah didatangi oleh raja, tujuh pemuda itu kembali tidur di gua. Kemudian Allah mewafatkan mereka. Lalu raja menyalati jenazah Ashabul Kahfi itu. Kemudian hari membuat masjid dekat pintu untuk mengenang tujuh pemuda yang tertidur selama ratusan tahun di dalam gua.
Pelajaran dari Kisah Ashabul Kahfi
Dari kisah Ashabul Kahfi tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa dengan berpegang teguh pada iman dan takwa, maka niscaya Allah SWT akan memberikan pertolongan dan perlindungan, bahkan dari ancaman hukuman kematian dari penguasa.
Selain itu, kita juga dapat mengambil pelajaran mengenai kekuatan doa. Doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT secara sungguh-sungguh dan khusyuk, maka akan dijawab oleh Allah SWt dengan bantuan dan pertolongan. Bahkan dalam kondisi yang paling sulit pun, doa dapat mengubah kondisi yang tampaknya sulit dan tidak mungkin untuk dilalui menjadi hal yang mungkin terjadi atas bantuan Allah.