Cara Menanam Tanaman Hidroponik dengan Rockwool, Bagi Pemula Wajib Simak

Cara menanam tanaman hidroponik dengan rockwool sangat baik, karena memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan air.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 23 Mar 2023, 09:35 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2023, 09:35 WIB
Antusiasme Para Murid SD Belajar Mengenal Hidroponik
Sejumlah murid SD Laboratorium Jakarta melihat tanaman hidroponik di Balaikota Farm, Jakarta, Selasa (15/10/2019). Kegiatan belajar di luar ruangan ini untuk mengenal bibit, cara menanam, nutrisi dan media tanam hidroponik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menanam hidroponik adalah metode pertanian modern, yang menghasilkan tanaman dengan menanam tanaman dalam lingkungan yang terkontrol, tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Cara menanam tanaman hidroponik cukup mudah, di mana tanaman akan diberikan nutrisi melalui larutan air dan nutrisi, yang kemudian disuplai ke akar tanaman melalui media tanam seperti rockwool, cocopeat, atau perlite.

Cara menanam tanaman hidroponik memungkinkan para petani, untuk mengontrol kualitas nutrisi dan lingkungan tempat tumbuh tanaman, sehingga dapat menghasilkan tanaman lebih sehat dan berkualitas tinggi. Tanaman hidroponik juga dapat ditanam dengan cara yang lebih efisien, menggunakan air dan nutrisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan pertanian tradisional, serta dapat menghasilkan tanaman dengan cepat karena faktor lingkungan yang dikontrol.

Cara menanam tanaman hidroponik sangat cocok untuk diaplikasikan di daerah perkotaan, yang memang tidak memiliki lahan luas, atau kualitas tanah yang buruk. Dalam metode hidroponik, petani dapat menanam tanaman di dalam ruangan atau di atap gedung dengan menggunakan sistem yang sederhana dan efisien. Metode hidroponik juga dapat menghasilkan tanaman yang bebas dari pestisida dan herbisida, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi. 

Tanaman hidroponik dengan media rockwool adalah salah satu metode menanam tanaman, yang semakin populer dan banyak dipraktikkan di seluruh dunia. Rockwool merupakan bahan dasar yang terbuat dari serat mineral, dengan struktur cukup kuat dan berpori. Selain itu, rockwool juga memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan air, serta mampu mengatur kelembaban tanah dengan baik.

Berikut ini cara menanam tanaman hidroponik yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/3/2023).  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Persiapan media tanam rockwool

Budi Daya Sayuran Hidroponik Menjadi Produk Ekonomis
Anggota Karang Taruna RW 04 Kebon Baru saat melakukan perawatan sayuran yang ditanam dengan sistem hidroponik di Kebun Edukasi, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (19/7/2022). Untuk pakcoy, kangkung, dan bayam dijual di pasar swalayan dengan harga Rp 6.500 - Rp 7.500 per 250 gram. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Rockwool adalah media tanam yang terbuat dari serat mineral yang dipanaskan, hingga mencapai suhu tinggi. Sebelum digunakan, rockwool harus direndam dalam air selama beberapa jam untuk menghilangkan debu dan serat yang mungkin masih menempel pada permukaannya. Setelah direndam, Anda dapat memeras rockwool dengan lembut hingga tidak ada air yang keluar dari dalamnya.

2. Siapkan bibit tanaman

Cara menanam tanaman hidroponik selanjutnya adalah pilih bibit tanaman yang sesuai, untuk ditanam pada sistem hidroponik dengan rockwool. Beberapa jenis tanaman yang cocok untuk ditanam pada sistem hidroponik antara lain selada, bayam, kangkung, dan tomat. Pastikan bibit tanaman yang dipilih berkualitas baik dan bebas dari penyakit atau serangga. Setelah rockwool sudah siap, buatlah lubang pada rockwool dengan diameter yang sesuai dengan ukuran bibit tanaman yang akan ditanam. Lubang harus dibuat dengan hati-hati, agar tidak merusak struktur rockwool yang rapuh.

3. Masukkan bibit tanaman ke dalam lubang

Setelah lubang dibuat, masukkan bibit tanaman ke dalam lubang dengan hati-hati. Pastikan bahwa akar bibit tanaman tidak rusak saat dimasukkan ke dalam lubang rockwool. Saat bibit tanaman sudah ditanam pada rockwool, beri nutrient pada rockwool sesuai dengan instruksi pada kemasan nutrient yang digunakan. Nutrient yang digunakan pada sistem hidroponik biasanya berbentuk larutan yang dapat dicampur dengan air. Pastikan bahwa nutrient yang diberikan pada rockwool tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, karena hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman.

4. Beri cahaya yang cukup

Cara menanam tanaman hidroponik yang wajib diketahui selanjutnya, adalah tanaman hidroponik membutuhkan cahaya yang cukup untuk tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, pastikan bahwa bibit tanaman mendapatkan cahaya yang cukup setiap harinya. Jika memungkinkan, letakkan bibit tanaman di tempat yang terkena sinar matahari langsung selama beberapa jam setiap hari. Pastikan bahwa sistem hidroponik memiliki akses udara yang cukup, dan terhindar dari kelembaban yang berlebihan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan kipas atau ventilasi pada sistem hidroponik.

5. Pantau pertumbuhan tanaman

Pantau pertumbuhan tanaman secara teratur setiap harinya. Periksa apakah bibit tanaman sudah mulai tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika ada tanda-tanda masalah seperti daun yang layu atau berubah warna, segera cari tahu penyebabnya dan atasi masalah tersebut secepat mungkin. Selain memantau pertumbuhan tanaman, pemeliharaan sistem hidroponik juga perlu dilakukan secara teratur. Periksa pH dan kadar nutrient pada larutan nutrient setiap beberapa hari sekali, dan sesuaikan jika diperlukan. Juga, pastikan bahwa air dalam reservoir sistem hidroponik selalu bersih dan tidak tercemar. Jika ada tanda-tanda masalah, segera cari tahu penyebabnya dan atasi masalah tersebut secepat mungkin.

6. Panen tanaman

Saat tanaman sudah mencapai masa panen, panenlah dengan hati-hati. Pisahkan rockwool dari tanaman dan jangan lupa untuk membersihkannya sebelum digunakan kembali. Tanaman hidroponik biasanya memiliki hasil panen yang lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang ditanam secara konvensional.


Sistem dan Kelebihannya

Bertani Untuk Jaga Kesehatan Jiwa Raga
ilustrasi, bercocok tanam hidroponik. Foto: dok.Wikipedia

1. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)

Sistem NFT merupakan salah satu sistem hidroponik yang paling umum digunakan. Pada sistem ini, air dan nutrisi dialirkan melalui pipa atau saluran yang dangkal dan kemudian mengalir melalui akar tanaman yang ditanam di dalam pipa tersebut. Sistem ini memungkinkan akar tanaman untuk terus terkena air dan nutrisi yang mengalir, sehingga memberikan akses yang mudah untuk menambahkan atau mengganti nutrisi.

Kelebihan dari sistem NFT adalah mudah dikonstruksi, dan dapat diatur dengan mudah untuk menghasilkan hasil tanaman yang optimal. Selain itu, sistem ini juga dapat menghemat air karena air yang sudah digunakan dapat kembali dikumpulkan dan digunakan kembali. Namun, perlu diperhatikan bahwa sistem ini membutuhkan perhatian yang konstan dan teratur, untuk menjaga agar nutrisi dan air tidak terlalu banyak atau sedikit.

2. Sistem DWC (Deep Water Culture)

Sistem DWC adalah sistem hidroponik yang menggunakan air sebagai media tanam utama. Pada sistem ini, akar tanaman bisa ditempatkan di dalam air yang sudah diberi nutrisi. Air pada sistem ini dijaga pada tingkat yang konstan, dengan menggunakan pompa udara yang memompa udara ke dalam air, untuk menjaga kadar oksigen dalam air. Kelebihan dari sistem DWC adalah mudah dirawat dan murah, serta dapat menghasilkan hasil tanaman yang cepat.

Sistem ini juga menghemat air dan nutrisi karena air dan nutrisi yang tidak digunakan dapat dikumpulkan kembali. Namun, perlu diperhatikan bahwa sistem ini memerlukan perawatan yang lebih intensif, dan sistem ini kurang cocok untuk menanam tanaman yang membutuhkan akses air dan nutrisi yang cepat.

3. Sistem Aeroponik

Sistem aeroponik adalah sistem hidroponik yang menggunakan udara sebagai media tanam utama. Pada sistem ini, akar tanaman ditempatkan di dalam ruangan tertutup dan disemprotkan dengan air yang sudah diberi nutrisi. Sistem ini cukup efisien dalam penggunaan air dan nutrisi, dan juga memberikan akses udara yang optimal bagi akar tanaman. Kelebihan dari sistem aeroponik adalah dapat menghasilkan hasil tanaman yang optimal dan cepat.

Sistem ini juga efisien dalam penggunaan air dan nutrisi, serta memungkinkan tanaman untuk mendapatkan akses udara yang optimal bagi pertumbuhan akar. Namun, perlu diperhatikan bahwa sistem ini memerlukan perawatan yang lebih intensif, serta kurang cocok untuk menanam tanaman yang membutuhkan akses nutrisi yang cepat.


4. Sistem Drip Irrigation

Potret Petani Hidroponik di Palestina
Abdullah Abu Halima memeriksa tanaman selada di pertanian hidroponik miliknya di Kota Beit Lahia, Jalur Gaza utara (25/11/2020). Petani Palestina tersebut menanam selada, brokoli, kacang-kacangan, peterseli, daun bawang dan jenis sayur lainnya dengan metode irigasi khusus. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Sistem drip irrigation adalah sistem hidroponik yang menggunakan pipa, untuk mengalirkan air dan nutrisi ke tiap tanaman secara individu, melalui pipa kecil atau selang kecil. Sistem ini cukup sederhana dan murah, dan memungkinkan pengaturan lebih mudah dalam memberikan nutrisi yang tepat pada setiap tanaman. Kelebihan dari sistem drip irrigation adalah mudah diatur, dan memungkinkan penggunaan nutrisi yang lebih efisien, serta mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan nutrisi pada tanaman.

Sistem ini juga memungkinkan penggunaan media tanam yang beragam, seperti rockwool atau cocopeat. Namun, perlu diperhatikan bahwa sistem ini memerlukan perawatan yang teratur, untuk menghindari penyumbatan pipa dan menjaga kualitas air dan nutrisi.

5. Sistem Wick

Sistem wick adalah sistem hidroponik yang menggunakan sumbu, untuk mengalirkan air dan nutrisi ke media tanam dan akar tanaman. Pada sistem ini, media tanam seperti vermikulit atau perlite diisi dengan nutrisi dan air, lalu diberi sumbu yang menyerap nutrisi dan air dan mengalirkannya ke akar tanaman. Kelebihan dari sistem wick adalah sangat mudah diatur, dan memungkinkan penggunaan media tanam yang beragam. Sistem ini juga cocok untuk menanam tanaman yang membutuhkan nutrisi dan air yang konstan. Namun, perlu diperhatikan bahwa sistem ini memerlukan perawatan yang teratur untuk menjaga kualitas air dan nutrisi.

6. Sistem Ebb and Flow

Sistem ebb and flow adalah sistem hidroponik yang menggunakan bak yang diisi dengan air dan nutrisi. Pada sistem ini, akar tanaman ditanam pada media tanam seperti rockwool atau perlite yang diletakkan di dalam bak, dan kemudian air dan nutrisi dialirkan ke dalam bak melalui pompa dan saluran. Setelah waktu tertentu, air dan nutrisi dikembalikan ke dalam reservoir dengan menggunakan pompa lagi. Kelebihan dari sistem ebb and flow adalah mudah diatur, dan memberikan nutrisi yang tepat pada setiap tanaman, serta mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan nutrisi pada tanaman. Sistem ini juga efisien dalam penggunaan air dan nutrisi, serta cocok untuk menanam tanaman yang membutuhkan akses nutrisi yang cepat. 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya