Dalil adalah Salah Satu Dasar Hukum Islam, Pahami Jenis dan Sumbernya

Dalam proses berpikir dan berargumen, dalil adalah bagian penting yang menjadi dasar atau pijakan bagi seseorang untuk mengambil keputusan atau membuat kesimpulan yang benar atau valid.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 27 Mar 2023, 15:10 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2023, 15:10 WIB
Asmaul Husna
Dalam proses berpikir dan berargumen, dalil adalah bagian penting yang menjadi dasar atau pijakan bagi seseorang untuk mengambil keputusan atau membuat kesimpulan yang benar atau valid. Credit: unsplash.com/thedancingrain

Liputan6.com, Jakarta Dalil adalah istilah yang dapat diartikan sebagai argumen, bukti, atau alasan yang digunakan untuk mendukung atau membuktikan suatu pernyataan atau keyakinan. Dalam konteks agama Islam, istilah "dalil" sering digunakan untuk merujuk pada ayat-ayat Al-Quran, hadis atau sunnah Nabi, dan juga pendapat para ulama atau ahli hukum Islam yang dianggap memiliki otoritas dalam menafsirkan dan mengaplikasikan hukum-hukum Islam.

Dalam proses berpikir dan berargumen, dalil adalah bagian penting yang menjadi dasar atau pijakan bagi seseorang untuk mengambil keputusan atau membuat kesimpulan yang benar atau valid. Oleh karena itu, dalam kajian agama Islam, kemampuan untuk memahami dan menafsirkan dalil dengan baik sangatlah penting bagi seorang muslim, karena hal itu dapat membantu mereka memahami hukum-hukum Islam dengan benar dan mengambil tindakan yang sesuai dengan ajaran Islam. Berikut adalah ulasan tentang dalil adalah dasar hukum Islam yang Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (27/3/2023).

Pengertian Dalil

Ilustrasi Al-Quran
Penggunaan dalil dalam memutuskan sebuah perkara harus dilakukan dengan benar dan hati-hati. Pertama, dalil harus dipahami dengan baik dan benar, agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran. (Sumber: steemit.com)

Dalil adalah petunjuk atau alat yang digunakan oleh umat Islam untuk memutuskan sebuah perkara dalam Islam. Dalil dapat berupa ayat-ayat Al-Quran, hadis, ijma, qiyas, istihsan, maupun maslahah mursalah. Dalam pengambilan keputusan, dalil adalah landasan yang paling kuat dan utama untuk menentukan hukum atau pemahaman yang benar dalam Islam.

Penggunaan dalil dalam memutuskan sebuah perkara harus dilakukan dengan benar dan hati-hati. Pertama, dalil harus dipahami dengan baik dan benar, agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran. Kedua, dalil harus disesuaikan dengan konteks dan kondisi yang ada, sehingga tidak menghasilkan pemahaman yang keliru atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Ketiga, dalil harus diuji kembali dengan metode-metode ijtihad yang benar, seperti ushul fiqh, sehingga dapat menghasilkan keputusan yang adil dan sesuai dengan hukum Islam.

Penggunaan dalil dalam memutuskan sebuah perkara juga harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai dalam agama Islam, seperti para ulama dan ahli hukum Islam. Hal ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat diakui oleh masyarakat Muslim.

Dengan menggunakan dalil sebagai petunjuk dalam memutuskan sebuah perkara dalam Islam, umat Islam dapat menjalankan agama dengan benar dan menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan. Hal ini juga dapat membantu memperkuat pemahaman dan praktik Islam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta masyarakat Muslim yang bermoral dan bertanggung jawab dalam menjalankan agama.

Jenis Dalil

Mencari Berkah di Akhir Ramadan
Dalam mengambil keputusan, penggunaan kedua jenis dalil ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan prinsip-prinsip ijtihad yang benar. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Dalil aqli dan dalil naqli adalah dua jenis dalil yang digunakan dalam memahami dan mengaplikasikan hukum Islam. Kedua jenis dalil ini memiliki peran penting dalam memahami hukum Islam. Dalil aqli digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak secara langsung dinyatakan dalam sumber-sumber keagamaan, sedangkan dalil naqli digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang secara langsung dinyatakan dalam sumber-sumber keagamaan.

Dalam mengambil keputusan, penggunaan kedua jenis dalil ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan prinsip-prinsip ijtihad yang benar. Penggunaan dalil aqli harus dipastikan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang telah dinyatakan dalam sumber-sumber keagamaan, sedangkan penggunaan dalil naqli harus memperhatikan konteks dan kondisi yang ada, sehingga tidak menghasilkan pemahaman yang keliru atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Dalil Aqli

Surat Al Baqarah Ayat 286
Sumber dalil aqli berasal dari sumber keagamaan yang berasal dari periode setelah masa Nabi Muhammad SAW, seperti karya-karya ulama Islam dan fatwa-fatwa para ahli hukum Islam. Credit: freepik.com

Dalil aqli adalah dalil yang berasal dari akal atau pikiran manusia. Dalil aqli menggunakan kemampuan akal untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak secara langsung dinyatakan dalam Al-Quran dan Hadis. Contoh dari dalil aqli adalah prinsip-prinsip moral dan etika yang dianjurkan dalam Islam, seperti kejujuran, kesetiaan, dan persamaan hak.

Sumber dalil aqli berasal dari sumber keagamaan yang berasal dari periode setelah masa Nabi Muhammad SAW, seperti karya-karya ulama Islam dan fatwa-fatwa para ahli hukum Islam. Berikut sumber dalil aqli.

1. Ijma

Ijma adalah kesepakatan ulama dalam memutuskan suatu masalah hukum Islam. Ijma digunakan sebagai sumber dalil dalam memahami hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan dalam Al-Quran dan Hadis.

2. Qiyas

Qiyas adalah analogi atau perbandingan antara hukum-hukum Islam yang ada dengan hukum-hukum Islam yang serupa dalam situasi yang berbeda. Qiyas digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan dalam Al-Quran dan Hadis.

3. Ijtihad

Ijtihad adalah usaha untuk memahami hukum-hukum Islam dengan mengembangkan prinsip-prinsip hukum yang ada dalam sumber-sumber dalil utama. Ijtihad digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan dalam Al-Quran dan Hadis.

4. Istihsan

Istihsan adalah suatu metode ijtihad yang mengutamakan kemaslahatan (maslahah) dalam memahami hukum-hukum Islam. Istihsan digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan dalam Al-Quran dan Hadis.

5. Maslahah Mursalah

Maslahah mursalah adalah suatu metode ijtihad yang memperhatikan kemaslahatan umum tanpa terikat pada prinsip-prinsip hukum yang ada dalam sumber-sumber dalil utama. Metode ini digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan dalam Al-Quran dan Hadis.

Dalil Naqli

Ilustrasi Al-qur'an
Ilustrasi Al-Qur'an (sumber: GR Stocks)

Dalil naqli adalah dalil yang berasal dari teks atau sumber-sumber keagamaan, seperti Al-Quran dan Hadis. Dalil naqli digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang secara langsung dinyatakan dalam sumber-sumber keagamaan tersebut. Contoh dari dalil naqli adalah kewajiban melaksanakan shalat lima waktu dan hukum-hukum mengenai zakat.

Sumber dalil naqli adalah sumber-sumber keagamaan yang diakui oleh seluruh umat Islam sebagai pedoman dalam memahami hukum dan ajaran Islam. Berikut sumber dalil naqli.

1. Al-Quran

Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang dianggap sebagai firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al-Quran merupakan sumber dalil utama dalam Islam, yang digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam dan prinsip-prinsip ajarannya.

2. Hadis

Hadis adalah riwayat-riwayat perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman dalam memahami hukum-hukum Islam dan prinsip-prinsip ajarannya. Hadis digunakan sebagai sumber dalil kedua setelah Al-Quran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya