Ananiah adalah Sifat yang Tercela, Kenali Cara Menghindarinya

Ananiah adalah akhlak tercela yang merujuk pada sifat egois atau mengedepankan kepentingan diri sendiri.

oleh Husnul Abdi diperbarui 12 Mei 2023, 17:35 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 17:35 WIB
Ananiah adalah Sifat yang Tercela
Ananiah adalah Sifat yang Tercela. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Ananiah adalah istilah yang mungkin belum begitu familier di telinga kabanyakan orang. Ananiah ini merupakan istilah yang kerap kali digunakan oleh umat Islam. Ananiah merujuk pada sifat yang tidak diridai oleh Allah SWT.

Ananiah adalah satu di antara beberapa akhlak tercela yang perlu dihindari seorang muslim. Macam akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan secara berulang-ulang, tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

Ananiah adalah akhlak tercela yang merujuk pada sifat egois atau mengedepankan kepentingan diri sendiri. Bahkan, tidak jarang sifat mengedepankan diri sendiri atau ananiah ini menyebabkan kerugian bagi orang lain.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (12/5/2023) tentang ananiah.

Mengenal Ananiah

Mengenal Ananiah
Mengenal Ananiah/Photo by R A on Unsplash

Ananiah adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab, yaitu “ana” yang berarti aku. Sementara itu, ananiah artinya yaitu keakuan atau egois. Ananiah adalah sifat mementingkan diri sendiri tanpa memedulikan dampaknya terhadap orang lain. Ananiah merupakan sikap yang harus dihindari umat Islam, karena tidak diridai Allah SWT orang-orang yang memiliki sifat ini.

Ananiah adalah akhlak tercela yang harus dihindari oleh seorang muslim. Sikap ananiah ini ditunjukkan dengan sikap terlalu mengedepankan diri sendiri, bahkan tidak peduli bila sifatnya tersebut dapat mengorbankan kepentingan orang lain. Ananiah adalah sifat setan yang nantinya dapat berlanjut menjadi akhlak tercela lainnya, seperti sombong, iri, hingga dengki.

Ananiah adalah sifat yang melekat pada diri orang-orang kafir. Sikap ini tergolong pada penyakit hati, akhlak tercela, dan dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Cara menghindari sikap ananiah ini yaitu dengan berserah diri kepada Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu bisa menghindari sifat ananiah dengan belajar menghargai orang lain sebagaimana kamu ingin dihargai juga oleh orang tersebut.

Memahami Akhlak

Ilustrasi orang egois
Ilustrasi orang egois. (Photo by Barbara Olsen from Pexels)

Ananiah termasuk ke dalam akhlak tercela. Akhlak adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat atau perangai. Secara istilah, akhlak merupakan sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan.

Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam di dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi. Jadi, akhlak adalah suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang, tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

Macam-Macam Akhlak

Ilustrasi orang egois
Ilustrasi orang egois. (Photo by cottonbro from Pexels)

Akhlak adalah tingkah laku yang telah melekat pada seseorang dan akan tercermin dari perilakunya. Tentunya, akhlak ada yang baik dan buruk. Macam akhlak terbagi dua, yaitu akhlah terpuji dan akhlak tercela. Berikut penjelasan akhlak:

1. Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)

Macam akhlak yang pertama yaitu akhlak terpuji. Akhlak terpuji atau akhlakul mahmudah yaitu macam akhlak yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim. Akhlakul mahmudah meliputi sifat sabar, jujur, rendah hati, dermawan, sopan, gigih, rela berkorban, adil, bijaksa, lembut dan santun, tawakal, dan masih banyak lagi.

Seorang muslim yang memiliki akhlakul mahmudah, dalam kehidupan sehari-hari akan menjaga tutur kata dan perbuatannya. Sebagai seorang muslim, sudah menjadi sebuah keharusan untuk menjaga akhlakul mahmudah dalam kehidupan sehari-hari.

2. Akhlak Tercela (Akhlakul Mazmumah)

Macam akhlak selanjutnya adalah akhlak tercela. Akhlak tercela atau akhlakul mazmumah yaitu macam akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah ini harus dijauhi karena dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Beberapa contoh akhlakul mazmumah yaitu sifat sombong, iri, dengki, tamak, hasad, takabur, ghibah, dan lain sebagainya. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita menjauhi akhlakul mazmumah. Hal ini karena macam akhlak ini sangat dibenci oleh Allah SWT. Contoh akhlak tercela lainnya yang perlu kamu pahami tentunya adalah ananiah atau sifat egois.

Keutamaan Akhlak Terpuji

Ilustrasi muslim berdoa, berzikir, berselawat
Ilustrasi muslim berdoa, berzikir, berselawat. (Foto oleh mohammad ramezani: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-muslim-12772601/)

1. Mendapat Jaminan Surga

Dari Abu Umamah ra; Rasulullah SAW bersabda:

"Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia akhlaknya." (HR Abu Daud)

2. Dicintai Rasulullah SAW

Sebagaimana dalam hadits berikut ini, Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong.” (HR. Tirmizi).

3. Berat Timbangannya di Hari Kiamat

Setiap muslim yang memiliki akhlakul mahmudah juga dapat mencapai derajat seperti seseorang yang berpuasa dan salat. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya