5 Makanan yang Perlu Dibatasi Selama Menyusui, Bisa Pengaruhi ASI

Batasi makanan ini selama menyusui.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 17 Jun 2023, 15:20 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2023, 15:20 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Memberikan ASI eksklusif sangat penting bagi pertumbuhan bayi di awal kehidupannya. ASI menyediakan sebagian besar nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama kehidupan. Selama menyusui, ibu perlu memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya.

Makan sehat juga akan memberi ibu energi yang dibutuhkan selama menyusui. Terlebih lagi, makan makanan sehat dapat membantu menurunkan berat badan pasca melahirkan. Tak hanya konsumsi makanan sehat, ibu juga perlu menghindari sejumlah makanan selama memberikan ASI untuk buah hati.

Secara umum, tidak ada makanan yang terlarang selama menyusui. Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang seimbang dan bervariasi. Namun, ada beberapa makanan dan minuman yang mungkin ingin perlu dibatasi saat menyusui. Makanan-makanan ini berpotensi memengaruhi produksi ASI dan kesehatan ibu.

Berikut 5 makanan yang perlu dibatasi selama memberikan ASI seperti dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (26/5/2020).


Ikan dengan kadar merkuri tinggi

Ikan Salmon Daging Salmon
Ilustrasi Foto Ikan (iStockphoto)

Ikan adalah sumber asam docosahexaenoic (DHA) dan asam eikosapentaenoat (EPA) - dua jenis asam lemak omega-3 yang penting untuk perkembangan otak pada bayi. Namun, beberapa ikan dan makanan laut juga bisa mengandung merkuri tinggi. Merkuri bisa beracun, terutama pada bayi dan anak-anak yang lebih sensitif terhadap keracunan merkuri.

Paparan akut merkuri tingkat tinggi dapat secara permanen memengaruhi sistem saraf pusat bayi. Akibatnya, anak mungkin mengalami keterlambatan atau gangguan pada fungsi kognitif, keterampilan motorik halus, perkembangan bicara dan bahasa, dan kesadaran visual-spasial.

Maka dari itu ikan dengan kandungan merkuri tinggi perlu dihindari saat hamil dan menyusui. Ikan dengan kandungan merkuri tinggi diantaranya meliputi king mackerel, tuna bigeye, marlin, dan hiu. Ikan merkuri rendah seperti teri dan sarden masih bisa dikonsumsi dengan porsi kecil.


Kafein

ilustrasi kafein/unsplash
ilustrasi kafein/unsplash

Ketika mengonsumsi kafein, sebagian dari kafein itu dapat berakhir dalam ASI. Ini bisa menjadi masalah, karena bayi mengalami kesulitan memecah dan membuang kafein. Akibatnya, sejumlah besar kafein dari waktu ke waktu dapat menumpuk di sistem bayi, menyebabkan iritabilitas dan kesulitan tidur.

Menurut CDC, ibu yang menyusui disarankan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 300 mg kafein per hari, yang setara dengan dua atau tiga cangkir kafein. Kafein tak hanya ditemukan pada kopi, tapi juga pada: teh, soda, dan cokelat.


Makanan olahan dan instan

Ilustrasi daging olahan
Ilustrasi daging olahan (sumber: iStockphoto)

Makanan olahan umumnya tinggi kalori, lemak tidak sehat, dan gula tambahan, namun rendah serat, vitamin, dan mineral. Disarankan untuk ibu menyusui untuk membatasi asupannya sebanyak mungkin. Makanan yang digoreng, olahan, daging berlemak merupakan sumber lemak jenuh dan garam.

Makanan olahan bisa tinggi lemak jenuh dan garam. Ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan menyebabkan masalah kesehatan termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, dan depresi. Konsumsi makanan olahan atau makanan instan dapat meningkatkan risiko obesitas pada ibu menyusui.


Makanan manis

Bahaya Makan Manis Berlebihan Saat Buka Puasa
Makanan manis/ SumberL iStockphoto

Makanan manis mungkin tidak memengaruhi kualitas dan produksi ASI. Namun, konsumsi makanan manis berlebihan selama menyusui tidak baik untuk kesehatan ibu. Selama menyusui ibu mungkin memerlukan kalori tambahan. Makanan manis bisa menambah kalori dengan cepat, namun ini bukanlah pilihan sehat yang bisa dikonsumsi rutin.

Makanan manis berlebih dapat memicu penambahan berat badan signifikan pada ibu. Alih-alih mengonsumsi kalori kosong seperti makanan manis, ibu bisa mengonsumsi protein dan karbohidrat kompleks untuk memenuhi kebutuhan kalorinya.


Makanan yang memicu gas

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Selama menyusui, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang bisa menghasilkan gas. Makanan yang dikonsumsi ibu bisa berefek pada ASI. Konsumsi makanan yang memicu gas selama menyusui juga dapat menjadi penyebab gas pada bayi.

Hindari makanan yang memicu gas seperti kubis, brokoli, kembang kol, soda, dan kacang-kacangan jika bayi sedang kolik atau kembung. Pilih jenis sayuran aman seperti bayam atau wortel.


Makanan yang baik untuk ibu menyusui

alpukat smoothies
ilustrasi alpukat/copyright by (Shuttersock)

Alpukat

Alpukat bisa menjadi pembangkit energi bagi ibu menyusui. Alpukat mengandung lemak sehat membantu menjaga perasaan kenyang. Alpukat juga merupakan sumber vitamin B, vitamin K, folat, kalium, vitamin C, dan vitamin E.

Produk Susu Rendah Lemak

Jika menyusui, ASI perlu mengandung kalsium untuk membantu tulang bayi tumbuh. Jadi penting bagi Anda makan cukup kalsium untuk memenuhi kebutuhan kalsium tubuh. Susu rendah lemak disarankan pada masa ini.

Telur

Telur adalah sumber protein yang baik bagi ibu menyusui. Telur mengandung vitamin D yang berperan sebagai pembentuk tulang bayi. Pilihlah telur yang diperkaya DHA untuk mendapatkan kandungan asam lemak esensial yang lebih melimpah.


Makanan yang baik untuk ibu menyusui

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Umbi berwarna merah dan oranye

Umbi-umbian merah dan oranye seperti wortel dan ubi jalar dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Sifat laktogenik yang dimiliki umbi akar merah dan oranye memiliki kepadatan hara yang tinggi dapat berperan dalam meningkatkan ASI.

Kunyit

Sifat anti-inflamasi kunyit membantu menjaga kesehatan ibu. Konsumsi kunyit dapat membantu pencegahan dan pengobatan mastitis serta untuk meringankan gejala yang terkait dengan pembengkakan payudara. Kunyit juga diyakini membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh tidak hanya ibu tetapi juga bayi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya