Mengenal Masjid Jami At Taubah, Petilasan Habib Kuncung

Mengenal Masjid Jami At Taubah merupakan tempat ibadah yang telah berdiri sejak 1923 yang dikenal sebagai petilasan Habib Kuncung.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 20 Jul 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2023, 16:00 WIB
Mengenal Masjid Jami At Taubah, Petilasan habib Kuncung
Mengenal Masjid Jami At Taubah, Petilasan habib Kuncung./dream.co.id

Liputan6.com, Jakarta Masjid Jami At-Taubah di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, merupakan tempat ibadah yang telah berdiri sejak 1923 dan dikenal oleh masyarakat setempat. Berlokasi di Jalan Rawajati Timur II No.70 RT 03/RW 08, masjid ini merupakan salah satu situs sejarah di Jakarta dan berdekatan dengan Kali Ciliwung.

Awalnya, masjid ini hanya sebuah mushola kecil, namun karena banyaknya jamaah yang beribadah, mushola tersebut kemudian berkembang menjadi masjid. Pembangunan masjid ini didukung oleh masyarakat, pihak kelurahan, dan beberapa donatur khusus yang menyumbangkan dana.

Dengan luas tanah 1.250 meter persegi, Masjid Jami At-Taubah mampu menampung sekitar 1500 jamaah. Setiap hari, masjid ini menyelenggarakan kegiatan pengajian selama lima hari berturut-turut. Ketua DKM Masjid Jami At-Taubah, Iwan Hamdi, mengelola masjid ini dengan baik untuk memenuhi kebutuhan ibadah dan masyarakat setempat.

Selain itu, Masjid Jami At Taubah juga sering dikunjungi peziarah, sebab di kompleks Masjid Jami At Taubah terdapat makam seorang ulama terkenal, Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau Habib Kuncung.

Untuk mengenal lebih dalam Masjid Jami At Taubah, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (20/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masjid Jami At Taubah sebagai situs Sejarah

Masjid At Taubah termasuk dalam kategori situs sejarah. Masjid Jami At Taubah dibangun pada abad ke-18 oleh Habib Abdullah Ja'far Al Haddad, kakek buyut dari Habib Kuncung.

Awalnya, masjid hanya memiliki dua makam, namun seiring berjalannya waktu, jumlah makam bertambah karena semuanya adalah keturunan pendiri masjid, termasuk Habib Kuncung.

Bagi masyarakat Muslim di Ibukota, Habib Kuncung dianggap sebagai tokoh dengan derajat yang istimewa karena dianggap memiliki kelebihan yang membedakannya dari orang biasa.

Habib Kuncung lahir di Kota Ghurfah, Tarim, Hadramaut, pada tanggal 26 Sya'ban 1254 H. Setelah tiba di Betawi, Masjid At Taubah menjadi tempat petilasan untuk Habib Kuncung dalam menyebarkan dakwah Islam.

Selama hidupnya, Habib Kuncung terkenal sebagai sosok yang memiliki khoriqul a'dah, yaitu kemampuan yang di luar batas kemampuan manusia pada umumnya. Dalam bahasa kewalian, ia disebut sebagai ahli Darkah.

Ahli Darkah adalah sebutan bagi seseorang yang muncul pada saat orang lain membutuhkannya. Kemampuan ini, menurut Muhammad, diyakini ada pada Habib Kuncung.

Dengan kata lain, pengunjung yang datang ke Masjid Jami At Taubah tidak hanya dapat melakukan aktivitas peribadatan saja, melainkan juga dapat berziarah di makam Habib Kuncung. Selain itu, pengelola Makam Habib Kuncung dan Masjid Jami At Taubah juga menyelenggarakan kegiatan keagamaan.


Siapakah Habib Kuncung?

Gapura Makam Habib Kuncung
Gapura Makam Habib Kuncung. (Liputan6.com/Muhamad Husni Tamami)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Masjid Jami At Taubah merupakan sebuah bangunan masjid yang masuk dalam kategori situs sejarah di Jakarta. Sebab, Masjid Jami At Taubah merupakan petilasan untuk Habib Kuncung dalam menyebarkan dakwah Islam. Lalu siapakah Habib Kuncung?

Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad, yang lebih dikenal dengan sebutan Habib Kuncung, adalah seorang wali Allah yang dikenal memiliki karomah. Sampai sekarang, sosoknya tetap diingat, dan kisah hidupnya menjadi teladan bagi umat Islam masa kini.

Habib Kuncung lahir pada tanggal 14 November 1838 di Qurhfa Hadramaut Tarim, Yaman. Sejak kecil, Habib Kuncung telah terlibat dalam kegiatan berdagang, yang membuatnya mengenal wilayah Asia Tenggara.

Selama hidupnya, Habib Kuncung belajar di berbagai negara, termasuk Belanda, Malaysia, dan Singapura. Ia juga berguru kepada beberapa habib di Indonesia, termasuk Habib Alwi al-Haddad (ayahnya), Habib Ali bin Husein al-Haddad, Habib Abdurrahman bin Abdullah al-Habsyi, dan Habib Abdullah bin Mukhsin al-Attas (Habib Keramat Empang Bogor).

Nama 'Kuncung' yang melekat pada Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad berasal dari kebiasaannya memakai kopiah dari bangsawan Bugis pada masa lalu. Kopiah tersebut memiliki bentuk kerucut atau kuncung.

Sosok Habib Kuncung inilah yang menjadi salah satu daya tarik dari Masjid Jami At Taubah.


Karomah Habib Kuncung

Mengenal Masjid Jami At Taubah, Petilasan Habib Kuncung
Mengenal Masjid Jami At Taubah, Petilasan Habib Kuncung./dream.co.id

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, daya tarik dari Masjid Jami At Taubah salah satunya adalah bahwa di kompleksnya terdapat makam Habib Kuncung. Bagi masyarakat Muslim Ibukota, Habib Kuncung merupakan tokoh yang memiliki derajat tertentu. Ini karena sang ulama dipercaya memiliki sejumlah kelebihan yang membedakan dengan manusia biasa.

Habib Kuncung adalah seorang yang memiliki kemampuan di luar batas kemampuan manusia pada umumnya, yang dalam bahasa kewalian disebut sebagai ahli darkah. Ia sering tiba-tiba muncul untuk membantu orang yang memerlukan bantuan.

Salah satu karomah lain yang dimiliki oleh Habib Kuncung adalah kemampuannya menembus ruang dan waktu. Hasan bin Muhammad bin Abdullah al-Haddad menyatakan bahwa Habib Kuncung adalah ulama yang sulit ditebak.

Contohnya, ketika diajak ke Pekalongan, ia menolak, tetapi ketika rombongan tiba di Pekalongan, Habib Kuncung telah berada di sana sebelumnya.

Habib Kuncung meninggal pada tahun 1926 pada usia 93 tahun. Makamnya terletak di samping Masjid Jami At Taubah di kawasan Kalibata, Jalan Rawajati Timur II No. 69 RT 3 RW 8, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.

Makam Habib Kuncung masih sering diziarahi oleh peziarah dari berbagai daerah. Di dekat makam, terdapat gentong berisi air yang sering diminum oleh para peziarah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya