Cerita Singkat Mush'ab Bin Umair, Dijuluki Pemilik Nama Paling Harum

Cerita singkat Mush'ab bin Umair mengajarkan tentang keberanian dan keteguhan hati dalam mempertahankan keyakinan.

oleh Laudia Tysara diperbarui 02 Agu 2023, 09:30 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 09:30 WIB
Semangat Anak-Anak Muslim Kashmir Belajar Baca Alquran saat Ramadan
Seorang anak serius membaca Al-Quran saat di sebuah madrasah lokal selama bulan Ramadan di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, (30/5). Di bulan puasa umat muslim menahan diri untuk tidak makan dan minum. (AP Photo / Mukhtar Khan)

Liputan6.com, Jakarta - Meneladani cerita singkat Mush'ab bin Umair sangat penting karena kisahnya mengajarkan tentang keberanian dan keteguhan hati dalam mempertahankan keyakinan. Meskipun menghadapi serangan musuh dalam Perang Uhud, Mush'ab tidak gentar dan dengan gagah berjuang mempertahankan bendera Islam. Keberanian dan kesetiaan seperti ini menjadi teladan bagi setiap muslim dalam menghadapi cobaan dan tantangan kehidupan.

Selain itu, cerita singkat Mush'ab bin Umair mengajarkan tentang sederhana dalam hidup dan tawakal terhadap takdir. Meskipun berasal dari keluarga kaya, Mush'ab hidup dengan sederhana dan tidak pernah menginginkan harta rampasan perang. Bahkan saat wafat, ia hanya meninggalkan selembar baju lurik. Kehidupan sederhana seperti ini mengajarkan bahwa kekayaan dunia bukanlah segalanya, dan tawakal kepada Allah merupakan kunci kebahagiaan sejati.

Cerita singkat Mush'ab bin Umair menunjukkan pentingnya menyebarkan agama dengan lemah lembut dan kasih sayang. Mush'ab berhasil meraih hati orang-orang musyrik dan pemimpin bangsa Arab melalui senyuman hangat dan sikap santun saat berdakwah. Pendekatan seperti ini menjadi teladan dalam menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang bijaksana dan menginspirasi orang lain untuk memahami dan menerima agama dengan hati yang terbuka.

Julukan Mush'ab bin Umair adalah "Seorang penduduk Makkah yang mempunyai nama paling harum." Agar lebih memahami, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang cerita singkat Mush'ab bin Umair yang dimaksudkan, Rabu (2/8/2023).


Dakwah Mush'ab

Semarak Ramadan di Masjid Agung Sanaa
Seorang pria membaca Al-Quran bersama putrinya selama bulan Ramadan di Masjid Agung Sanaa, Yaman, Minggu (26/4/2020). Masjid Agung Sanaa bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO. (Mohammed HUWAIS/AFP)

Mush'ab bin Umair, juga dikenal sebagai Mush'ab bin 'Umair bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Abdud Dar bin Qushay bin Kilab, dijelaskan Kementerian Agama Republik Indonesia atau Kemenag RI. Ia adalah salah satu sahabat Nabi yang termasuk dalam rombongan hijrah pertama.

Ia dikenal sebagai sosok yang bijak dalam berdakwah dan memiliki semangat kemudaan yang luar biasa. Sebagai seorang remaja Quraisy terkemuka, ia memiliki wajah gagah, tampan, dan nama yang sangat terhormat di kota Makkah.

Meskipun berasal dari keluarga kaya, Mush'ab bin Umair memilih mengikuti ajaran Rasulullah Saw secara diam-diam. Ia hidup dengan sederhana dan penuh ketabahan dalam menyebarkan agama Islam. Dalam buku berjudul "Mush'ab bin Umair, Duta Dakwah Rasulullah (2017)" oleh Iwok Abqary, dijelaskan bahwa Mush'ab bin Umair memiliki peran besar dalam mengajarkan agama kepada kaum Anshar di Madinah dan mempersiapkan kota tersebut untuk hijrah yang agung.

Dalam menjalankan tugasnya, senyuman Mush'ab bin Umair memiliki peranan penting dalam meluluhkan hati orang-orang musyrik, termasuk pemimpin bangsa Arab yang awalnya memusuhi dakwahnya. Setiap kali membawakan dakwah, ia menyampaikan pesan dengan senyuman hangat dan santun, mampu mengubah hati mereka.

Namun, peran besar yang diemban oleh Mush'ab bin Umair tidak lepas dari perjuangannya yang berat. Dalam perang Uhud, Mush'ab bin Umair gugur di medan perang, meninggalkan teladan dan pengaruh yang akan selalu dikenang oleh umat Islam.

Dalam buku berjudul "Biografi 60 Sahabat Rasulullah S.A.W." oleh Khalid Muhammad Khalid, disebutkan bahwa Rasulullah SAW menunjuk Mush'ab bin Umair sebagai duta Madinah karena kebijaksanaan dan kecerdasannya dalam berdakwah.

Ia merupakan contoh teladan bagi para sahabat dan generasi Muslim selanjutnya dalam menyebarkan agama Islam dengan cara yang lemah lembut, bijaksana, dan penuh kasih sayang.

Kisah perjalanan hidup Mush'ab bin Umair mengajarkan tentang pentingnya kesabaran, keteguhan hati, dan kemampuan berdakwah dengan bijaksana. Ia menjadi inspirasi bagi setiap muslim dalam berjuang mencari ridha Allah dan membawa kebaikan bagi sesama manusia. Kisah Mush'ab bin Umair yang penuh semangat dan dedikasi dalam menyebarkan Islam tetap menjadi teladan yang inspiratif hingga saat ini.


Mush'ab Mati Syahid

Tadarus Al-Qur’an Raksasa di Masjid Yaman
Pria Muslim mendengarkan ketika seorang anak membaca Al-qur'an pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Kabir di kota tua Sanaa, ibu kota Yaman, 2 April 2022. Pada bulan Ramadhan umat muslim memanfaatkan waktu untuk memperbanyak ibadah dengan membaca Al Quran. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

Cerita Mush'ab bin Umair ini disarikan dari dari riyadhus sholikhin, diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Ia seorang sahabat Nabi yang berjuang dengan gagah dalam Perang Uhud, menjadi teladan keberanian dan kesetiaan terhadap agama Islam.

Pada masa itu, saat peperangan antara umat Islam dan kaum kafir, Mush'ab bertugas sebagai pemegang bendera Islam, sebuah tugas yang membutuhkan keberanian dan keteguhan hati.

Meskipun musuh menyerangnya berulang kali, Mush'ab tidak gentar dan tetap mempertahankan bendera Islam dengan keras. Namun, dalam pertarungan sengit itu, seorang prajurit kafir Quraisy menikamnya dengan tombak, dan Mush'ab bin Umair pun gugur sebagai syuhada di medan perang Uhud.

Kesetiaan dan keberanian Mush'ab bin Umair tidak hanya terlihat dalam pertempuran, tetapi juga dalam kehidupan sehari-harinya. Meskipun beberapa kali berpartisipasi dalam perang, ia tidak pernah mendapatkan harta rampasan perang seperti yang lainnya. Saat terbunuh di Perang Uhud, ia hanya meninggalkan selembar baju lurik yang tidak begitu lebar.

"Rasullullah melihat ke arah burdah (kain) yang digunakan untuk membungkus jenazah Mushab seraya bersabda, 'Dahulu ketika di Mekah, tidak ada seorang pun yang kulihat lebih halus pakaiannya dan lebih indah rambutnya selain engkau. Namun, sekarang, engkau gugur dengan rambut kusut masai dan hanya dibalut sehelai kain.'"

Saat jasad Mush'ab bin Umair ditemukan, Rasulullah dengan penuh kasih sayang dan menghormati mengambil kain lurik itu untuk menutupi kepala Mush'ab. Namun, karena kain tersebut tidak cukup lebar, jika ditutupkan ke kepalanya, tampaklah kedua kakinya. Sebaliknya, jika kedua kakinya ditutup, maka tampaklah sebagian kepalanya.

"'Mush’ab bin Umair itu terbunuh--fisabilillah. Jikalau kepalanya ditutup maka tampaklah kedua kakinya dan jikalau kedua kakinya ditutup maka tampaklah kepalanya.' Mendengar cerita ini, Abdur Rahman bin ‘Auf menangis, lalu meninggalkan hidangannya."

Cerita singkat Mush'ab bin Umair di perang Uhud ini kemudian diceritakan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat-sahabatnya, termasuk Abdur Rahman bin 'Auf. Mendengar cerita tersebut, Abdur Rahman bin 'Auf terharu dan menangis tersedu-sedu.

Adanya kisah Mush'ab bin Umair menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga kini. Keberaniannya dalam berjuang dan kesetiaannya terhadap agama Islam menjadi teladan bagi setiap muslim. Meskipun menghadapi rintangan dan kesulitan, ia tetap teguh dalam keyakinannya dan mempertahankan bendera Islam hingga akhir hayatnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya