Penemu Lampu Lalu Lintas Adalah John P. Knight dan Garrett Morgan, Simak Sejarahnya

John P. Knight sebagai pencetus awal dan Garrett Morgan sebagai tokoh yang mengembangkan lampu lalu lintas yang sekarang diterapkan di seluruh dunia.

oleh Laudia Tysara diperbarui 07 Agu 2023, 10:20 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2023, 10:20 WIB
Aksi Nekat Pemotor Nakal Lawan Arus di Persimpangan Gondangdia
Pengendara sepeda motor melawan arus lalu lintas di perempatan lampu merah kawasan Gondangdia, Jakarta, Senin (29/4/2019). Rendahnya kesadaran tertib berlalu lintas menyebabkan para pengendara nekat melawan arus. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - John P. Knight adalah seorang manajer kereta api yang dianggap sebagai penemu lampu lalu lintas pertama kali. Penemuannya menggunakan lentera dan tenaga gas. Ia pertama kali memasang lampu lalu lintas ini di persimpangan Great George Street, dekat House of Commons di London, Inggris, dan menerima sambutan baik dari masyarakat setempat karena membantu mengatur lalu lintas dengan lebih efisien.

Sementara itu, Garrett Morgan, seorang penemu keturunan Afrika-Amerika, merupakan tokoh penemu lampu lalu lintas tiga warna, yakni merah, hijau, kuning. Morgan melanjutkan proyek lampu lalu lintas setelah menyaksikan kecelakaan serius di persimpangan di Chicago pada tahun 1922. Ia menciptakan perangkat kontrol lalu lintas otomatis yang menggunakan baterai atau terhubung ke sumber listrik utama.

Lampu lalu lintas buatan Morgan adalah yang pertama dengan tiga lampu sinyal, yaitu "berhenti," "pergi," dan "hati-hati." Lampu lalu lintas ini memiliki fungsi khusus untuk mengatur lalu lintas dengan lebih efisien dan aman.

Kedua tokoh penemu lampu lalu lintas ini berperan penting dalam sejarah lampu lalu lintas. John P. Knight sebagai pencetus awal dan Garrett Morgan sebagai tokoh yang mengembangkan lampu lalu lintas dengan tambahan sinyal tiga warna yang sekarang. Sistem Morgan inilah yang diterapkan dan sering dijumpai di seluruh dunia.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tokoh penemu lampu lalu lintas, Senin (7/8/2023).

Penemu Pertama John P. Knight

Lampu lalu lintas di Jakarta mati imbas dari  listrik padam.
Lampu lalu lintas di Jakarta mati imbas dari listrik padam. (Liputan6.com/ Nurseffi Dwi)

Lampu lalu lintas telah menjadi salah satu inovasi paling penting dalam mengatur lalu lintas di jalan raya, memberikan dampak besar bagi keselamatan dan efisiensi transportasi. Penemuan lampu lalu lintas pertama adalah seorang pria berbakat bernama John P. Knight. Ia bekerja sebagai manajer kereta api sebagaimana dijelaskan di laman website resmi Badan Pendidikan Kristen (BPK) PENABUR.

Ketika itu, sistem pengaturan lalu lintas masih manual, dilakukan oleh petugas yang mengatur lalu lintas secara langsung. Akan tetapi, Knight memiliki ide cemerlang untuk menciptakan sebuah perangkat yang akan mengotomatiskan sistem pengaturan lalu lintas.

Pada awalnya, lampu lalu lintas yang diciptakan oleh Knight menggunakan lentera dan tenaga gas yang berputar dengan lampu hijau dan merah di ujung lengan kayu. Penemuan ini menyerupai sinyal kereta api pada masa itu. Knight pertama kali memasang lampu lalu lintas ini di persimpangan Great George Street, dekat House of Commons di London, Inggris.

Penemuan ini mendapat sambutan baik dari masyarakat setempat karena dapat membantu mengurangi kecelakaan dan mengatur lalu lintas dengan lebih efisien. Meskipun awalnya disebut sebagai kegagalan, ide lampu lalu lintas dari Knight terus dikembangkan. Kemudian, muncul nama Garrett Morgan setelah dilakukannya beberapa percobaan dengan lampu lalu lintas.

Penemu Kedua Garrett Morgan

Penemu lampu lalu lintas kedua adalah Garrett Morgan, seorang penemu keturunan Afrika-Amerika. Ia terinspirasi untuk melanjutkan proyek ini setelah menyaksikan kecelakaan serius di sebuah persimpangan di Chicago pada tahun 1922. Ia berhasil menciptakan perangkat kontrol lalu lintas otomatis yang ditenagai oleh baterai atau terhubung ke sumber listrik utama.

Morgan pada tahun yang sama, yaitu 1922, penemu lampu lalu lintas ini kemudian mengajukan paten atas penemuan tersebut. Keunikan dari perangkat yang dibuat oleh Morgan adalah lampu lalu lintas pertama yang memiliki tiga lampu sinyal (sekarang dikenal dengan lampu lalu lintas berwarna merah, hijau, dan kuning,) yaitu

  1. "berhenti sekarang sama dengan lampu warna merah,"
  2. "pergi sekarang sama dengan lampu warna hijau," dan
  3. "hati-hati sekarang sama dengan warna kuning."

Tiga sinyal tersebut memiliki fungsi yang khusus dan membantu mengatur lalu lintas dengan lebih efisien. Sinyal "Berhenti" digunakan untuk memberikan kesempatan bagi pejalan kaki untuk menyeberang dengan aman di area persimpangan. Sementara itu, sinyal "Persegi" menjadi tanda bagi pengguna jalan untuk melintas ketika arah lain sedang berhenti. Sedangkan sinyal "Hati-hati" berfungsi untuk memberi peringatan pada pengguna jalan agar berhati-hati karena tidak ada petugas yang mengatur lalu lintas pada saat tersebut.

Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, desain Morgan menggunakan unit tiang berbentuk T dengan tiga posisi ini kemudian diadopsi oleh banyak negara di seluruh dunia. Lampu lalu lintas menjadi semakin dikenal dan digunakan secara luas dalam mengatur lalu lintas di jalan-jalan kota. Perkembangan teknologi juga telah membantu meningkatkan efisiensi lampu lalu lintas dengan memperkenalkan sistem pengaturan yang lebih canggih dan cerdas, seperti yang digunakan pada sistem lalu lintas adaptif.

Fungsi Rambu Lalu Lintas

FOTO: Hari Valentine China, Lampu Lalu Lintas Tampilkan Bentuk Hati
Dua sejoli memandangi lampu lalu lintas berbentuk hati di Changsha, Provinsi Hunan, China, 25 Agustus 2020. Festival Qixi, yang juga disebut sebagai Hari Valentine China, jatuh pada setiap hari ke-7 di bulan ke-7 menurut kalender bulan China. (Xinhua/Chen Sihan)

Rambu lalu lintas jalan seperti lampu lalu lintas adalah salah satu alat pengendali lalu lintas yang berfungsi untuk menyampaikan informasi berupa peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk kepada pengguna jalan. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga keamanan, ketertiban, kelancaran, dan kenyamanan dalam berlalu lintas. Ini fungsi yang dimaksudkan, Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Makna Perintah dan Larangan:

Informasi yang berupa perintah dan larangan pada rambu lalu lintas harus dipatuhi dan ditaati oleh semua pengguna jalan. Rambu yang memberikan perintah berarti menegaskan tindakan tertentu yang harus dilakukan oleh pengemudi, seperti berhenti, melambat, atau mengutip tiket tol. Sementara rambu yang memberikan larangan menunjukkan tindakan yang dilarang, seperti larangan berbelok atau melintas.

2. Peringatan:

Rambu peringatan menyampaikan informasi tentang kondisi lingkungan lalu lintas yang mungkin berbahaya atau rawan, seperti tikungan tajam, penyeberangan pejalan kaki, anak-anak bermain, dan lain sebagainya. Fungsi peringatan adalah untuk memberi tahu pengguna jalan agar berhati-hati dan mengantisipasi situasi yang dapat menyebabkan potensi kecelakaan.

3. Petunjuk:

Rambu petunjuk memberikan informasi tentang lokasi, tempat, arah, jarak, fasilitas-fasilitas, dan lain sebagainya. Fungsi dari petunjuk adalah untuk membantu pengguna jalan dalam menentukan rute yang tepat, mengidentifikasi tempat-tempat penting, atau menunjukkan jarak menuju tujuan tertentu.

Unsur-Unsur Penting dalam Pemasangannya

1. Spesifikasi Teknis:

Rambu lalu lintas harus dibuat berdasarkan spesifikasi dan desain teknis yang telah ditetapkan. Hal ini penting agar rambu tersebut memenuhi standar keselamatan dan kebutuhan lalu lintas di lokasi tertentu.

2. Posisi Pemasangan:

Rambu harus dipasang dengan benar dan tidak terhalang, sehingga mudah terlihat dan terbaca oleh para pengguna jalan. Pemasangan yang tepat akan memastikan efektivitas rambu dalam menyampaikan informasi yang relevan.

3. Jarak Pandang dan Waktu Reaksi:

Rambu harus ditempatkan dalam jarak pandang dan waktu reaksi yang cukup bagi pengguna jalan. Jarak pandang yang mencukupi akan memberikan kesempatan bagi pengemudi untuk merespons informasi dari rambu dengan tepat dan mengambil tindakan yang sesuai.

4. Keterbacaan dan Kesederhanaan:

Rambu harus menyampaikan informasi yang jelas dan sederhana. Desain grafis dan teks yang mudah dibaca akan memudahkan para pengguna jalan untuk memahami pesan yang disampaikan oleh rambu.

5. Kepatuhan terhadap Perintah dan Larangan:

Informasi perintah dan larangan pada rambu harus dipatuhi oleh semua pengguna jalan. Kepatuhan terhadap rambu ini akan membantu menciptakan lalu lintas yang lebih teratur dan aman.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya