Liputan6.com, Jakarta Love scamming adalah sebuah modus penipuan, di mana penipu berusaha memenangkan rasa kasih sayang dan kepercayaan korban. Love scamming adalah istilah yang juga dikenal dengan sebutan romance scamming, di mana penipu  menggunakan ilusi hubungan romantis untuk memanipulasi atau menipu korban untuk mendapatkan keuntungan secara finansial.
Dilansir dari laman FBI, para penjahat yang melakukan love scamming adalah ahli dalam menunjukkan sikap yang tampak tulus, peduli, dan meyakinkan. Para penipu ini bisa ditemui di sebagian besar situs kencan dan media sosial.
Advertisement
Love scamming adalah modus penipuan dengan membangun hubungan romantis secepat mungkin sehingga calon korban merasa nyaman sehingga mau memberikan kepercayaan secara penuh. Bahkan tak jarang, love scamming adalah modus penipuan yang dilakukan dengan iming-iming mengajak korban untuk menikah.
Advertisement
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai love scamming dan modus-modus yang digunakan, agar tidak menjadi korban penipuan. Untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu love scamming, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan.com dari berbagai sumber, Kamis (31/8/2023).
Pengertian Love Scamming
Romance scamming atau love scamming adalah istilah yang mengacu pada praktik penipuan di mana seorang penjahat mengadopsi identitas palsu secara online dengan tujuan memenangkan perhatian dan kepercayaan korban.
Istilah "love scamming" berasal dari bahasa Inggris, di mana "love" mengacu pada perasaan romantis, sedangkan "scamming" merujuk pada tindakan penipuan. Dalam konteks ini, love scamming adalah upaya penipu untuk memanfaatkan perasaan cinta dan kepercayaan dalam rangka memperoleh keuntungan yang tidak sah.
Love scamming adalah modus penipuan di mana pelaku berusaha untuk membangun hubungan secepat mungkin dengan korban sampai korban jatuh cinta dan memberikan kepercayaan penuh pada pelaku. Untuk dapat menjadi lebih dekat dengan korban, pelaku bahkan tidak ragu-ragu untuk mengajak korban untuk menikah. Ketika kedekatan antara pelaku dan korban telah terbentuk, biasanya pelaku akan meminta uang dari korban.
Dilansir dari laman PPATK, ada modus lain yang digunakan oleh pelaku love scamming, yakni dengan merayu korban untuk mengirimkan foto bagian-bagian tubuh korban dan setelah foto terkirim, pelaku akan meminta korban mengirimkan sejumlah uang. Apabila korban keberatan untuk mengirimkan uang, pelaku akan mengancam korban untuk menyebarkan foto ke media sosial.
Advertisement
Modus Operandi Love Scamming
Romance scamming atau love scamming adalah sebuah modus penipuan, di mana penipu berusaha memenangkan rasa kasih sayang dan kepercayaan korban, kemudian memanfaatkannya untuk mendapatkan uang. Love scammer cenderung sangat mahir dalam memanipulasi perasaan korban. Awalnya, mereka mungkin menghubungi calon korban melalui media sosial, situs kencan, atau platform online lainnya.
Seperti dirangkum dari laman FBI, modus operandi love scamming biasanya dijalankan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengadopsi Identitas Palsu
Penipu akan menciptakan profil online dengan identitas palsu yang menarik. Mereka mungkin menggunakan foto-foto menarik, yang sering kali dicuri dari internet atau dari akun orang lain. Identitas palsu ini juga bisa mencakup informasi palsu tentang pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan pribadi mereka.
2. Memancing Perhatian dan Kepercayaan
Penipu akan mengirim pesan-pesan penuh perhatian, simpati, dan kepedulian kepada korban. Tujuannya adalah untuk membuat korban merasa istimewa dan diperhatikan, sehingga korban merasa hubungan tersebut nyata dan berharga.
3. Menciptakan Ilusi Hubungan Romantis
Penipu akan menciptakan gambaran hubungan romantis yang ideal dalam komunikasi dengan korban. Mereka akan memberikan komplimen, mengungkapkan perasaan cinta, dan bahkan membayangkan rencana masa depan bersama korban. Ini membuat korban semakin terikat emosional dengan penipu.
4. Memanipulasi Emosi
Penipu akan mencari tahu tentang kehidupan korban dan mencari cara untuk memanipulasi emosinya. Mereka mungkin akan berpura-pura menghadapi masalah pribadi, kesulitan keuangan, atau situasi lain yang membuat korban merasa perlu memberikan dukungan dan bantuan.
5. Meminta Uang
Setelah membangun ikatan emosional, penipu akan mencari kesempatan untuk meminta uang dari korban. Mereka mungkin mengajukan permintaan uang dalam situasi yang mendesak, seperti biaya medis, bantuan keuangan, atau bantuan untuk proyek palsu. Alasan-alasan ini didesain untuk memancing respons emosional dan dukungan finansial dari korban.
6. Menggunakan Alasan yang Masuk Akal
Penipu akan menciptakan alasan yang terlihat masuk akal untuk membenarkan permintaan uang mereka. Mereka mungkin mengklaim memiliki pekerjaan atau proyek di luar negeri yang memerlukan dana tambahan, sehingga permintaan uang terlihat meyakinkan dan beralasan.
7. Menghindari Pertemuan Langsung
Penipu akan berusaha menghindari pertemuan langsung dengan berbagai alasan. Ini dapat mencakup alasan geografis yang jauh, kendala waktu, atau masalah pribadi yang mencegah mereka bertemu. Alasan-alasan ini membantu mereka menjaga ilusi identitas palsu mereka.
8. Pencurian Identitas dan Keuangan
Selain meminta uang, penipu juga bisa mencuri informasi pribadi korban, seperti data rekening bank atau informasi kartu kredit. Informasi ini dapat digunakan untuk pencurian identitas dan keuangan lebih lanjut, yang dapat merugikan korban secara serius.
9. Memanfaatan Emosi dan Rasa Bersalah
Penipu akan terus memanfaatkan emosi korban, termasuk rasa bersalah, untuk memaksa korban memberikan dukungan finansial. Mereka mungkin akan mengancam dengan konsekuensi emosional yang serius jika korban tidak memberikan uang yang diminta.
Modus operandi ini didasarkan pada kemampuan penipu untuk memahami emosi dan kebutuhan korban, serta memanfaatkannya untuk mencapai tujuan finansial mereka. Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk tetap berhati-hati saat berinteraksi online, khususnya dalam hubungan yang melibatkan aspek emosional dan finansial.
Tips agar Terhindar dari Kejahatan Love Scamming
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, love scamming adalah modus penipuan dengan memanfaatkan perasaan cinta dan kepercayaan dalam rangka memperoleh keuntungan yang tidak sah. Love scamming adalah kejahatan yang terjadi ketika penjahat mengadopsi identitas palsu secara online untuk mendapatkan kasih sayang dan kepercayaan korban. Penipu kemudian menggunakan ilusi hubungan romantis memanipulasi dan/atau mencuri dari korban.
Mengingat betapa kejahatan love scamming ini banyak terjadi di media sosial, penting bagi kita untuk waspada agar tidak menjadi korban berikutnya. Adapun tips-tips agar kita bisa terhindar dari kejahatan love scamming adalah sebagai berikut:
1. Berhati-hati dengan Informasi yang Anda Bagikan Secara Online
Hindari membagikan informasi pribadi terlalu banyak di platform media sosial dan situs kencan. Penipu dapat menggunakan informasi yang Anda bagikan untuk memahami dan menargetkan Anda lebih baik.
2. Lakukan Penelitian tentang Foto dan Profil
Lakukan pencarian online terhadap foto dan profil seseorang yang Anda ajak bicara. Ini bisa membantu Anda mengetahui apakah foto, nama, atau detail lainnya pernah digunakan oleh orang lain.
3. Bertindak Pelan dan Ajukan Banyak Pertanyaan
Jangan terlalu terburu-buru dalam membangun hubungan. Ajukan banyak pertanyaan kepada calon pasangan Anda dan pelajari lebih lanjut tentang latar belakang dan kehidupannya.
4. Waspada dengan Kesempurnaan Berlebihan
Jika seseorang terlihat terlalu sempurna atau terlalu cepat meminta Anda untuk meninggalkan platform kencan atau media sosial dan berkomunikasi langsung, waspadalah. Penipu sering kali menggunakan taktik ini untuk mengisolasi Anda dari pengawasan dan bantuan.
5. Waspadai Upaya untuk Mengisolasi Anda
Jika seseorang berusaha mengisolasi Anda dari keluarga dan teman-teman Anda, atau meminta foto tidak pantas atau informasi keuangan yang dapat digunakan untuk memeras Anda di kemudian hari, hindari kontak lebih lanjut dengan orang tersebut.
6. Waspadai Janji untuk Bertemu Secara Langsung
Jika seseorang berjanji untuk bertemu secara langsung tetapi selalu memberikan alasan mengapa dia tidak bisa bertemu, waspadalah. Jika setelah beberapa bulan Anda belum pernah bertemu dengan orang tersebut dan ada alasan yang tidak masuk akal, Anda memiliki alasan yang baik untuk merasa curiga.
7. Jangan Pernah Mengirim Uang
Jangan pernah mengirim uang kepada seseorang yang hanya berkomunikasi dengan Anda secara online atau melalui telepon. Penipu sering kali meminta uang dengan berbagai alasan yang mendesak, tetapi jangan tergoda untuk memberikan dana.
Penting untuk selalu waspada dan berhati-hati saat berinteraksi online, terutama dalam situasi yang melibatkan hubungan romantis. Jangan pernah ragu untuk memeriksa dan mengkonfirmasi informasi sebanyak mungkin sebelum Anda memberikan informasi pribadi atau keuangan kepada seseorang yang Anda belum pernah bertemu secara langsung.
Advertisement