Tergiur Bunga Tinggi, Nenek di Australia Jual Rumah Keluarga dan Malah Rugi

Tergiur karena tingkat bunga tinggi di bank, seorang nenek masuk dalam skema penipuan dan kehilangan $480.000 atau setara dengan 6, 732 juta rupiah.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 05 Okt 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 16:30 WIB
Jual Rumah Keluarga, Nenek Ini Kehilangan Rp7 Juta Karena Skema Penipuan
Tergiur karena tingkat bunga tinggi di bank, seorang nenek masuk dalam skema penipuan dan kehilangan $480.000 atau setara dengan 6, 732 juta rupiah. Sumber: nypost

Liputan6.com, Jakarta Phishing adalah bentuk penipuan atau upaya pengecoh terhadap individu, atau organisasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi rahasia, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, informasi akun bank, atau data pribadi lainnya.

Biasanya, serangan phishing dilakukan melalui email, pesan teks, atau situs web palsu yang tampaknya sah. Kegiatan penipuan inilah yang dialami oleh wanita paruh baya asal Australia, di mana demi mendapatkan bunga tinggi dari Bank, justru berakhir kehilangan tempat tinggal.

Nenek yang diketahui bernama Jane ini, telah mentransfer uangnya dengan keyakinan, bahwa dia sedang mentransfernya ke rekening bank yang seharusnya aman dan menguntungkan. Namun, uang tersebut malah dialihkan ke rekening palsu yang dibuat oleh penipu.

Setelah menyadari bahwa dia telah menjadi korban penipuan, nenek tersebut segera menghubungi Bank-untuk melaporkan insiden tersebut. Akan tetapi di Australia, nasabah tidak memiliki jaminan hak atas kompensasi atas kerugian, yang dialami akibat penipuan semacam phishing.

Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber, kisah nenek di Australia yang kehilangan rumah karena skema penipuan, Kamis (5/10/2023). 

Jadi Korban Penipuan dan Kehilangan Rumah

Ilustrasi scam, penipuan, phising.
Ilustrasi scam, penipuan, phising. Kredit: Mohamed Hassan via Pixabay

Seorang nenek di Australia mengalami kerugian hampir sebesar $480.000 atau setara dengan Rp6 juta lebih, akibat terjebak dalam sebuah skema penipuan yang sangat rumit, setelah menjual rumah keluarganya.

Jane, yang telah menjadi nasabah bank ANZ selama hampir lima dekade, menjadi korban penipuan dengan keyakinan bahwa dia mentransfer uangnya ke rekening bank ING, yang menjanjikan tingkat bunga tinggi. Namun sayangnya, dana tersebut malah ditransfer ke rekening palsu di National Australia Bank yang dibuat oleh penipu.

Setelah menyadari apa yang terjadi, Jane segera menghubungi ANZ dan NAB, namun sayangnya, dia diberitahu bahwa uangnya tidak dapat dikembalikan.

Nenek Ini Tidak Mendapatkan Jaminan dari Bank

Awas, Penipuan Mengatasnamakan Bank
Ilustrasi kejahatn siber.

Di Australia, nasabah dianjurkan untuk melaporkan penipuan ke bank mereka, tetapi pilihan bantuan terbatas. Berbeda dengan Inggris, di mana undang-undang baru akan segera mengharuskan bank untuk mengembalikan dana kepada korban penipuan dalam beberapa hari, kecuali ada kelalaian atau penipuan yang terlibat.

Berbeda lagi dengan warga Australia, yang belum tentu memiliki jaminan hak atas kompensasi atas kerugian yang mereka alami akibat ulah penipu.

ANZ akhirnya setuju untuk mengembalikan $636 kepada Jane, namun mereka mengindikasikan bahwa mereka tidak dapat memberikan bantuan yang lebih besar.

"Saya dulu sangat percaya pada sistem perbankan," ujar Jane kepada 7News. "Tetapi sepertinya uang saya akan lebih aman di bawah kasur saya."

Stephanie Tonkin dari Consumer Law Action Center mengungkapkan, bahwa penipuan dengan penyamaran sebagai bank semakin kompleks dan umum.

"Kami mengalami kegagalan karena kami tidak memiliki peraturan ketat yang menjelaskan siapa yang bertanggung jawab," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya