Tanggal 12 Oktober Hari Apa? Peringatan Penting Tetapi Bukan Libur Nasional

Tanggal 12 Oktober 2023 adalah Hari Museum Nasional dan Hari Penglihatan Internasional.

oleh Laudia Tysara diperbarui 11 Okt 2023, 16:55 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2023, 16:55 WIB
Kalender Januari sampai Desember
Foto kalender bulan Januari sampai bulan Desember. (Liputan6.com/Pexels/nothing ahead)

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 12 Oktober hari apa? Menurut kalender nasional dan internasional, tanggal ini hari istimewa. Di Indonesia, 12 Oktober adalah Hari Museum Nasional. Ini sebuah momen yang memperingati pentingnya warisan budaya dan sejarah dalam pembentukan identitas bangsa.

Meskipun begitu, perlu dicatat bahwa meski 12 Oktober di Indonesia adalah hari istimewa, tetapi tanggal ini bukanlah hari libur nasional. Itu artinya, aktivitas sehari-hari tetap berlangsung seperti biasa dan bukan merupakan tanggal merah.

Selain perayaan Hari Museum Nasional, tanggal 12 Oktober juga menjadi peringatan Hari Penglihatan Sedunia. Hari istimewa ini sebenarnya diperingati setiap Kamis kedua bulan Oktober dan di tahun 2023, peringatan ini jatuh pada tanggal 12 Oktober 2023.

Peringatan ini tidak hanya berlangsung di Indonesia, tetapi disambut oleh seluruh masyarakat di seluruh dunia. Hari Penglihatan Sedunia pada tanggal 12 Oktober adalah saat yang dijunjung tinggi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mata, upaya pencegahan masalah penglihatan, serta akses pelayanan kesehatan mata yang lebih baik.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tanggal 12 Oktober hari apa, Rabu (11/10/2023).

Ini Hari Museum Nasional

Belajar Sejarah di Museum Kebangkitan Nasional
Sejumlah patung koleksi yang terdapat pada Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta, Rabu (20/5). Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati hari ini merupakan refleksi mengenang masa memperjuangkan kemerdekaan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sejarah penetapan Hari Museum Nasional Indonesia yang diperingati setiap tanggal 12 Oktober, bermula dari sebuah tonggak bersejarah dalam dunia permuseuman Tanah Air. Tepatnya ketika diselenggarakan musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) pada tanggal 12-14 Oktober 1962 di Yogyakarta.

Pertemuan ini menjadi tonggak penting karena merupakan yang pertama kali digelar dalam rangka membahas isu-isu terkait dunia museum di Indonesia.

Dalam situs website resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), terungkap bahwa MMI menghasilkan 10 resolusi penting yang pada dasarnya membahas kebutuhan akan undang-undang yang mengatur bidang permuseuman di Indonesia. Inilah salah satu langkah awal untuk menyusun landasan hukum yang memadai untuk perlindungan dan pengembangan warisan budaya Indonesia.

Meskipun resolusi-resolusi penting tersebut dihasilkan dalam MMI pertama, belum ada penetapan resmi mengenai Hari Museum Nasional. Penetapan ini baru diwujudkan dalam Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) berikutnya, yang berlangsung di kota Malang, Jawa Timur, pada tanggal 26-28 Mei 2015.

Pertemuan ini dihadiri oleh lebih dari 250 pengelola museum dari seluruh penjuru Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, salah satu hasil yang paling mencolok adalah penetapan Hari Museum Nasional, yang kemudian menjadi sebuah hari penting yang diperingati setiap tahunnya. Inisiatif ini menjadi landasan kuat untuk mempromosikan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap peran museum dalam melestarikan sejarah dan budaya Indonesia.

Selain penetapan Hari Museum Nasional, pertemuan di Malang juga membahas isu-isu penting dan paradigma baru dalam dunia permuseuman yang bertujuan untuk kemajuan museum nasional. Inisiatif ini mencerminkan semangat dan komitmen para pengelola museum Indonesia dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya bangsa.

Seiring berjalannya waktu, Museum Nasional Indonesia terus berperan penting dalam melestarikan warisan budaya dan sejarah negara ini. Dalam upaya ini, kerja sama antara pemangku kebijakan, pengelola museum, dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga dan memajukan museum sebagai wadah edukasi dan pelestari nilai-nilai budaya Indonesia.

Ini Hari Penglihatan Sedunia

FOTO: Pemeriksaan Mata
Dokter memeriksa mata pasien di RS Mata JEC @ Menteng, Jakarta, Kamis (16/7/2020). Selain memakai pelindung wajah serta sarung tangan dan masker saat pemeriksaan, JEC juga memiliki layanan JEC @ Cloud yang memberikan konsultasi kesehatan mata melalui tele-oftalmologi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Hari Penglihatan Dunia atau World Sight Day, dirayakan secara serentak di berbagai belahan dunia setiap Kamis kedua bulan Oktober, memiliki sejarah panjang. Tahun 2023, peringatan ini jatuh pada tanggal 12 Oktober 2023, dan untuk memahami betapa berharganya hari ini, perlu sekali menyimak sejarah dan latar belakangnya.

Peringatan Hari Penglihatan Sedunia pertama kali diresmikan pada tahun 2000, dan inisiatif ini berawal dari Lions Club International. Menariknya, Lions Club International telah berperan aktif dalam memajukan kesadaran tentang masalah penglihatan sejak awal abad ke-20. Namun, inisiasi ini mencapai puncaknya ketika organisasi ini bermitra dengan berbagai organisasi pencegahan kebutaan di seluruh dunia.

Melansir dari situs India Today, peringatan Hari Penglihatan Sedunia pertama kali diperingati pada tanggal 8 Oktober 1998. Sejak saat itu, upaya penyuluhan dan kesadaran terus digencarkan, dan peringatan ini berkembang menjadi bagian integral dari program Vision 2020.

Vision 2020 sendiri merupakan sebuah inisiatif global yang dikoordinasikan oleh International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB). Inisiatif ini mencakup berbagai aspek pencegahan kebutaan dan perawatan mata, serta menjadikan pencegahan dan pengobatan gangguan penglihatan sebagai tujuan utamanya.

Saat ini, peringatan Hari Penglihatan Dunia menjadi sarana penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah kebutaan dan gangguan penglihatan. Tujuan utama dari peringatan ini adalah memberikan edukasi mengenai pencegahan kebutaan dan mendukung upaya Vision 2020.

Mata merupakan salah satu organ sensoris yang paling penting dalam kehidupan manusia. Lebih dari 80% informasi yang kita terima ditangkap melalui mata. Inilah alasan mengapa menjaga kesehatan mata sangatlah krusial. Namun, sayangnya, masih ada lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia yang mengalami gangguan penglihatan, mulai dari penglihatan jarak dekat hingga jarak jauh, dan banyak dari mereka belum mendapatkan perawatan yang tepat.

Gangguan penglihatan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit seperti diabetes, trauma pada mata, serta kondisi kelainan seperti katarak dan degenerasi makula terkait usia. Selain itu, di negara-negara yang masih berkembang, penyakit menular seperti herpes, trachoma, dan lepra seringkali menjadi penyebab utama kebutaan. Faktor lain yang berkontribusi adalah kurangnya asupan vitamin A dan masalah retinopati pada bayi prematur.

Peringatan Hari Penglihatan Dunia menjadi momentum yang sangat penting untuk mengingatkan akan pentingnya menjaga kesehatan mata. Mendukung upaya pencegahan kebutaan dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi semua orang untuk menikmati dunia dengan penglihatan yang sehat. Melalui upaya bersama dan kesadaran akan masalah ini, semua dapat bergerak menuju dunia ketika gangguan penglihatan dapat dicegah, diobati, dan dikelola dengan baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya