Liputan6.com, Jakarta Konflik horizontal adalah istilah yang mungkin belum dipahami oleh sebagian orang. Konflik berkaitan dengan masalah yang terjadi pada pihak satu dengan pihak lainnya. Konflik terdiri dari konflik pribadi hingga konflik antarkelompok.
Baca Juga
Advertisement
Konflik biasanya muncul karena perbedaan yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya bisa menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Konflik horizontal adalah bentuk konflik yang terjadi antarindividu maupun kelompok yang memiliki kedudukan setara. Konflik ini biasanya terjadi di masyarakat, contohnya pertikaian antara sesama masyarakat, konflik antarorganisasi masyarakat, maupun tawuran pelajar.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/11/2023) tentang konflik horizonta.
Konflik Horizontal adalah
Konflik horizontal adalah istilah yang berasal dari dua kata yaitu konflik dan horizontal. Oleh karena itu, kamu perlu mengenali makna masing-masing kata tersebut terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik adalah percekcokan; perselisihan; pertentangan. Pertentangan muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua pihak yang berseberangan.
Secara umum, pengertian konflik adalah suatu peristiwa atau fenomena sosial di mana terjadi pertentangan atau pertikaian baik antarindividu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun kelompok dengan pemerintah.
Sementara itu, horizontal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah terletak pada garis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau garis datar atau mendatar. Horizontal juga dapat diartikan sesuatu yang posisinya mendatar, sejajar, dan setara. Jadi, konflik horizontal adalah bentuk konflik yang pada umumnya terjadi di masyarakat baik antarindividu maupun kelompok yang memiliki kedudukan relatif sama.
Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi antarindividu atau kelompok organisasi yang memiliki kedudukan yang sama atau setara. Konflik ini dapat terjadi sebagai akibat dari kurangnya komunikasi dua pihak yang setara, benturan persepsi yang ada di antara dua pihak yang setara yang dapat berupa benturan pendapat, hingga faktor yang paling penting yaitu perbedaan yang jelas atau mencolok.
Advertisement
Contoh Konflik Horizontal
Secara hakikat, konflik horizontal adalah konflik sosial antarpihak yang berbeda. Konflik horizontal biasanya berbentuk persaingan yang mempunyai kepentingan sama terhadap sesuatu yang sifatnya terbatas. Salah satu contoh konflik horizontal adalah tawuran antara sesama pelajar. Hal ini dikarenakan para pelajar tersebut adalah kelompok siswa yang memiliki status yang sama dalam masyarakat.
Contoh lainnya dari konflik horizontal adalah pertikaian antara sesama masyarakat hingga konflik antara sesama organisasi massa. Konflik horizontal adalah konflik yang memerlukan penanganan khusus dari pemerintah sebagai penengah yang baik dan netral, sekaligus berkepentingan untuk meredakan konflik tersebut.
Penyebab Konflik
Berikut beberapa penyebab terjadinya konflik:
1. Perbedaan individu
Setiap manusia adalah individu yang unik, artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan
Seseorang akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan yang dapat memicu konflik.
3. Perbedaan kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial karena ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan.
Advertisement
Dampak Konflik
Melansir laman Kemenag NTT, dampak konflik dibagi menjadi dua, yaitu dampak konflik secara langsung dan tidak langsung. Adapun beberapa dampak konflik secara langsung yaitu sebagai berikut:
- Menimbulkan keretakan hubungan antara individu atau antar kelompok.
- Adanya perubahan kepribadian seseorang, seperti selalu memunculkan rasa curiga, rasa benci, dan akhirnya dapat berubah menjadi tindakan kekerasan.
- Hancurnya harta benda dan korban jiwa, jika konflik tersebut berubah menjadi tindak kekerasan.
- Kemiskinan bertambah akibat tidak kondusifnya keamanan.
- Lumpuhnya roda perekonomian jika suatu konflik berlanjut menjadi tindakan kekerasan.
- Pendidikan dapat terhambat karena rusaknya sarana dan prasarana pendidikan.
Sementara itu, dampak tidak langsung adalah dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat langsung dalam sebuah konflik. Dampak jangka panjang dari suatu konflik yang secara tidak langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.
Konflik ternyata juga memiliki dampak positif yang perlu kamu pahami, yaitu sebagai berikut:
- Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in group solidarity).
- Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji dalam menghadapi situasi konflik.
- Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.
- Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik memiliki kekuatan seimbang. Misalnya kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik untuk bersatu kembali.