Liputan6.com, Jakarta Sebuah video mengejutkan tengah jadi perbincangan di media sosial. Video tersebut menunjukkan sekelompok warga mengakut jenazah. Bukan di jalan mulus, mereka rela berenang seberangi sungai deras demi mengantarkan jenazah ke pusara.
Baca Juga
Advertisement
Peristiwa itu terjadi di Pekon Pemerihan, Kecamatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, di mana sejumlah warga dengan tekad kuat harus berenang membawa jenazah ke seberang Sungai Way Pemerihan untuk mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir.
Aksi warga berenang bawa jenazah ini menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @lampung.x pada Selasa, 16 Januari 2024.
Dalam video yang tersebar, terlihat sejumlah orang berusaha mengatasi arus sungai deras dengan membawa jenazah yang terletak di atas ban dalam truk bekas, diikat dengan tali untuk menjaga agar tidak terbawa arus sungai yang mengalir deras.
Warga lain turut berenang, mendorong jenazah sampai ke seberang sungai untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat pemakaman umum. Siapa sangka, kejadian seperti ini sudah rutin dilakukan warga sekitar.
Berikut Liptuan6.com merangkum aksi viral warga berenang bawa jenazah melansir dari berbagai sumber, Rabu (17/1/2023).
Fenomena Miris Akibat Belum Ada Jembatan
Kepala Desa Pekon Pemerihan, Subantoro, mengonfirmasi kejadian ini. Dia menyatakan bahwa warga setempat terpaksa harus mengambil langkah ekstrem ini karena hingga kini belum ada jembatan yang menghubungkan kedua sisi sungai.
"Ya betul, ada warga kami telah menyeberangi sungai untuk mengantarkan jenazah ke pemakaman, karena hingga saat ini jalur tersebut tidak ada jembatan," ujar Subantoro mengutip dari Antara.
Keadaan semakin memburuk saat musim penghujan tiba, dengan air sungai yang meluap, menambah kesulitan bagi warga yang hendak menuju tempat pemakaman umum. Dalam video tersebut terlihat betapa derasnya aliran sungai dan kedalamannya yang menciptakan situasi berisiko tinggi. Warga yang berenang harus dibantu dengan tali agar tidak hanyut, menciptakan kondisi penuh dengan risiko.
Advertisement
Bukan Kali Pertama
Subantoro menyampaikan bahwa insiden tersebut bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Warga Pemerihan telah sering menyeberangkan jenazah anggota keluarga mereka untuk dimakamkan.
"Sejak terbukanya Pekon Pemerihan sampai sekarang, memang sangat ironis, jika ada masyarakat yang meninggal dan kebetulan sungai banjir, warga harus menggunakan rakit untuk menyeberangi deras dan besarnya air sungai, karena memang letak TPU kami di seberang sungai dan kebetulan bertepatan di tanah TNBBS yang memang dulunya di situlah letak pemukiman warga,” imbuh Subantoro.
Tak heran saat musim penghujan, risiko sangat tinggi, bahkan pernah ada jenazah yang hanyut, meskipun berhasil diselamatkan. Masyarakat setempat dan Pemerintah Desa sudah mengajukan permohonan bantuan ke pemerintah untuk membangun akses jembatan, namun hingga kini belum ada realisasi.
Upaya Membangun Jembatan
Subantoro menjelaskan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah provinsi untuk pembangunan jembatan. Hal ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan warga yang harus menyeberangi sungai untuk menghantarkan jenazah keluarganya.
Subantoro juga mengharapkan agar pemerintah setempat segera merespons keluhan masyarakat dan segera membangun jembatan penghubung ke lokasi pemakaman tersebut.
Kejadian ini menciptakan reaksi simpati di kalangan warganet, dengan beragam komentar mengenai pengalaman pahit yang dialami oleh warga Pemerihan. Pemerintah setempat pun diharapkan untuk segera merespon dan memberikan solusi terhadap masalah ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Dengan kondisi sungai yang mengancam keselamatan warga, pemenuhan akses infrastruktur menjadi sebuah kebutuhan mendesak yang harus diatasi oleh pihak berwenang.
Advertisement