Niat Banget, Aksi Pria Pakai 4.600 HP Palsukan Penonton Live Streaming Berujung Bui

Modal 4.600 ponsel bisa raup Rp 6.6 miliar.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 08 Mei 2024, 14:50 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2024, 14:50 WIB
Pakai 4.600 HP Palsukan Penonton Live Streaming
Seorang penipu di Tiongkok telah dipenjara karena menggunakan 4.600 ponsel untuk memalsukan pemirsa dan memperdagangkan siaran langsung. Pemerasan itu menghasilkan US$415.000 hanya dalam waktu empat bulan. Sumber: Douyin)

Liputan6.com, Jakarta Platform live streaming belakangan jadi hiburan hingga ajang untuk berjualan. Banyaknya orang yang menonton live streaming juga bisa menghasilkan cuan tersendiri. Namun harus dengan cara yang wajar. Tidak seperti seorang pria di Tiongkok telah dikenai hukuman penjara karena mengoperasikan ribuan ponsel demi meningkatkan jumlah penonton siaran langsung.

Dengan menggunakan tidak kurang dari 4.600 ponsel, yang diperkirakan menghasilkan lebih dari 3 juta yuan (sekitar Rp 6,6 miliar) dalam kurun waktu empat bulan, pelaku telah menarik perhatian publik terhadap kejahatan teknologi yang semakin meresahkan.

Pria tersebut, yang diidentifikasi dengan nama belakang Wang, kini telah dijatuhi hukuman satu tahun tiga bulan penjara dan denda sebesar 50.000 yuan (sekitar Rp 111 juta) karena terbukti melakukan "kejahatan operasi bisnis ilegal".

Wang mampu membuat aktivitas palsu yang sulit dibedakan dari interaksi nyata Meski menggelontorkan modal ribuan HP, pria China itu harus berujung bui. 

"Membuat layanan ini cukup mudah," ungkap Wang dikutip Liputan6.com dari South China Morning Post, Rabu (8/4/2024). 

Pakai VPN dan Software Khusus

Pakai 4.600 HP Palsukan Penonton Live Streaming
Pria itu menggunakan sejumlah besar ponsel untuk menjalankan bisnisnya yang menguntungkan. Foto: Departemen Kepolisian (Sumber: Ningbo)

Praktik ilegal yang dilakukan oleh Wang pertama kali menarik perhatian ketika ia berhasil menghasilkan uang dalam jumlah besar dengan memalsukan aktivitas seperti jumlah penonton, suka, komentar, dan berbagi dalam siaran langsung. 

Dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai "menyikat", Wang mampu membuat aktivitas palsu yang sulit dibedakan dari interaksi nyata, menyesatkan konsumen dan menguntungkan dirinya sendiri.

Wang memulai bisnisnya pada akhir tahun 2022 setelah mendapat informasi dari seorang teman tentang praktik yang menggiurkan ini. Dengan membeli ribuan ponsel yang dikendalikan oleh perangkat lunak khusus, serta layanan VPN (jaringan pribadi virtual) dan peralatan jaringan tambahan.

Wang dapat dengan mudah mengoperasikan semua ponsel tersebut untuk secara bersamaan membanjiri siaran langsung targetnya, meningkatkan jumlah penonton dan interaksi.

"Biaya penggunaan satu ponsel hanya sekitar 6,65 yuan (sekitar Rp 14 ribu) per hari, tergantung pada lamanya ponsel terhubung ke siaran langsung dan jumlah ponsel yang diaktifkan."

Marak Jadi Kejahatan Siber

Pakai 4.600 HP Palsukan Penonton Live Streaming
Pihak berwenang di Tiongkok telah memperingatkan bahwa celah dalam sistem streaming langsung harus ditutup. Foto: Departemen Kepolisian Ningbo

Putusan pengadilan tersebut mencerminkan seriusnya tindakannya yang merugikan tidak hanya para pengguna langsung, tetapi juga merusak tatanan pasar. Kisah ini menyoroti maraknya praktik penipuan dalam industri streaming langsung di Tiongkok, terutama di provinsi Zhejiang yang dikenal sebagai pusat industri live streaming di negara tersebut.

Keberhasilan Wang dalam menghasilkan uang secara ilegal menyoroti kerentanan dalam manajemen akun dan regulasi di platform streaming langsung. Meskipun beberapa akun palsu yang dia buat dihapus karena gagal mengautentikasi nama asli, proses pendaftaran ulangnya terbukti sangat sederhana.

Belum jelas darimana Wang memperoleh ponsel-ponsel tersebut, tetapi dugaan mengarah pada kemungkinan adanya aktivitas ilegal di pasar daur ulang ponsel.

Kasus Wang bukanlah yang pertama di industri ini. Tidak kurang dari 17 tersangka lainnya sedang diselidiki atas dugaan pelanggaran yang serupa, menurut otoritas kejaksaan setempat. Dengan seringnya kasus penipuan lalu lintas di platform streaming langsung dan situs e-commerce, masyarakat semakin mendesak untuk melakukan regulasi yang lebih ketat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya