Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Kolesterol dan Asam Urat Agar Tak Kian Parah

Ada sayuran yang tidak boleh dimakan penderita kolesterol dan asam urat.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 19 Jun 2024, 10:50 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2024, 10:50 WIB
sayur hijau
Ilustrasi sayuran hijau. /copyright unsplash.com/Quin Engle

Liputan6.com, Jakarta Sayuran biasanya dianggap sebagai sumber makanan yang sehat karena kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh. Namun, ada beberapa sayuran yang ternyata memiliki dampak negatif bagi kesehatan tertentu. Ada sayuran yang tidak boleh dimakan penderita kolesterol dan asam urat.

Kolesterol tinggi adalah kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Biasanya, sayuran dianggap tidak berpengaruh atau bahkan bermanfaat dalam menjaga kadar kolesterol tetap normal. Namun, ada beberapa kasus di mana sayuran tertentu dapat berdampak negatif terhadap kadar kolesterol.

Meskipun dampaknya mungkin tidak signifikan bagi sebagian besar orang, bagi mereka yang memiliki masalah dengan kadar kolesterol tinggi, perhatian khusus mungkin diperlukan dalam mengonsumsi sayuran ini. Untuk itu penting untuk mengetahui sayuran yang tidak boleh dimakan penderita kolesterol dan asam urat.

Sayuran umumnya dianggap sehat dan penting untuk diet seimbang, namun beberapa sayuran memiliki kandungan purin yang tinggi. Purin adalah zat yang dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Berikut adalah beberapa sayuran yang tidak boleh dimakan penderita kolesterol dan asam urat yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (19/6/2024).

Sayuran yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat

3 Menu Sayuran Wajib untuk Vegan dan Pelaku Diet
Rekomendasi 3 sayuran sehat untuk buat salad.

Asam urat merupakan kondisi yang terjadi ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, sehingga membentuk kristal yang menumpuk di sendi dan menyebabkan peradangan serta nyeri. Berikut sayuran yang harus dihindari penderita asam urat yang mengandung purin tinggi dan meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh.

1. Asparagus

Asparagus adalah sayuran yang kaya akan kalium dan folat, yang sangat baik untuk kesehatan secara umum. Namun, asparagus juga memiliki kandungan purin yang tinggi, yaitu sekitar 23 gram purin per 100 gram. 

Peningkatan konsumsi purin dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak asam urat, yang pada gilirannya dapat memperparah gejala asam urat. Oleh karena itu, asparagus sebaiknya dihindari oleh mereka yang menderita asam urat untuk menghindari flare-up atau serangan mendadak.

2. Bayam

Bayam sering dianggap sebagai superfood karena kaya akan nutrisi seperti vitamin C, flavonoid, zat besi, beta karoten, dan lutein. Namun, bagi penderita asam urat, bayam bukan pilihan yang baik karena memiliki kandungan purin yang cukup tinggi, yaitu sekitar 57 gram purin per 100 gram. Konsumsi bayam dalam jumlah besar dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, sehingga memperburuk kondisi asam urat.

3. Buncis

Buncis adalah sayuran yang sangat populer dan sering digunakan dalam berbagai hidangan, seperti tumisan dan salad. Namun, buncis mengandung fruktosa yang tinggi. Fruktosa dapat memicu peningkatan produksi asam urat dalam tubuh karena fruktosa dipecah menjadi purin selama metabolisme. Oleh karena itu, penderita asam urat sebaiknya membatasi konsumsi buncis untuk mencegah peningkatan kadar asam urat.

4. Jamur

Jamur sering digunakan dalam berbagai masakan karena teksturnya yang unik dan rasanya yang enak. Namun, jamur mengandung purin yang cukup tinggi, sehingga tidak disarankan bagi penderita asam urat. Konsumsi jamur dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, yang dapat memperparah gejala asam urat seperti nyeri sendi dan peradangan.

5. Kembang Kol

Kembang kol adalah sayuran yang sering digunakan sebagai pelengkap dalam berbagai hidangan. Meskipun kaya akan nutrisi, kembang kol memiliki kandungan purin yang cukup tinggi, yaitu sekitar 23 gram purin per 100 gram. Konsumsi kembang kol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat, sehingga sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat.

6. Kacang Polong

Kacang polong adalah sayuran yang mengandung antara 50 hingga 150 miligram purin per 100 gram, yang termasuk dalam kategori sedang. Namun, bagi penderita asam urat, lebih baik menghindari kacang polong untuk mencegah peningkatan kadar asam urat. Meskipun kandungan purinnya tidak setinggi sayuran lain, tetap ada risiko bagi penderita asam urat.

7. Kacang Hijau

Kacang hijau mengandung banyak vitamin A dan C serta serat tinggi yang baik bagi kesehatan. Namun, dalam setiap 100 gram kacang hijau terdapat sekitar 222 miligram purin, yang sangat tinggi bagi penderita asam urat. Konsumsi kacang hijau dapat meningkatkan kadar asam urat secara signifikan, sehingga sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat.

8. Brokoli

Brokoli adalah sayuran yang sering dijadikan tumisan dan memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk rendah kalori dan tidak mengandung kolesterol. Namun, brokoli mengandung sekitar 81 gram purin per 100 gram. Kandungan purin ini cukup tinggi untuk memperburuk gejala asam urat, sehingga sebaiknya penderita asam urat menghindari atau membatasi konsumsi brokoli.

9. Kacang Kapri

Kacang kapri, yang sering digunakan sebagai campuran dalam sup, mengandung vitamin K yang baik untuk tulang. Namun, sayuran ini mengandung sekitar 84 miligram purin per 100 gram, menjadikannya kurang ideal bagi penderita asam urat. Konsumsi kacang kapri dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, sehingga sebaiknya dihindari atau dibatasi.

Cara Mencegah Penyakit Asam Urat

Seputar Penyakit Asam Urat
Ilustrasi Penyakit Asam Urat Pada Kaki Credit: unsplash.com/Kris

Pencegahan asam urat sangat penting untuk menghindari serangan dan menjaga kualitas hidup yang baik. Berikut adalah beberapa cara yang efektif untuk mencegah penyakit asam urat.

1. Minum Banyak Air Putih

Asam urat erat kaitannya dengan fungsi ginjal, karena ginjal bertanggung jawab untuk mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urine. Minum air putih yang cukup, sekitar 8 gelas per hari, sangat penting untuk membantu ginjal berfungsi lebih baik. 

Asupan air yang cukup juga dapat mengurangi pembengkakan dan membantu melarutkan kristal asam urat yang ada di dalam sendi, sehingga mencegah serangan asam urat. Selain itu, air putih membantu dalam proses detoksifikasi tubuh, menjaga keseimbangan cairan, dan mengoptimalkan fungsi organ secara keseluruhan.

2. Berolahraga Secara Teratur

Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk bagi penderita asam urat. Berolahraga secara teratur dapat membantu menurunkan berat badan, yang sangat penting karena kelebihan berat badan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. 

Aktivitas fisik juga membantu meningkatkan sirkulasi darah dan metabolisme, serta membantu tubuh mengeluarkan racun melalui keringat. Disarankan untuk memilih olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda, dan menghindari olahraga berat yang bisa memberi tekanan berlebih pada sendi.

3. Batasi Konsumsi Makanan dengan Purin Tinggi

Purin adalah zat yang ditemukan dalam banyak makanan, yang dipecah menjadi asam urat dalam tubuh. Mengonsumsi makanan tinggi purin secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Beberapa makanan yang tinggi purin termasuk daging merah, organ dalam (seperti hati), makanan laut (seperti kerang dan sarden), dan minuman beralkohol (terutama bir). 

Penderita asam urat harus memperhatikan asupan harian mereka dan memilih makanan rendah purin seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak. Diet seimbang yang kaya akan serat dan rendah purin dapat membantu mengontrol kadar asam urat dalam darah.

4. Hindari Obat Pemicu Asam Urat

Beberapa obat dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah, termasuk obat diuretik (yang meningkatkan produksi urine) dan obat imunosupresan (yang digunakan untuk mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh). 

Penderita asam urat harus berhati-hati dengan obat-obatan ini dan disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun. Dokter dapat memberikan alternatif obat yang tidak mempengaruhi kadar asam urat atau menyesuaikan dosis obat untuk meminimalkan risiko peningkatan asam urat.

Sayuran yang Sebaiknya Dihindari Penderita Kolesterol

Orang memakan salad
Sayur-sayuran adalah jenis makanan yang tinggi serat dan rendah kalori, sehingga perut tetap kenyang tanpa perlu khawatir. (Foto: Pexels/ROMAN ODINTSOV)

Kolesterol tinggi adalah kondisi di mana kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Mengelola kolesterol melalui pola makan yang sehat sangat penting. Meskipun sayuran umumnya dianggap sehat, beberapa olahan dan jenis sayuran tertentu sebaiknya dihindari oleh penderita kolesterol tinggi. Berikut sayuran dan olahannya yang perlu dihindari untuk menjaga kadar kolesterol tetap terkendali.

1. Olahan Sayuran yang Digoreng

Sayuran yang digoreng merupakan salah satu penyebab peningkatan kadar kolesterol. Proses penggorengan, terutama dengan minyak yang mengandung lemak jenuh atau minyak trans, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. 

Contoh olahan sayuran yang digoreng termasuk brokoli goreng tepung krispi, buncis krispi telur asin, dan kripik bayam. Meskipun inovasi ini membuat sayuran lebih menarik dan lezat, kandungan lemak jenuh dari proses penggorengan bisa menjadi menu pantangan bagi penderita kolesterol tinggi.

2. Olahan Sayuran yang Terlalu Manis

Penambahan gula pada olahan sayuran dapat meningkatkan kadar gula darah dan, secara tidak langsung, kolesterol. Gula yang berlebihan dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak trigliserida, sejenis lemak yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Contoh olahan sayuran yang terlalu manis seperti gudeg, yang menggunakan banyak gula, sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah terbatas oleh penderita kolesterol tinggi.

3. Olahan Sayuran dengan Tambahan Susu Penuh Lemak

Olahan sayuran yang menggunakan susu penuh lemak atau produk olahan susu seperti keju, mentega, dan yogurt memiliki kandungan lemak jenuh tinggi. Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.

Contoh menu yang sebaiknya dihindari termasuk sayuran dengan tambahan keju atau susu, seperti lodeh kuah susu dan berbagai hidangan western yang menggunakan bahan-bahan tersebut. Mengganti susu penuh lemak dengan susu rendah lemak atau alternatif nabati dapat menjadi solusi yang lebih sehat.

4. Kentang

Kentang mengandung karbohidrat dan pati yang tinggi. Ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, pati ini dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dan menghasilkan trigliserida. Trigliserida yang tinggi dapat berkontribusi terhadap peningkatan kadar kolesterol. Oleh karena itu, konsumsi kentang sebaiknya dibatasi, terutama dalam bentuk olahan yang tinggi kalori seperti kentang goreng atau mashed potato dengan mentega dan krim.

5. Sayuran Kalengan

Sayuran kalengan sering kali dikemas dengan sirup atau tambahan gula yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan mengganggu kontrol kadar kolesterol. Penderita kolesterol tinggi sebaiknya memilih sayuran kalengan yang dikemas dalam air atau jus tanpa tambahan gula, atau lebih baik lagi, mengonsumsi sayuran segar atau beku yang tidak mengandung tambahan gula.

Selain itu, sayuran kalengan juga sering mengandung garam yang tinggi, yang dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi, sehingga lebih baik memilih varian rendah garam.

Cara Mencegah Kolesterol Tinggi

kolesterol tinggi
ilustrasi perempuan yang sakit/copyright freepik.com/Jcomp

Kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke. Mengelola kolesterol melalui pola makan sehat, gaya hidup aktif, dan kebiasaan baik lainnya sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah kolesterol tinggi.

1. Menerapkan Pola Makan Sehat

Salah satu cara yang efektif dilakukan adalah dengan menerapkan pola makan sehat. Ini berarti memilih makanan yang rendah lemak jenuh dan kolesterol serta tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein nabati. Mengurangi konsumsi makanan olahan, makanan cepat saji, serta makanan dengan gula tambahan juga merupakan langkah penting dalam menjaga kadar kolesterol dalam darah.

2. Berolahraga Secara Teratur

Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki peran penting dalam mencegah kolesterol tinggi. Berolahraga secara teratur, seperti berjalan kaki, berlari, berenang, atau bersepeda, dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat). Aktivitas fisik aerobik selama minimal 30 menit setiap hari direkomendasikan untuk mencapai manfaat yang optimal bagi kesehatan jantung.

3. Mengelola Berat Badan

Mengelola berat badan juga menjadi faktor penting dalam pencegahan kolesterol tinggi. Menjaga berat badan yang sehat melalui kombinasi pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Bahkan penurunan berat badan yang sedikit saja dapat memiliki dampak positif pada kesehatan jantung.

4. Menghindari Kebiasaan Buruk

Selain itu, menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebihan juga merupakan langkah penting dalam mencegah kolesterol tinggi. Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, sedangkan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Menghentikan kedua kebiasaan ini dapat membantu menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan.

5. Rutin Memeriksakan Kesehatan

Terakhir, rutin memeriksakan kesehatan juga sangat penting dalam pencegahan kolesterol tinggi. Melakukan pemeriksaan kadar kolesterol secara berkala dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran tentang langkah-langkah preventif yang tepat dapat membantu mengidentifikasi masalah sejak dini dan mengambil tindakan yang sesuai untuk menjaga kesehatan jantung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya