Kisah Bayi Kanker Ovarium Stadium 3 di Malaysia, Waspadai Gejala Ini pada Anak

Kasus ini juga menunjukkan bahwa kanker ovarium bisa menyerang di usia berapa pun, meskipun kemungkinannya sangat kecil .

oleh Laudia Tysara diperbarui 13 Okt 2024, 15:31 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2024, 15:31 WIB
Ilustrasi bayi menangis.
Bayi menangis. (Dok. Ben_kerckx/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus bayi kanker ovarium di Malaysia menjadi perhatian publik dan kalangan medis. Melansir dari The Strait Times, seorang bayi perempuan berusia 19 bulan didiagnosis menderita kanker ovarium stadium 3, kondisi yang sangat jarang terjadi pada anak seusia itu.

Penyakit yang umumnya menyerang wanita berusia di atas 40 tahun ini terdeteksi setelah sang ibu merasakan adanya kejanggalan pada perilaku putrinya.

Penemuan ini mengingatkan pentingnya kewaspadaan orang tua terhadap gejala-gejala tidak biasa pada anak mereka. Kanker ovarium pada anak merupakan kasus yang sangat langka, namun tetap memerlukan perhatian serius mengingat potensi dampaknya yang mengancam jiwa. Para ahli medis menekankan pentingnya diagnosis dini untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

Kisah pilu bayi kanker ovarium di Malaysia ini menjadi pengingat akan pentingnya penelitian lebih lanjut mengenai kanker ovarium pada usia muda. Penyebab kanker ovarium pada anak masih belum sepenuhnya dipahami, meskipun beberapa faktor risiko telah diidentifikasi.

Kasus ini juga menunjukkan bahwa kanker ovarium bisa menyerang di usia berapa pun, meskipun kemungkinannya sangat kecil pada bayi dan anak-anak.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Minggu (13/10/2024).

Awal Mula Bayi Terdiagnosis Kanker Ovarium di Malaysia

Kasus bayi kanker ovarium di Malaysia bermula dari kewaspadaan seorang ibu bernama Fallarystia Sintom. Pada bulan Agustus lalu, Fallarystia mulai menyadari ada yang tidak beres dengan putrinya yang berusia 19 bulan. Perubahan perilaku sang anak menjadi tanda awal yang memicu kekhawatiran.

Keresahan Fallarystia membawanya mencari bantuan medis di sebuah rumah sakit di Sabah. Namun, diagnosis awal belum mengarah pada kanker ovarium. Perjalanan mencari diagnosis yang tepat berlanjut ketika kondisi sang anak semakin memburuk.

Titik balik dalam kasus ini terjadi ketika bayi tersebut dipindahkan ke rumah sakit khusus wanita dan anak. Pemindahan ini dilakukan setelah jumlah darah sang bayi turun drastis, menandakan adanya masalah serius. Di rumah sakit spesialis inilah tim medis akhirnya mendeteksi adanya tumor berukuran signifikan pada ovarium sang bayi.

Diagnosis kanker ovarium stadium 3 dikonfirmasi setelah operasi yang dilakukan pada awal Oktober. Temuan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat kanker ovarium umumnya menyerang wanita berusia 40 tahun ke atas.

"Anak saya tidak nyaman dan karena dia belum bisa berbicara, dia hanya menangis saat kesakitan," ujar Fallarystia (25), seperti dilansir dari The Strait Times.

Gejala yang Dialami Bayi Kanker Ovarium Stadium 3

bayi menangis
Bayi menangis | pexels.com/@laura-garcia-1667452

Gejala awal yang dialami bayi kanker ovarium di Malaysia tidak spesifik dan mudah terlewatkan. Fallarystia Sintom, ibu dari bayi tersebut, menjelaskan bahwa putrinya mengalami perubahan perilaku yang signifikan. Ketidaknyamanan yang dialami sang anak menjadi tanda awal yang penting untuk diperhatikan.

Salah satu gejala yang paling mencolok adalah masalah pencernaan. Fallarystia menambahkan bahwa si kecil sering mengalami sembelit dan perut kembung. Gejala ini, meskipun umum pada bayi, menjadi lebih mencurigakan karena frekuensi dan intensitasnya yang tidak biasa.

Penurunan aktivitas juga menjadi tanda yang signifikan. Dalam kasus ini, sang bayi hanya ingin digendong, menunjukkan perubahan perilaku yang mencolok dibandingkan dengan keaktifannya sebelumnya.

Gejala lain yang menjadi perhatian adalah penurunan jumlah darah yang drastis. Gejala ini akhirnya yang membawa pada diagnosis lebih lanjut dan pemindahan ke rumah sakit khusus.

"Saat saya diberi tahu, saya sedih karena anak saya masih sangat kecil dan indung telur kanannya sudah diangkat," ungkap Fallarystia, menggambarkan perasaannya saat menerima diagnosis final.

Gejala yang dialami bayi kanker ovarium di Malaysia:

  1. Ketidaknyamanan dan tangisan yang sering
  2. Sembelit dan perut kembung
  3. Penurunan aktivitas drastis
  4. Hanya ingin digendong
  5. Penurunan jumlah darah yang signifikan

 

Penyebab Kanker Ovarium pada Anak

Ini sejumlah kemungkinan penyebabnya:

a. Faktor Genetik

Mutasi gen tertentu dapat meningkatkan risiko kanker ovarium pada anak. Melansir dari National Cancer Institute, mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 yang diwariskan dapat menjadi penyebab kanker ovarium, meskipun sangat jarang terjadi pada usia sangat muda.

b. Kelainan Perkembangan

Beberapa kelainan perkembangan ovarium selama masa janin dapat meningkatkan risiko kanker ovarium pada anak. Dana-Farber Cancer Institute melaporkan bahwa tumor sel germinal, yang berasal dari sel telur yang belum matang, adalah jenis tumor ovarium yang paling umum pada anak perempuan.

c. Gangguan Hormon

Ketidakseimbangan hormon pada masa pertumbuhan anak dapat berkontribusi pada perkembangan kanker ovarium. Meskipun jarang, produksi hormon yang tidak normal selama masa bayi atau anak-anak awal dapat mempengaruhi perkembangan ovarium.

d. Paparan Lingkungan

Paparan terhadap zat-zat karsinogen tertentu selama kehamilan atau pada awal kehidupan anak mungkin berperan dalam perkembangan kanker ovarium.

e. Sindrom Genetik Tertentu

Beberapa sindrom genetik seperti sindrom Peutz-Jeghers dan sindrom DICER1 dapat meningkatkan risiko tumor ovarium pada anak. Melansir dari National Cancer Institute, anak-anak dengan sindrom ini perlu dipantau secara ketat untuk deteksi dini kanker ovarium.

Pengobatan Kanker Ovarium pada Anak

bayi menangis
Bayi menangis saat digendong. copyright pexels.com/ANTONI SHKRABA

Pengobatan kanker ovarium pada anak merupakan tantangan besar bagi tim medis. Kasus bayi kanker ovarium di Malaysia menunjukkan kompleksitas penanganan penyakit ini pada pasien usia sangat muda.

Operasi menjadi langkah awal dalam pengobatan kanker ovarium pada anak. Dalam kasus bayi di Malaysia, operasi dilakukan untuk mengangkat tumor dan indung telur yang terkena. Tujuan operasi adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin jaringan kanker sambil berusaha mempertahankan fungsi reproduksi di masa depan.

Kemoterapi sering menjadi tahap lanjutan dalam pengobatan. Namun, dosisnya harus disesuaikan dengan usia dan kondisi fisik anak. Bayi kanker ovarium di Malaysia direncanakan akan menjalani sesi kemoterapi setelah pulih dari operasi.

Pemantauan pasca pengobatan menjadi bagian integral dari perawatan. Bayi kanker ovarium di Malaysia akan menjalani pemeriksaan rutin untuk memastikan tidak ada kekambuhan.

Dukungan psikologis dan emosional juga menjadi komponen penting dalam pengobatan. Tidak hanya untuk pasien, tetapi juga untuk keluarga, mengingat dampak emosional yang besar dari diagnosis ini pada usia yang sangat muda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya