Bacaan Sholat Jenazah Lengkap dengan Tata Caranya, Sesuai Sunnah

Setiap Muslim dianjurkan untuk memahami dan menghayati setiap lafaz dalam sholat jenazah.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 15 Okt 2024, 11:37 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi Sholat Jenazah
Ilustrasi Sholat Jenazah (merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Sholat jenazah merupakan salah satu kewajiban yang bersifat fardhu kifayah bagi umat Muslim, yang artinya kewajiban ini akan gugur jika sudah ada sebagian orang yang melaksanakannya. Namun, tetap dianjurkan bagi siapa pun yang mampu untuk ikut melaksanakan sholat ini, mengingat besarnya pahala yang dijanjikan. Dalam pelaksanaannya, terdapat rangkaian bacaan sholat jenazah yang harus dihafal dan dihayati oleh setiap Muslim, agar dapat melakukannya dengan benar dan khusyuk.

Bacaan sholat jenazah sangat sederhana dan tidak memerlukan gerakan seperti rukuk atau sujud seperti pada sholat-sholat lainnya. Sholat ini terdiri dari empat takbir, di mana setiap takbir diikuti dengan bacaan khusus. Pertama, setelah takbir pertama dibacakan Surah Al-Fatihah, diikuti dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah takbir kedua. Kemudian pada takbir ketiga, jamaah membacakan doa khusus untuk jenazah, memohonkan ampunan dan rahmat untuknya.

Selain itu, bacaan sholat jenazah juga mengandung doa untuk keluarga yang ditinggalkan, agar diberi kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Setelah takbir keempat, jamaah biasanya mengakhiri dengan salam ke kanan dan kiri, menandai selesainya pelaksanaan sholat jenazah. Meskipun terdengar sederhana, makna yang terkandung dalam bacaan ini sangatlah mendalam, karena setiap kata merupakan doa tulus yang disampaikan untuk sang almarhum atau almarhumah.

Berikut ini bacaan sholat jenazah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (15/10/2024).

 

Bacaan Sholat Jenazah dan Tata Caranya

Ilustrasi Sholat Jenazah
Ilustrasi Sholat Jenazah (merdeka.com)

1. Niat

Niat merupakan rukun pertama dalam sholat jenazah. Niat dilakukan di dalam hati dan tidak perlu diucapkan dengan lisan. Contoh niat sholat jenazah:

أُصَلِّي عَلَى هَذِهِ الْجَنَازَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

"Uṣallī 'alā hāżihil-janāzati arba'a takbīrātin farḍal-kifāyati lillāhi ta'ālā"

Artinya: "Aku berniat sholat atas jenazah ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah Ta'ala"

2. Takbiratul Ihram

Setelah berniat, mulailah sholat dengan takbiratul ihram. Ucapkan:

اللَّهُ أَكْبَرُ

"Allāhu akbar"

Artinya: "Allah Maha Besar"

3. Membaca Al-Fatihah

Setelah takbir pertama, bacalah Surat Al-Fatihah:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿١﴾ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ﴿٢﴾ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ﴿٣﴾ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ﴿٤﴾ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ﴿٥﴾ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ﴿٧﴾

"Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i). Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn(a). Ar-raḥmānir-raḥīm(i). Māliki yaumid-dīn(i). Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn(u). Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm(a). Ṣirāṭal-lażīna an'amta 'alaihim, gairil-magḍūbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn(a)."

4. Takbir Kedua

Setelah membaca Al-Fatihah, lakukan takbir kedua dengan mengucapkan:

اللَّهُ أَكْبَرُ

"Allāhu akbar"

5. Membaca Sholawat Nabi

Setelah takbir kedua, bacalah sholawat kepada Nabi Muhammad SAW:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ

"Allāhumma ṣalli 'alā Muḥammadin wa 'alā āli Muḥammadin kamā ṣallaita 'alā Ibrāhīma wa 'alā āli Ibrāhīma, wa bārik 'alā Muḥammadin wa 'alā āli Muḥammadin kamā bārakta 'alā Ibrāhīma wa 'alā āli Ibrāhīma fil-'ālamīna innaka ḥamīdun majīd"

6. Takbir Ketiga

Setelah membaca sholawat, lakukan takbir ketiga:

اللَّهُ أَكْبَرُ

"Allāhu akbar"

7. Membaca Doa untuk Jenazah

Setelah takbir ketiga, bacalah doa untuk jenazah:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ (هَا) وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (عَنْهَا) وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِعْ مَدْخَلَهُ (هَا) وَاغْسِلْهُ (هَا) بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِهِ (هَا) مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ (هَا) وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَأَدْخِلْهُ (هَا) الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ

"Allāhummagfir lahu (hā) warḥamhu (hā) wa 'āfihi (hā) wa'fu 'anhu (hā) wa akrim nuzulahu (hā) wa wassi' madkhalahu (hā) waghsilhu (hā) bil-mā'i waṡ-ṡalji wal-baradi wa naqqihi (hā) minal-khaṭāyā kamā naqqaitaṡ-ṡaubal-abyaḍa minad-danasi wa abdilhu (hā) dāran khairan min dārihi (hā) wa ahlan khairan min ahlihi (hā) wa zaujan khairan min zaujihi (hā) wa adkhilhul (hal) jannata wa a'iżhu min 'ażābil-qabri wa min 'ażābin-nār"

8. Takbir Keempat

Setelah membaca doa untuk jenazah, lakukan takbir keempat:

اللَّهُ أَكْبَرُ

"Allāhu akbar"

9. Membaca Doa Setelah Takbir Keempat

Setelah takbir keempat, bacalah doa berikut:

أَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتَنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

"Allāhumma lā taḥrimnā ajrahu wa lā taftinnā ba'dahu wagfir lanā wa lahu"

Artinya: "Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia."

10. Salam

Setelah membaca doa, akhiri sholat jenazah dengan salam:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

"Assalāmu 'alaikum wa raḥmatullāhi wa barakātuh"

Artinya: "Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua"

Sholat Jenazah dan Hukumnya

[Bintang] Suasana Sholat Jenazah Oon
Sebelum meninggal, Oon memang mengidap penyakit yang cukup serius. Selain diabetes, Oon juga mengalami penyakit komplikasi lainnya seperti Jantung dan ginjal yang mengharuskannya untuk cuci darah. (Syaiful Bahri/Bintang.com)

Sholat jenazah adalah salah satu ibadah yang memiliki kedudukan penting dalam ajaran Islam, dengan hukum fardhu kifayah. Fardhu kifayah berarti bahwa kewajiban ini dibebankan kepada seluruh umat Muslim, namun apabila sebagian dari mereka telah melaksanakan sholat jenazah, maka kewajiban tersebut gugur bagi yang lainnya. Meski demikian, bagi yang memiliki kesempatan namun tidak melaksanakannya, sangat dianjurkan untuk tetap turut berpartisipasi dalam sholat jenazah. Hal ini mengingat besarnya pahala yang dijanjikan oleh Allah bagi mereka yang melaksanakan sholat jenazah, sekaligus sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada saudara seiman yang telah meninggal dunia.

Sholat jenazah lebih utama ditunaikan secara berjamaah lantaran lebih banyak orang yang mensholatkan maka lebih besar pahala. Bagi mayat juga mendapat doa syaafat seperti yang Nabi SAW tuturkan.

Rasul SAW pernah bersabda, "Tak seorang pun muslim yang meninggal dunia, lalu jenazahnya disholatkan oleh 40 orang yang mereka itu tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu selain-Nya, kecuali Allah SWT akan menerima doa syafaat mereka untuknya." (HR Muslim, Ahmad, & Abu Dawud)

Untuk pelaksanaan sholat jenazah, Abu Hurairah RA meriwayatkan dengan empat kali takbir sesuai cara yang Nabi SAW kerjakan. Abu Hurairah berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَى لِلنَّاسِ النَّجَاشِيَ فِي الْيَوْمِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ فَخَرَجَ بِهِمْ إِلَى الْمُصَلَّ وَكَبَّرَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ

Artinya: "Rasulullah SAW mengabarkan kematian Najasyi (gelar bagi raja Habasyah) kepada orang-orang pada hari kematiannya, lalu beliau pergi bersama mereka menuju tempat sholat untuk mensholatkannya, dan beliau bertakbir empat kali." (HR Muslim).

Pelaksanaan sholat jenazah memiliki sejumlah kekhususan yang membedakannya dari sholat-sholat lainnya. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa sholat jenazah dilaksanakan tanpa rukuk dan sujud, menjadikannya sholat yang sederhana namun penuh makna. Terdiri dari empat kali takbir, sholat ini dimulai dengan niat, kemudian takbir diikuti dengan bacaan doa tertentu, tanpa adanya gerakan rukuk, sujud, atau duduk di antara dua sujud seperti pada sholat lainnya. Hal ini menandakan bahwa sholat jenazah lebih berfokus pada doa dan permohonan ampunan untuk jenazah.

Sholat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan dan dikafani sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Pengurusan jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, hingga menshalatkannya, merupakan bagian dari kewajiban umat Muslim terhadap sesamanya yang telah meninggal dunia. Setelah jenazah disucikan dan dibungkus dengan kain kafan, umat Muslim yang hadir akan berkumpul untuk melaksanakan sholat jenazah dengan niat ikhlas memohonkan ampunan dan kebaikan bagi jenazah.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Sholat Jenazah

Ilustrasi jenazah atau mayat. (Unsplash)
Ilustrasi jenazah atau mayat. (Unsplash)

Sebelum melaksanakan sholat jenazah, ada beberapa langkah penting yang harus dipenuhi untuk memastikan pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Pertama-tama, pastikan bahwa jenazah sudah dimandikan dan dikafani dengan benar. Memandikan jenazah dan mengkafani adalah bagian dari kewajiban umat Muslim terhadap orang yang telah meninggal, yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai aturan, agar jenazah dalam keadaan suci sebelum disholatkan.

Jika terdapat lebih dari satu jenazah yang akan disholatkan bersama-sama, perlu diperhatikan penempatan jenazah. Jenazah laki-laki hendaknya diletakkan lebih dekat dengan imam, sementara jenazah perempuan ditempatkan sedikit lebih jauh. Penempatan ini mengikuti adab dalam pelaksanaan sholat jenazah, di mana imam memimpin dari posisi yang paling dekat dengan jenazah laki-laki. Ini penting untuk diingat agar pelaksanaan sholat tetap tertib dan sesuai dengan ketentuan. Sholat jenazah dapat dilaksanakan di berbagai tempat yang suci, seperti di masjid, lapangan, atau area lain yang bersih dan layak untuk beribadah. Tidak ada keharusan untuk melaksanakan sholat jenazah di tempat tertentu selama tempat tersebut memenuhi syarat kesucian. Ini memberikan kemudahan bagi jamaah dalam menyelenggarakan sholat jenazah, terutama dalam situasi di mana masjid mungkin tidak dapat menampung seluruh jamaah.

Salah satu kekhususan sholat jenazah adalah tidak adanya adzan atau iqamah sebelum pelaksanaan sholat. Sholat ini dilakukan secara langsung setelah semua jamaah siap, tanpa perlu adanya seruan panggilan sholat. Jika seseorang terlambat mengikuti sholat jenazah berjamaah, mereka dapat langsung mengikuti imam dari takbir yang sedang dilaksanakan. Jika ada takbir yang terlewat, jamaah yang terlambat dapat melengkapinya setelah imam mengucapkan salam, sehingga mereka tetap dapat menunaikan sholat dengan sempurna. Memahami niat dan tata cara pelaksanaan sholat jenazah merupakan pengetahuan yang sangat penting bagi setiap Muslim. Dengan melaksanakan sholat jenazah dengan benar, kita tidak hanya menunaikan kewajiban kolektif, tetapi juga mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Lebih dari itu, sholat jenazah adalah bentuk kasih sayang dan penghormatan terakhir yang kita berikan kepada saudara seiman yang telah berpulang, serta menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat tali persaudaraan di antara sesama umat Muslim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya