Bacaan Sholat Jenazah Perempuan Niat dan Takbir 1-4: Posisi Imam di Mana?

Pahami bacaan sholat jenazah perempuan lengkap, mulai dari niat, takbir 1-4, doa, hingga posisi imam yang masih diperdebatkan, serta syarat sahnya.

oleh Laudia Tysara Diperbarui 11 Mar 2025, 19:40 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 19:40 WIB
Proses Pemindahan Jenazah Mpok Nori untuk Disalatkan
Jenazah almarhumah Mpok Nori dibawa ke Masjid Djami Al-Ikhlas untuk disalatkan usai sholat Jumat, Jumat (3/4/2015). Rencananya almarhumah Mpok Nori akan dimakamkan di TPU Pondok Rangon. (Liputan6.com/Helmi Afandi)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sholat jenazah merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk mendoakan saudara muslim yang telah meninggal dunia. Sholat jenazah perempuan memiliki beberapa perbedaan dengan sholat jenazah laki-laki, terutama pada bacaan doa dan posisi imam. 

Pemahaman yang tepat mengenai bacaan sholat jenazah perempuan, termasuk niat, takbir, dan doa, sangat penting untuk memastikan kesempurnaan ibadah kita. Siapapun yang ingin melaksanakan sholat jenazah, baik sebagai imam maupun makmum, perlu memahami tata cara ini dengan benar.

Perbedaan pendapat mengenai posisi imam dalam sholat jenazah perempuan memang masih terjadi. Sebagian berpendapat imam berdiri di sisi bokong jenazah, sementara sebagian lainnya di tengah atau daerah pundak jenazah. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Selasa (11/3/2025).

Promosi 1

Bacaan Sholat Jenazah Perempuan untuk Niat

Niat sholat jenazah perempuan sedikit berbeda dengan niat sholat jenazah laki-laki. Perbedaan ini terletak pada penggunaan kata ganti untuk jenazah. Untuk jenazah perempuan, digunakan kata "mayitah," sedangkan untuk jenazah laki-laki digunakan kata "mayit."

Berikut bacaan niat sholat jenazah perempuan dalam Arab, Latin, dan artinya:

Arab: اُصَلِّى عَلَىٰ هٰذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ اِمَامًا/مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالٰى

Latin: Usholli ‘alaa haadzihil mayyitati arba’a takbiraatin fardho kifaa yatin imaaman/ma’muuman lillaahi ta’alaa

Artinya: Saya niat sholat jenazah atas jenazah perempuan ini empat takbir, fardhu kifayah sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.

Perbedaan niat sholat jenazah perempuan dan laki-laki terletak pada penggunaan kata "haadzihil mayyitati" (jenazah perempuan ini) untuk perempuan, dan "haadzal mayyiti" (jenazah laki-laki ini) untuk laki-laki. Selebihnya, bacaan niat hampir sama.

Bacaan Sholat Jenazah Perempuan Takbir 1-4

tata cara sholat jenazah
tata cara sholat jenazah ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Sumber-sumber seperti buku panduan sholat dan situs-situs keislaman terpercaya menyebutkan bacaan sholat jenazah perempuan untuk takbir pertama sampai keempat, sama dengan sholat jenazah laki-laki, kecuali pada takbir ketiga. Pada takbir ketiga, kata ganti untuk jenazah diganti menjadi "ha" untuk perempuan, dan "hu" untuk laki-laki.

Berikut bacaan sholat jenazah perempuan untuk takbir 1-4 dan salam, beserta artinya:

Takbir Pertama:

Arab:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Latin: Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim. Ghairil-magḍụbi ‘alaihim. Wa laḍ-ḍāllīn.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

Takbir Kedua:

Arab:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيمَ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيدٌ

Latin: Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad, wa ‘ala ali sayyidina Muhammad, kama shollaita ‘alaa sayyidina Ibrahum, wa ‘ala ali sayyidina Ibrahim, wa baarik ‘ala sayyidina Muhammad, wa ‘alaa ali sayyidina Muhammad, kama barokta ‘ala sayyidina Ibrahim, wa ‘alaa ali sayyidina Ibrahim, fil ‘alamina innaka hamiidum majid.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkanlah pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Takbir Ketiga:

Arab: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا

Latin: Allahummaghfir lahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa

Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, berikanlah kesejahteraan kepadanya, dan maafkanlah kesalahannya.

Takbir Keempat:

Arab: اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهَا

Latin: Allahumma laa tahrimnaa ajrahaa wa laa taftinnaa ba’dahaa waghfir lanaa wa lahaa

Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi pahala kami dan janganlah Engkau berikan cobaan kepada kami setelah kematiannya dan ampunilah kami dan dia.

Salam:

Arab: اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Latin: Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Artinya: Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah senantiasa tercurahkan kepadamu.

Perlu diperhatikan bahwa bacaan takbir ketiga menggunakan kata ganti "ha" yang menunjukkan jenazah perempuan. Penggunaan kata ganti ini penting untuk diperhatikan agar bacaan sholat jenazah perempuan sesuai dengan tuntunan.

Posisi Imam Sholat Jenazah Perempuan di Mana?

Melansir dari berbagai sumber, posisi imam dalam sholat jenazah perempuan masih menjadi perdebatan. Beberapa pendapat menyatakan imam sebaiknya berdiri di sisi pantat jenazah, dengan kepala jenazah berada di sebelah kanan imam.

Pendapat lain menyebutkan imam berdiri di tengah jenazah atau di daerah pundak. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan interpretasi hadits dan praktik yang berkembang di berbagai daerah.

Syekh Sulaiman al-Jamal dalam kitab Hasyiyah al-Jamal menjelaskan bahwa imam dan munfarid (orang yang sholat sendirian) disunnahkan berdiri di sisi kepala jenazah laki-laki dan di sisi pantat jenazah perempuan dan khuntsa (berkelamin dua).

Hal yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian dengan tata cara sholat jenazah secara umum, seperti kesucian diri, menutup aurat, dan menghadap kiblat. Penting untuk saling menghormati perbedaan pendapat dan tetap menjaga kekhusyukan dalam melaksanakan ibadah.

Terlepas dari perbedaan pendapat tentang posisi imam, fokus utama tetap pada niat yang tulus dan kekhusyukan dalam melaksanakan sholat jenazah. Jika demikian, pahala dan keberkahan dari Allah SWT akan tetap tercurahkan kepada jenazah dan kepada muslim yang melaksanakan sholat jenazah.

 

Syarat Menyolatkan Sholat Jenazah Perempuan

cara sholat jenazah
cara sholat jenazah ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Dikutip dari buku Panduan Praktis Shalat Jenazah & Perawatan Jenazah oleh Ahmad Fathoni El-Kaysi, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar sholat jenazah perempuan sah. Syarat-syarat ini meliputi kesucian jenazah, kesucian orang yang menshalatkan, dan posisi antara orang yang menshalatkan dengan jenazah.

  1. Jenazah telah dimandikan dan disucikan: Jenazah harus dalam keadaan suci dari najis, baik pada tubuh, kafan, maupun tempat jenazah diletakkan. Hal ini penting untuk menunjukkan penghormatan dan kesucian dalam melaksanakan sholat jenazah.

    Kebersihan jenazah mencerminkan kesucian jiwa dan raga yang dipanjatkan dalam doa sholat jenazah.

    Sebelum pelaksanaan sholat jenazah, pastikan jenazah telah dimandikan dan dikafani dengan bersih. Hal ini merupakan bagian dari penghormatan terakhir kepada jenazah dan merupakan syarat sahnya sholat jenazah.

  2. Orang yang menshalatkan telah memenuhi syarat sah sholat: Orang yang akan menshalatkan jenazah harus memenuhi syarat sah sholat, seperti berwudhu, suci dari hadas besar dan kecil, dan menutup aurat. Hal ini menunjukkan kesiapan dan kesucian diri dalam melaksanakan ibadah.

    Selain itu, orang yang menshalatkan juga harus memahami bacaan dan tata cara sholat jenazah dengan benar. Ketidaktahuan tentang tata cara sholat jenazah dapat menyebabkan ibadah menjadi tidak sah.

  3. Posisi orang yang sholat di belakang jenazah: Jika jenazah dihadirkan, posisi orang yang sholat (mushalli) harus berada di belakang jenazah.

    Jenazah perempuan dibaringkan di depan, imam atau munfaridnya berdiri lurus dengan bagian pinggang jenazah. Posisi ini perlu diperhatikan agar pelaksanaan sholat jenazah terlaksana dengan khusyuk dan tertib.

    Posisi yang tepat antara jenazah dan imam akan memudahkan konsentrasi dan kekhusyukan dalam melaksanakan sholat jenazah. Hal ini penting untuk memastikan doa dan ibadah kita sampai kepada Allah SWT.

  4. Tidak ada penghalang antara jenazah dan orang yang menshalatkan: Tidak boleh ada penghalang antara jenazah dan orang yang menshalatkan. Jika jenazah berada di dalam keranda, maka keranda tersebut tidak boleh dipaku. Ketiadaan penghalang ini menandakan hubungan langsung antara orang yang menshalatkan dengan jenazah.

    Ketiadaan penghalang ini menjamin terjalinnya hubungan spiritual yang erat antara orang yang menshalatkan dengan jenazah. Hal ini penting agar doa dan ibadah kita dapat sampai kepada Allah SWT.

  5. Orang yang menshalatkan harus hadir di tempat jenazah: Jika jenazah dihadirkan, maka orang yang akan menshalatkan juga harus hadir di tempat tersebut. Kehadiran ini menunjukkan rasa hormat dan kepedulian kepada jenazah dan keluarganya.

    Kehadiran ini juga menunjukkan kesungguhan dalam melaksanakan sholat jenazah dan mendoakan jenazah. Hal ini penting untuk menunjukkan rasa persaudaraan dan solidaritas sesama muslim.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya