Hematokrit adalah Kadar Sel Darah Merah, Kapan Harus Diperiksa?

Hematokrit adalah salah satu parameter penting dalam pemeriksaan medis yang digunakan untuk mengukur persentase volume sel darah merah dalam darah seseorang.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 18 Okt 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 13:45 WIB
Ilustrasi sel darah merah
Ilustrasi sel darah merah (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Hematokrit adalah salah satu parameter penting dalam pemeriksaan medis yang digunakan untuk mengukur persentase volume sel darah merah dalam darah seseorang. Pemeriksaan hematokrit sering kali dilakukan sebagai bagian dari tes darah lengkap untuk menilai kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. 

Sel darah merah, yang berperan penting dalam membawa oksigen ke seluruh sel tubuh, sangat berpengaruh pada fungsi organ vital. Oleh karena itu, jumlah sel darah merah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menandakan adanya gangguan kesehatan, seperti anemia atau polisitemia.

Kadar hematokrit normal bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin, namun baik kadar yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Oleh sebab itu, pemeriksaan hematokrit sangat penting untuk memastikan fungsi darah dan sistem peredaran oksigen dalam tubuh bekerja dengan optimal. Berikut ulasan lebih lanjut tentang hematokrit adalah kadar sel darah merah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (18/10/2024).

Apa itu Hematokrit

Ilustrasi hemoglobin sebagai zat yang memproduksi sel darah merah
Hemoglobin merupakan zat yang didapatkan dari makanan mengandung zat besi (Foto: Freepik.com/kjpargeter)

Hematokrit adalah salah satu parameter penting dalam dunia medis yang menggambarkan persentase volume sel darah merah dalam darah. Sel darah merah merupakan salah satu dari tiga komponen utama dalam darah, bersama dengan sel darah putih dan trombosit. Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, sehingga jumlahnya yang seimbang sangat penting untuk menjaga berbagai fungsi tubuh berjalan normal.

Tes hematokrit dilakukan untuk mengukur perbandingan antara jumlah sel darah merah dengan volume darah secara keseluruhan. Pemeriksaan ini juga dikenal sebagai packed-cell volume (PCV) dan merupakan bagian dari hitung darah lengkap. 

Kadar hematokrit yang normal bervariasi, namun jika hasilnya terlalu rendah atau terlalu tinggi, hal ini dapat menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan, seperti anemia atau polisitemia. Pemeriksaan hematokrit membantu dokter dalam menegakkan diagnosis serta memantau efektivitas pengobatan pasien. Sebagai contoh, kadar hematokrit sekitar 38% dianggap sebagai batas minimal untuk mendonorkan darah.

Kadar Normal Hematokrit

Kadar hematokrit yang normal merupakan indikator penting untuk menjaga kesehatan tubuh, karena tingkat ini mencerminkan keseimbangan jumlah sel darah merah dalam darah. Sel darah merah berperan dalam membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, sehingga kadar hematokrit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menandakan adanya masalah kesehatan, seperti anemia atau polisitemia. Untuk memastikan kadar hematokrit berada dalam rentang normal, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan darah lengkap atau complete blood count (CBC).

Kadar hematokrit dinyatakan dalam persen, misalnya jika seseorang memiliki kadar hematokrit 46%, berarti 46 mililiter dari setiap 100 mililiter darah terdiri dari sel darah merah. Rentang kadar hematokrit normal bervariasi tergantung pada usia dan jenis kelamin. Berikut adalah rentang normal berdasarkan usia dan jenis kelamin,

  1. Bayi baru lahir: 55–66%
  2. Bayi berusia 1 minggu: 47–65%
  3. Bayi usia 1 bulan: 37–49%
  4. Bayi usia 3 bulan: 30–36%
  5. Anak usia 1 tahun: 29–41%
  6. Anak usia 10 tahun: 36–40%
  7. Laki-laki dewasa: 42–54%
  8. Perempuan dewasa: 38–46%

Penyebab Hematokrit Tidak Normal

Ilustrasi sel darah merah
Ilustrasi sel darah merah. (Image by starline on Freepik)

Kadar hematokrit yang tidak normal, baik terlalu tinggi maupun rendah, dapat menandakan adanya gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa penyebab yang dapat mempengaruhi kadar hematokrit dalam dara. 

Penyebab Kadar Hematokrit Tinggi

Kadar hematokrit yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi yang meningkatkan produksi sel darah merah atau mengurangi volume plasma dalam darah, berikut di antaranya.

1. Penyakit Jantung

Ketika jantung tidak mampu memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh, tubuh berusaha mengatasi kekurangan oksigen dengan memproduksi lebih banyak sel darah merah.

2. Dehidrasi

Ketika tubuh mengalami dehidrasi, kandungan air dalam darah berkurang, termasuk plasma. Penurunan plasma ini meningkatkan rasio sel darah merah dalam darah, sehingga kadar hematokrit meningkat.

3. Jaringan Parut pada Paru-paru

Kerusakan atau penebalan jaringan paru-paru menghambat kemampuan sel darah merah untuk mengangkut oksigen secara efektif, yang kemudian memicu tubuh memproduksi lebih banyak sel darah merah.

4. Sleep Apnea Obstruktif

Sleep apnea obstruktif telah dikaitkan dengan peningkatan kadar hematokrit. Gangguan tidur ini menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah, yang merangsang produksi sel darah merah lebih banyak.

5. Merokok

Merokok meningkatkan produksi hormon erythropoietin yang merangsang pembentukan sel darah merah, menyebabkan peningkatan kadar hematokrit.

6. Keracunan Karbon Monoksida

Paparan karbon monoksida memengaruhi kapiler dan menurunkan jumlah plasma, sementara tubuh merespons dengan meningkatkan produksi sel darah merah.

7. Penggunaan Testosteron

Penggunaan hormon testosteron dapat meningkatkan produksi sel darah merah, yang berdampak langsung pada kadar hematokrit yang lebih tinggi.

Penyebab Kadar Hematokrit Rendah

Kadar hematokrit yang rendah, atau anemia, menunjukkan bahwa jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih sedikit dari normal. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti lemah, pucat, dan kesulitan bernapas. Beberapa penyebab umum dari kadar hematokrit rendah meliputi,

1. Kehilangan Darah

Kehilangan darah akibat cedera atau penyakit dapat menurunkan jumlah sel darah merah dalam tubuh.

2. Leukemia

Pada leukemia, sel-sel abnormal di sumsum tulang menggantikan sel darah merah yang sehat, menyebabkan penurunan kadar hematokrit.

3. Anemia Hemolitik

Pada anemia hemolitik, sel darah merah rusak atau mati lebih cepat daripada yang bisa digantikan oleh tubuh, sehingga menyebabkan kadar hematokrit menurun.

4. Hiponatremia

Hiponatremia, kondisi di mana tubuh memiliki terlalu banyak air, membuat darah menjadi encer, yang pada gilirannya mengurangi kadar hematokrit.

5. Penyakit Ginjal

Anemia sering kali menjadi komplikasi penyakit ginjal, di mana produksi sel darah merah terganggu.

6. Penyakit Tiroid

Hormon tiroid berperan dalam mendukung produksi sel darah merah. Penyakit tiroid dapat mengurangi produksi sel darah merah, menyebabkan penurunan kadar hematokrit.

7. Gangguan Autoimun

Penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis dapat merusak sel darah merah, mengakibatkan kadar hematokrit yang rendah.

8. Efek Samping Obat

Beberapa obat, seperti kemoterapi dan obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), dapat menekan produksi sel darah merah di sumsum tulang, menurunkan kadar hematokrit.

9. Kekurangan Asam Folat

Asam folat penting untuk pembentukan DNA dalam sel darah merah. Kekurangannya dapat menyebabkan anemia megaloblastik, yaitu sel darah merah yang abnormal.

10. Defisiensi Vitamin B12

Kekurangan vitamin B12 juga dapat menyebabkan anemia megaloblastik, di mana sel darah merah yang terbentuk lebih besar dari ukuran normal, tetapi fungsinya terganggu.

 

Kapan Hematokrit Perlu Diperiksa?

Melihat Tes Serologi COVID-19 untuk Petugas Medis
ilustrasi pengambilan darah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemeriksaan hematokrit adalah bagian penting dari evaluasi kesehatan yang dilakukan dokter untuk memantau keseimbangan sel darah merah dalam tubuh. Tes ini membantu dalam mendiagnosis dan memantau berbagai kondisi medis. Berikut adalah beberapa situasi di mana pemeriksaan hematokrit diperlukan.

1. Gejala Anemia

Pemeriksaan hematokrit diperlukan ketika seseorang mengalami gejala yang terkait dengan anemia, seperti kelemahan yang berlebihan, sesak napas, pusing, pucat, dan denyut jantung yang cepat. Tes ini akan membantu dokter menentukan apakah pasien memiliki kadar sel darah merah yang rendah, yang menjadi ciri utama anemia.

2. Pemantauan Penyakit

Bagi pasien yang telah didiagnosis dengan penyakit tertentu seperti anemia, penyakit ginjal, penyakit hati, atau gangguan lainnya yang dapat memengaruhi kadar sel darah merah, pemeriksaan hematokrit dilakukan secara berkala. Tes ini membantu dokter memantau bagaimana kondisi tersebut berkembang atau bagaimana tubuh merespons pengobatan yang diberikan.

3. Sebelum dan Setelah Tindakan Medis

Pemeriksaan hematokrit juga diperlukan sebelum dan setelah tindakan medis tertentu, seperti transfusi darah, operasi, atau terapi yang memengaruhi jumlah sel darah merah. Ini dilakukan untuk memantau apakah komposisi sel darah merah berubah selama atau setelah prosedur medis tersebut, sehingga dokter dapat mengambil tindakan yang tepat jika diperlukan.

Dengan memantau kadar hematokrit, dokter dapat memberikan perawatan yang lebih akurat dan memastikan bahwa kondisi kesehatan pasien tetap stabil.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya